Part 5

2.8K 90 9
                                    

Aku melihat-lihat villa selagi masih jeda istirahat. Seperti perkiraanku tadi, villa ini memang punya banyak kamar yang rata-rata luas seperti master bedroom. Di lantai 2 juga terdapat ruang tengah yang luas dan homey. Aku pun baru sadar kalau villa ini punya 3 lantai. Tapi di lantai 3 hanya ada ruang santai dan rooftop.

"Ppppp dmn?" Rizki mengirimiku pesan.

"Ada job. Knp?"

"Widih, job apaan?"

"Ada lah, ntar u bakal tau."

"Ajak w lah kapan2, butuh duit tambahan juga nih."

"Mau tanya apaan njir? W lagi ga di kosan."

"Oiya. Apa ya, lupa w. Lagi kangen u aja kayanya."

"Gw tembak pala u ya."

"Love u too 😘 ntar aja w chat lagi kalo inget."

"Kontol."

Ga jelas banget emang bocil gede satu itu. Toh kalau perlu sesuatu atau perlu mengungsi ke kosku pun, kunciku kutinggalkan di tempat biasanya dan Rizki juga sudah biasa keluar masuk.

Saat ini aku di ruang santai lantai 3. Reno kulihat bolak-balik memasang perlengkapan di ruang tengah lantai 2 dan di salah satu kamar lantai 2. Wilson ke mana ya? Tidak terlihat sejak tadi.

Setelah beberapa saat, kami pun briefing sebelum memulai pemotretan.

"Buat sesi ini aku breakdown lagi ya. Jadi nggak pakai sesi 2 dan 3, tapi berdasarkan lokasi aja. Lokasinya pertama di ruang tengah lantai 2, kedua di dapur lantai 2, ketiga di kamar mandi kamar A lantai 2 dan keempat di kamar A lantai 2," jelas Reno. Kamar A sebetulnya salah satu kamar saja, tidak ada penunjuk ABC di masing-masing kamar.

"Lalu, masing-masing lokasi nanti ada 2 tahap ya, tahap pertama Dewa solo, lalu tahap kedua couple Dewa dan Wilson," lanjut Reno.

Kami pun mulai pemotretan. Lokasi pertama di ruang tamu. Kali ini di awal aku memakai kemeja putih lengan panjang dengan dasi merah dan celana hitam panjang. Nanti satu persatu pakaianku akan lepas hingga telanjang bulat. Aku ingat lagi dengan konsep foto di website portofolio Reno yang pernah dikirimkan kepadaku. Aku benar-benar akan punya laman sendiri juga di sana rupanya.

Pose di sesi ini semuanya sensual dan menggoda. Mulai dari duduk di sofa sampai karpet lantai, dengan ekspresi yang antara diam dengan tatapan tajam atau memejam dengan mulut terbuka sedikit. 'ekspresi kayak lagi coli' kata Reno. Dan juga seperti konsep, satu persatu pakaianku menghilang. Saat telanjang bulat juga di awal tertutup bantal sofa dan tanganku, lalu benar-benar bulat penuh.

"Ngacengin kontolmu, Wa. Perlu dibantu Wilson?" suruh Reno.

"Nggak, nggak usah," kataku.

"Padahal kalo kubantu juga boleh loh, Wa. Nggak ngerepotin kok," kata Wilson.

Sianying hahaha. Aku pun mulai mengocok kontolku. Reno sibuk melihat foto-foto sebelumnya sementara Wilson melihat lekat sambil senyum-senyum.

Kontolku pun ngaceng, tapi tak lama layu kembali. Memang tidak ada stimulasi seksual, apalagi harus ngaceng di depan 2 cowok lain. Jelas saja singa kembali tidur. Tapi sialnya aku jadi mengocok kontol di antara shoot satu dan shoot lain. Wilson ketawa-ketawa saja disuguhi pemandangan cowok ganteng coli.

Lalu selanjutnya tahap 2. Wilson berpakaian sama sepertiku tapi dengan tambahan sweater vest, sementara aku kembali berpakaian lengkap seperti tadi. Pose-pose kami seperti sepasang kekasih yang saling menggoda satu sama lain. Ada pose Wilson menarik dasiku, aku menindih Wilson, kepala Wilson dekat di selangkanganku, dan macam-macam. Juga dengan konsep yang sama, satu persatu pakaian kami menghilang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Akibat Pinjaman OnlineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang