Setelah kejadian super aneh barusan, Satya bangun dari tatapan super tajam itu. Lalu mengucapkan maaf pada Wony dengan sifatnya yang tidak mengenakkan. Wony menjelaskan bukan maksudnya mengatakan Satya tidak sopan, tapi sopan dan tegas pada awalnya. Namun kini ia sangat berhati-hati jika berhadapan dengan Wony, jelas saja ia merasakan perubahan itu.Kejadian selanjutnya juga tidak mendukung, motor beat milik Satya tidak bisa menyala. Wony dengan sergap menelpon supir pribadi dan menjemput keduanya di depan sekolah.
"Pak, nanti tolong anterin motor mogok tadi ke bengkel. Nanti kalau udah hubungi Jane aja." pintanya.
"Baik non."
Sangat hening,
Sebenernya Satya sangat tidak enak, ia juga heran dengan dirinya kenapa sangat aneh sekali. Baru kali ini ia mengalaminya.
"Kak."
"Won."
"Duluan."
"Duluan."
Dua kali berucap bersamaan, Wony menatap Satya yang menatap lurus kedepan. Karenanya Wony berinisiatif untuk mengucapkan sepatah kata dahulu.
"Sebenarnya orang tua Wony engga sebesar itu kak. Ayah direktur perusahaan biasa dan mama karyawan biasa."
"Tadi Wony ketawa karena sadar kak Satya selama ini jadi berubah karena itu. Kalaupun iya, itu bukan masalah. Jadi diri kakak seperti biasanya" Satya menatap Wony, tatapan mereka bertemu. Hanya diam tidak ada respon apapun.
'Pas banget, selesai dibilangin langsung balik ke setelan awal, cuek.'
"Kak, udah sampai."
Satya hendak protes, karena saat ini keduanya malah berada di depan mall mewah. Jelasnya bagaimana nanti jika barang yang dibeli diluar kendali dompet Satya, akan lebih memalukan jika terjadi. Akhirnya Satya menolak dan menyuruh supir pribadi Wony mengantarkan mereka ke sebrang.
"Ayo, disini aja."
Wony hanya menurut.
Mengambil sesuai kebutuhan, Satya menjelaskan bahwa club nya biasa pesta daging bakar dan soda saja. Namun Wony menawarkan untuk membeli banyak snack, karena tertolak akhirnya beralibi untuk dirinya sendiri.
"Serius lo mau beli itu semua?" heran Satya menatap keranjang Wony berisi penuh jajanan.
Mencoba melupakan kejadian yang lalu, Wony berusaha mencairkan suasana dan berbincang ringan dengan Satya sembari memilih belanjaan.
"Udah cukup Won."
"Okay captain."
Mendengar panggilan baru itu Satya tersenyum tipis, wah moodnya cepat sekali berubah. Orang lain mungkin mereka adalah pasangan serasi dengan sedikit kecanggungan. Lucu sekali bukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐘𝐎𝐔𝐑 𝐒𝐌𝐈𝐋𝐄 - 𝘑𝘢𝘯𝘨𝘬𝘬𝘶
Fanfiction[𝗢𝗡 𝗚𝗢𝗜𝗡𝗚] Bibir itu membentuk bulan sabit, bulu mata yang lentik dan mata menyipit, terlihat begitu indah. Bagaimana senyuman itu mulai merubah nya . .