therten

1.2K 108 37
                                    

🦋🌻

Sudah satu bulan Junkyu menghilang dari pandangan Haruto,pun Haruto yang mencari Junkyu tanpa mengenal lelah, sehabis pulang sekolah Haruto selalu mencari Junkyu,selama sebulan itupun Haruto sudah memutuskan hubungannya dengan winter.

"Kyu kamu dimana sayang?"tanya Haruto menatap jalan yang sepi,wajar Karna ini sudah tengah malam,tatapan sendu Haruto layangkan.

"Kyu aku mohon...maafin aku..maaf kyu, ijinin aku buat perbaiki kesalahan aku"Haruto ingin marah pada takdir namun,ini semua salahnya. Dulu saat Junkyu didekatnya, dipeluknya, digenggamannya dia menyia-nyiakan,dan sekarang dirinya dengan tidak tahu diri menginginkan itu kembali padanya.

🦋🌻

Dilain sisi, Junkyu terbaring lemah dengan alat-alat yang menancap pada tubuhnya, selang dan kabal itu tentunya alat agar Junkyu tetap hidup.

Wonyoung dan Rei menatap meringis keadaan Junkyu yang jauh dari kata baik. Sehabis mereka main,malamnya Junkyu mengalami sesak hebat didadanya tak lama Junkyu tak sadarkan diri hingga sekarang. Dokter bilang mereka harus bisa mengikhlaskannya karena kemungkinannya Junkyu untuk bisa bertahan itu sangat kecil. penyakit jantungnya sudah stadium akhir, terlebih lagi Junkyu hanya memiliki satu ginjal

"Won apa kita kasih Haruto keberadaan Junkyu"tanya Rei kedua gadis itu sedang berada dikantin rumah sakit

"Gak. Lo gak inget perlakuan Haruto perlakuin Junkyu kek apa?"tanya Wonyoung sedikit emosi

"Gue inget won,tapi mau gimana pun juga Haruto itu suaminya Junkyu,orang yang Junkyu cinta dari dulu" perkataan Rei ada benarnya seburuk apapun Haruto memperlakukan Junkyu tetap saja Haruto itu suaminya,orang kekasihnya, orang yang mengisi hati Junkyu, orang yang pernah buat Junkyu bahagia.

Tapi Wonyoung tetap saja taakan Sudi memberitahu Haruto dimana Junkyu berada. Wonyoung takut jika Haruto memperlakukan lebih buruk lagi Karna Junkyu yang membantahnya,lagi pula ini juga sudah menjadi bagian dari rencana untuk menjauhkan Junkyu dari Haruto, Wonyoung ingin melihat Haruto menyesal, tersiksa karena hari-harinya dipenuhi rasa bersalah dan penyesalan seumur hidup.

"Lo bener Rei tapi tetap aja gue gak akan kasih tau keberadaan Junkyu dalam waktu dekat ini, biarin Junkyu sembuh dulu dari rasa sakit hati dan fisiknya"sahut Wonyoung Rei hanya mengangguk singkat dirinya tak bisa berbuat apa-apa jika Wonyoung sudah membuat keputusan.

Malam ini adalah salju pertama turun cuaca diluar sangat dingin dengan angin cukup kencang. Biasanya orang-orang akan menyambut salju pertama turun dengan hati yang gembira namun,berbeda dengan kelima remaja yang sedang menunggu khawatir didepan ruangam UGD.

Wonyoung,Rei, Jeongwoo,Hyunjin,dan Yoshi. menatap sendu dan khawatir pintu kaca berukuran besar itu dengan lampu merah diatasnya menndakan didalam sedang ada yang berjuang hidup dan mati.

Beberapa jam lalu tubuh Junkyu mengejang hebat detak jantung melemah,suhu tubuhnya menurun, nafasnya juga semakin menipis. Didalam Junkyu sedang berjuang hidup dan mati,dengan tenanga medis yang berusaha agar Junkyu tetap hidup.

Semua usaha yang kita lakukan akan kalah dengan takdir. Namun, setidaknya kita sudah berusaha,sama seperti Junkyu yang sudah berusaha, bertahan sampai didetik ini, Junkyu lelah bertahan maka, Junkyu memilih untuk menyerah, Junkyu lebih memilih bertemu sang bunda ayah ketimbang bertemu dengan Haruto yang mengharapkan kehadiran kembali.

Alat EKG menandakan garis lurus,tenanga medis pun menyudahi tugasnya. Tuhan lebih sayang pada Junkyu maka,tuhan mengambil Junkyu, perjalanan Junkyu cukup sampai disini saja, Junkyu terlalu baik untuk tinggal didunia yang kejam. Junkyu patut dapat tempat yang indah yang dimana hanya kebahagiaan yang Junkyu rasakan bukan rasa sakit.

Luka Dunia || harukyu [END](Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang