2. Jay

666 79 4
                                    

"Pagi sayang" Jake mengecupi seluruh wajah Ethan, gemas dengan anaknya yang memasuki masa puber eh atau sudah melewati ya? Pokoknya waktu berjalan begitu cepat. Baru kemarin ia mengajak Ethan pulang ke apartment dan mengajarinya memanggilnya Papa. Sekarang remaja itu sudah tumbuh tinggi dan menawan, sudah 18 tahun! Jake bahkan kalah tinggi dengan anaknya.

"Sebentar papa, 5 menit" ucap Ethan sembari menutup wajahnya dengan selimut tebal.

Jake hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan anaknya, anak ini sungguh susah jika disuruh bangun. Jake membuka kasar selimut yang menutupi wajah Ethan, kemudian  menarik menarik kedua tangan yang lebih muda agar segera bangun.

"Arghhh.. papa!!! Malas sekali bangun" giliran anak itu menarik tangan Jake bersamanya agar kembali tidur dikasur. Jake yang ditarik paksa terjungkal menimpa badan besar anaknya, wajahnya menempel sekali keleher yang lebih muda membuatnya gelagapan karena demi Tuhan, bibirnya tidak sengaja membentur leher Ethan dan tanpa sengaja(lagi) bibirnya mengecup leher Ethan yang harum dan maskulin. Tunggu? Apa yang dia pikirkan? Jake segera bangun dari tubuh Ethan dan memukul pelan anaknya.

"Itu tadi berbahaya sekali! Untung bibir papa tidak kena dagumu. Kalau iya bisa berdarah. Cepat bangun, papa sudah masak sarapan hari ini" Jake menggerutu sembari keluar dari kamar yang lebih muda. Ethan tersenyum kecil kemudian berlari menyusul papa kecilnya keluar.

"Stop! Mana lihat yang sakit??" Ethan menangkup kedua pipi Jake, berlagak meneliti wajah papanya yang tentu saja tidak terluka sedikitpun

"Tidak ada yang kurang kok, cuman kurang ini saja" Ethan mencium pipi kanan papanya (lebih tepatnya sih menyedot) hingga liurnya tertinggal dipipi papa angkatnya. Secepat kilat Ethan berlari ke kamar mandi sebelum terkena amukan yang lebih tua.

"HEI ETHAN!! LIURMU MENJIJIKAN SEKALI"

"SORRY PAPA!!" Ethan berteriak dari kamar mandi sembari tertawa keras.








••••••••••••••••••••••••••••••••








Jam menunjukkan pukul 8 malam, Ethan baru pulang dari ekstrakulikuler dan lesnya. Ya ampun lelah sekali menjadi siswa tahun terakhir, walaupun masih semester pertama sih tapi tetap saja terasa heticnya. Ethan itu pintar kok, pintar sekali malahan. Tidak pernah keluar dari 10 besar di angkatannya. Tapi tumbuh dikeluarga yang menomorsatukan pendidikan keseharian inilah yang harus dia hadapi. Untung besok akhir pekan, nanti malam dia bisa begadang bermain game. Tidak sabar rasanya, maka dari itu ia tergesa menekan password apartement papanya. Hari jumat biasanya pulang lebih awal, ah ingin sekali memeluk papa kecilnya

"Nggghhh ja-yhh stophh... E-ethann pulanghh" bukan sebuah senyuman papanya yang menyambut, tetapi desahan papanya yang kini sedang dipangku oleh lelaki lain. Ia mengepalkan tangannya kuat, sangat benci dan murka melihat pemandangan didepannya.

"Papa?"

"Oh sudah pulang sayang?" Jake segera bangun dari pangkuan lelaki itu. Menghampiri Ethan kemudian mengusap lengannya lembut sembari tersenyum seolah tidak terjadi apa-apa. Ethan melirik yang lebih pendek, pandangannya menelisik dan jatuh ke leher sang papa. Tanda merah banyak sekali.

"Jadi ini anakmu" lelaki itu -Jay- menghampiri mereka kemudian memeluk pinggang Jake dengan sebelah tangannya.

"Papa bilang tidak akan menikah? Kenapa sekarang membawa pacar?" Ucapan Ethan pedas sekali, tapi Jake tersenyum maklum. Ethan dimatanya masihlah anak kecil berumur 12 tahun. Kecemburuan anak pada orang tua normal kan?

"Hei tenang buddy. Kami tidak akan menikah" Jay menepuk bahu Ethan seolah mereka kawan dekat. Ethan mencengkram tangan Jay erat, kemudian melemparkan tangan yang lebih tua seolah enggan disentuh. Memang iya

"Wow santai, aku akan pergi kalau begitu. Dah babe" Jay mengecup sekilas pipi Jake yang dibalas senyuman, Jake mengantar Jay sampai ke pintu. Dan mata Ethan mengikuti setiap langkah mereka, bagaimana mereka saling mengecup bibir dan terakhir melihat bagaimana Jake melambaikan tangannya antusias. Ah kenapa bumi panas sekali. Ethan memasuki kamarnya setelah membanting pintu dengan cukup keras.

GARIS [ HEEJAKE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang