Waktu terus berjalan semakin memuakkan bagi Ethan. papanya dan bajingan itu semakin dekat, waktu akhir pekan yang biasa Ethan habiskan dengan sang papa kini diambil alih oleh Jay. Pacar papanya, ini sabtu malam dan hampir tengah malam. Papanya memberi kabar jika ia tidak akan pulang dan menginap di tempat Jay. Tanpa bertanya juga Ethan tau apa yang akan dilakukan sepasang kekasih itu. Astaga kenapa sakit sekali, ia ingin menangis tetapi rasa marahnya lebih mendominasi sekarang. Harusnya dia bersikap biasa saja karena tentu saja orang dewasa membutuhkan pelepasan kan? Tapi ia tidak rela sama sekali jika papanya bersama orang lain.
"Halo? Di basecamp? Aku menginap disitu" tanpa menunggu lawan bicara membalas ucapannya,Ethan mematikan sambungan telepon dan bergegas pergi.
••••••••••••••••••••••••••••••••
"Nicholas menantang balapan, bagaimana?" Sunghoon melempar pertanyaan pada teman-temannya.
"Aku takut" Jungwon bergidik, Nicholas itu jago diarena ditambah tampang dia yang menyeramkan.
"Biar aku yang maju" ucapan Ethan membuat semua orang terdiam.
"Kau? Tumben sekali" Beomgyu menatap temannya ragu.
"Ya memang kenapa? Sesekali mencoba tidak apa-apa kan? Aku bisa pinjam motor Jeongin" Ethan berucap santai sembari mengunyah kuacinya.
"Yak! Jangan korbankan motorku, taruhannya kali ini motor. Gila sekali kalo sampai kalah. Tidak berani minta beli ke ayah" Jeongin tentu saja menentang ide gila Ethan. Enak saja, itukan motornya.
"Lagipula kau tidak pernah turun ke arena, kalo cuman main-main sih sering. Tapi ini balapan sungguhan loh, motor taruhannya" Sunghoon mencoba menasehati temannya yang kelewatan gila itu.
"Kau pikir aku miskin? Kalau kalah ya motormu aku ganti" Ethan tidak berbohong, tabungan yang ia kumpulkan dari uang saku dan jatah bulanan Mami Tiffany dan Kak Jeno banyak sekali karena tidak pernah ia gunakan.
"Uang dari papa gulamu ya?" Ucap Beomgyu main-main dan dihadiahi lemparan kulit kuaci.
••••••••••••••••••••••••••••••••
Meja makan tidak pernah sedingin ini, biasanya mereka berdua makan sesekali mengobrol bagaimana hari yang mereka lalui. Ethan dan Jake tidak seorangpun memulai pembicaraan. Ethan enggan berbicara, karena demi apapun jika ia mendengar suara lembut Jake maka dadanya akan sakit sekali. Sedangkan Jake bersikap biasa saja, tidak terganggu dengan keheningan sedikitpun.
"Aku selesai, taruh saja piringnya disana. Biar aku yang mencuci" Ethan berdiri tanpa menunggu respon lawan bicaranya.
"Biar papa saja, tunggu sayang" Jake meraih lengan Ethan, mencegah anak angkatnya untuk pergi.
"Libur natal nanti bagaimana kalau kita ke Brunei? Kita akan mengunjungi ayah Jay disana. Kamu mau ikut?" Astaga apalagi ini, Ethan rasanya ingin mengamuk. Mukanya sudah merah padam namun harus menahan emosinya demi sang papa.
"Ini masih bulan oktober pa, kenapa sudah membicarakan liburan? Aku ingin fokus sekolah dan semua les tambahan"
"Ah maaf, papa terlalu bersemangat"
"Lagipula apa itu? Bukannya ayah bilang tidak tertarik pada sebuah hubungan?" Ethan terkekeh kecil, ucapan orang dewasa itu tidak bisa dipegang ya.
"Papa rasa tidak buruk juga memiliki pasangan" Jake hanya tersenyum salah tingkah, enak sekali menjilat ludah sendiri.
"Dari awal harusnya papa tidak usah bicara omong kosong" Ethan berujar lirih, sangat lirih hingga Jake tidak mendengar ucapannya.
••••••••••••••••••••••••••••••••
Ethan Ethan Ethan, kalo pake Heeseung kepanjangan.
Kalian suka gak tulisannya?
Liat papa kecil kalo ngajar outfitnya begini, biasanya sih lepas jas soalnya gerah
KAMU SEDANG MEMBACA
GARIS [ HEEJAKE ]
Fanfiction'cemburu dengan ayah sendiri wajarkan?' Jake mencoba meyakinkan dirinya sendiri. heejake heeseung x jake enhypen agegap!Jake older no incest! Dom!hee x sub!jake Highest rank #4 - heejake