Part 7♡

11 2 0
                                    

Annyeong🙋💜
And
Happy Read


♡♡♡


Bianca memasuki rumahnya dengan perasaan yang sulit diartikan. Entahlah kenapa wajah Jimin selalu terbayang-bayang di pikirannya.

Bianca menggeleng kuat
"Ngga, ngga mungkin"

Seperti ada yang jatuh, tapi bukan buah mangga.

Bianca menuju kamarnya yang berada di lantai atas. Tampa mengganti seragamnya dahulu, gadis itu langsung tengkurap di atas kasur. Lalu tangannya mengambil novel yang baru saja ia beli.

Bianca menatap tiga tumpukan buku itu
"Kenapa dia mau bayarin buku ini? Hah! Jangan-jangan tuh cowok ada maunya" Ucap Bianca kepada dirinya sendiri.

Bianca menggeleng untuk menepis pikiran buruknya.

°°°

Sudah dua minggu berlalu, Bianca berada di sekolah barunya. Masa yang paling mengesankan dan masa yang tidak akan terlupakan.

Semua siswa yang berada di kelas Bianca menatap kedepan, tepatnya papan tulis yang berisi coretan rumus-rumus fisika. Membukat kepala mereka seaskan ingin pecah seketika.

"Huh!"Jungcaa membanting bukunya membuat Bianca kaget dan menoleh.

"Lo kenapa sih?"

"Gue pusing liat angka-angka ini" Ucap Jungcaa lalu menelungkupkan kepalanya di tumpukan tangannya.

"Gue udah kok, nih kalau mau liat"

Mata Jungcaa berbinar-binar mendengar ucapan Bianca.
"Aaaaa~ sayang kamu"

Dengan sigap Jungcaa menyalin semua pekerjaan Bianca.

Sampai bel berbunyi, tanda jam istirahat. Semua murit akhirnya bisa bernafas lega, mata mereka yang awalnya mengantuk, tiba-tiba menjadi segar lagi.

Semua siswa keluar kelas dengan tujuan masing-masing, ada yang kekantin, bertemu kekasihnya, ke perpustakaan, dan lainnya.

Begitupun Bianca dan Jungcaa, mereka sekarang sedang berada di kantin.

Bianca menatap ketiga cowok tersebut sambil menahan makanan yang akan masuk kedalam perutnya. Matanya membulat karena kaget. Begitupun Jungcaa, bahkan sampai tersedak baksonya.

Dengan cepat Jungcaa meneguk minuman yang berada depannya.

Yang benar saja cowok populer di sekolah tiba-tiba duduk di hadapannya. Semua isi kantin melihat ke arah mereka.

"Santai aja. Kita cuma mau duduk di sini, bukan mau makan kalian. Jadi ngga usah tegang" Ucap Jungkook membuat Jungkook menoyor kepalanya.

"Kanibal goblok!"

"Kenapa?" Tanya Jimin saat melihat Bianca menatapnya.

Bianca gelagapan
"E-eh, N-ngga papa" Jawab Bianca

"Jangan sewot gitu dong bro, kasian tuh gebetan lo takut tuh" Jungkook menepuk bahu Jimin.

Detik kemudian Jimin tersenyum sambil menatap Bianca.
"Lanjutin aja makannya"

Dengan ragu Bianca mengangguk, bagaimana bisa tenang jika harus makan dan berhadapan dengan Jimin. Bahkan selera makannya pun jadi tidak enak.

Jungcaa menyenggol lengan Bianca.
"Pergi aja yuk" Bisik Jungcaa membuat Bianca berfikir sedikit.

Kalau mereka pergi berarti Bianca tidak jadi makan karena baru satu suapan masuk ke dalam mulutnya. Itupun susah payah Bianca menelannya. Sedangkan perutnya masih minta diisi.

My Boy: Jimin✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang