00. Bertemu

280 21 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Langkah kaki mungil sang gadis tak henti-hentinya terdengar dipenjuru sekolah. Entah sudah berapa kali ia menyebutkan nama hingga kelasnya. Sebenarnya murid lain sudah menawarkan bantuan atas namanya, tapi selalu tertolak. Lagian memang sudah seharusnya pendaftaran kegiatan sekolah dilakukan oleh sang murid itu sendiri.

Bahkan kini sudah lebih dari lima kegiatan yang ia pilih, jika kalian bertanya apakah lelah? Tentunya, tapi semua ini sudah biasa dilakukan sang gadis sejak kecil. Sebenarnya sudah cukup, namun orang tuanya meminta untuk menambahkan satu kegiatan lagi saat dibangku SMA.

Vicky Jane Wonyilla, biasa dipanggil Wony atau Jane.

Ah siapa yang tidak mengenal Vicky Jane? Satu-satunya anak pengusaha ternama, siapapun mengira ia adalah gadis paling sempurna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ah siapa yang tidak mengenal Vicky Jane? Satu-satunya anak pengusaha ternama, siapapun mengira ia adalah gadis paling sempurna. Cantik, pintar, aktif, periang, lucu, kaya raya, berbakat dalam berbagai bidang, lalu apa lagi yang kurang darinya?

Memang, sisi buruk dari kesempurnaan nya, banyak yang iri ataupun enggan berteman dengannya. Walaupun begitu Wony juga gadis biasa yang ingin merasakan hal nya dengan remaja lain. Bermain, jalan-jalan, atau sekedar menghabiskan waktu dengan orang dicintainya. Namun tentu saja kedua orang tuanya benar-benar mengatur segala hal termasuk privasinya. Konyol memang, padahal kini Wony sudah masuk SMA, bukankah seharusnya cukup layak mendapatkan privasi dan memilih masa depannya sendiri.

"Wony, tahun lalu kamu menambah kelas biola. Ada bagusnya tahun ini menambah bakat lainnya? Benar bukan?"

"Tapi pa, sekarang Wony sudah dewasa. Wony mau ambil keputusan sendiri."

"Sejak kapan kamu nolak perintah papa? Selama ini papa dan mama kamu udah berjuang semaksimal mungkin menyekolahkan kamu."

"Papa kamu benar Wony, bukankah seharusnya semakin dewasa Wony paham kalau ini juga yang terbaik? Tolong ngertiin papa kamu." Anggukkan serta senyuman lemah Wony terlihat begitu berat.

Lamunan gadis itu tersadar, bagaimanapun ia sudah berjanji pada kedua orang tuanya. Bagaimana bisa mengabaikan semua ini? Lebih baik melawan pihak sekolah daripada papa dan mamanya. Begitulah apa yang dipikirkan Wony.

𝐘𝐎𝐔𝐑 𝐒𝐌𝐈𝐋𝐄 - 𝘑𝘢𝘯𝘨𝘬𝘬𝘶Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang