"Aku cuma tanya, kamu 3 minggu yang lalu kemana? 3 hari kok nggak ada kabar. Kalo ditanya selalu ngeles!" protes Silvi.
"Ya kamu keterlaluan, selalu curiga. Kan udah aku bilang aku pulang," kataku.
"Mana ada pulang ke rumah di luar hari libur, nggak ngabarin pacarnya sama sekali dan malah ngilang!" Silvi tidak percaya.
"Papa aku sakit, Silvi! Udah kubilang ke kamu juga kan?"
"Iya, setelah kamu balik, bukannya sebelum pulang. Pamit kek, apa kek."
Aku bingung harus berkata apa lagi.
"Yaudah, oke! Sekarang aku pinjem HP kamu," Silvi langsung mengulurkan tangannya meminta ponselku.
Sekilas aku ragu, tapi untungnya semua chat yang mencurigakan sudah kuamankan. Aku pun memberikan ponselku padanya.
Setelah mendapatkan ponselku, Silvi langsung membuka Twitter, yang langsung menampilkan kode pola agar dapat dibuka.
"Kenapa kok dikunci segala?" Silvi mulai menginterogasi.
Aduh. Biasanya, aku logout dari akun alter Twitterku dan menonaktifkan kunci aplikasi agar tidak mencurigakan. Tapi aku lupa masih belum me-logout akunku itu, dan karenanya masih kuaktifkan kunci aplikasinya.
Aku bingung harus apa, akhirnya kuambil kembali ponselku. Gawat kalau sampai Silvi menemukan akun alterku, apalagi direct message-ku yang penuh dengan cewek-cewek alter.
"Tuh kan! Kenapa panik? Udah lah, berkali-kali aku sabar-sabarin, berkali-kali kamu maaf-maaf, tapi kamu nggak ngehargain aku sama sekali! Aku nggak bisa kucing-kucingan terus kayak gini, dibikin curiga sama pacar aku sendiri!" lalu dia menambahkan. "Mantan!" sebelum akhirnya Silvi pergi meninggalkanku.
Harusnya aku mengejarnya, atau minimal memanggilnya untuk berhenti. Tapi pikiranku sedang kacau dan aku tak bisa berpikir jernih.
Namaku Adit dan aku baru saja putus dengan pacar 2 tahunku itu. Kami menjalin hubungan sejak semester 2. Meskipun memang putus nyambung, tapi sepertinya inilah akhirnya.
Memang untuk ini aku yang salah karena aku bermain api. Meskipun aku pacaran dengan Silvi, tapi aku tak ingin berbuat lebih dari ciuman dengannya. Dia bilang kalau belum pernah bersetubuh dengan mantan-mantannya sebelum aku, tapi dia mau memberikan keperawanannya untukku.
Aku memang mencintai mantan-mantanku sebelumnya termasuk Silvi, tapi kalau untuk berhubungan seks aku tidak sampai hati melakukannya dengan mereka. Bahkan untuk membayangkan aku mengentot mereka saja aku tidak tega. Aku takut merusak mereka. Tapi, kalau dengan cewek cantik dan sexy lain selain pacar yang kucintai, aku tak segan-segan mengentoti mereka sampai minta ampun.
Penyaluran nafsu itu salah satunya kulakukan dengan membuat akun alter, akun Twitter khusus tanpa menunjukkan identitas terbuka yang kupakai untuk menjaring cewek-cewek yang butuh kontol untuk menghajar memeknya. Saat ini aku punya seorang FWB yang sudah kunikmati luar dalam tubuhnya, beberapa FWB lama yang sudah jarang berkontak, sempat ONS dengan cewek-cewek yang kebetulan pernah mampir di kota domisiliku, serta cukup banyak yang hanya sekadar berkirim pesan di direct message sambil saling kirim foto lekuk tubuh.
Tanpa berniat sombong, aku memang cukup populer di sana karena kelebihan fisikku. Hanya dengan foto kontolku yang memang tergolong big size, aku bisa menjaring ratusan followers (tapi kemudian langsung kuhapus hari itu juga). Kalau ingin lebih banyak, biasanya aku juga memposting foto tubuh atletisku dengan wajah tersensor. Tapi untuk foto shirtless ini biasanya tercampur dengan followers cowok yang menyukai cowok juga. Hanya barisan FWB dan ONS yang sudah terseleksi dengan ketat yang cukup beruntung bisa bertemu denganku secara langsung serta menikmati ganasnya kontolku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akibat Pinjaman Online
General FictionAdit menyesal telah berurusan dengan pinjaman online. Dalam waktu 3 hari, dia harus segera melunasi hutangnya atau identitasnya disebarluaskan. Sementara itu, Adit juga sedang bertengkar dengan ayahnya dan terancam untuk tidak mendapat uang bulanan...