|03| Awan Gelap dan Sosok Hitam

4 2 0
                                    

Aku terbangun dengan suara familiar di telingaku. Hal yang terus berulang selama sepuluh tahun. Pintu jeruji itu telah dibuka kembali.

Aku duduk di meja makan seperti biasanya. Kali ini sarapan yang disajikan adalah roti dan salad.

"Apa nona mau dibuatkan sandwich?" Tanya Ivy sebelum memulai sarapan pagi ini. Aku menggeleng pelan.

"Itu akan menjadi makan siangku"

Ivy mengangguk mengerti.

Pagi biasa seperti pagi lainnya kulewati dengan lambat. Lagi lagi aku menatap langit biru yang cerah. Namun, disana terlihat awan gelap berkumpul. Keningku berkerut. Kurasa ini pertama kalinya ada awan kelabu dengan kilatan violet menutupi kerajaan Alcazar. Perasaanku tidak nyaman dan terasa mengganjal.

Tak lama terdengar suara berdebat di dapur, membuatku menoleh.

Terlihat Ivy dan Hanna seperti memperdebatkan sesuatu dengan suara berbisik yang samar samar. Bagaimanapun aku tidak beranjak dari tempatku, hanya menatap mereka dengan menopang dagu.

Tak lama keduanya terlihat berdamai, diakhiri dengan helaan napas dari Hanna. 'Sepertinya mereka telah membuat keputusan' dan ku tebakanku, Hanna lah yang mengalah dalam perdebatan itu.

'Tapi ini pertama kalinya aku melihat mereka berdebat'

Lalu mataku teralihkan kembali pada langit kelabu di ujung sana.

'Apa ini ada hubungannya dengan langit itu? Apa itu artinya terjadi sesuatu di kerajaan Alcazar?'

Ah, aku tidak ingin memikirkannya. Sekalipun terjadi sesuatu disana, aku akan menjadi orang yang tidak terusik dengan hal itu. bagaimanapun kehidupanku disini tidak akan berubah.

Aku menghela napas. 'Ini akan menjadi hari panjang lainnya' Batinku lelah.

Pagi itu terjadi sedikit keributan tapi semua itu berlalu dengan cepat dan semua kembali normal.

Dan dengan cepat, pagi beranjak siang.

"Nona muda, ini sandwich permintaan anda tadi pagi"

Aku yang sibuk membaca dikejutkan oleh Ivy yang telah berdiri di depan pintu.

'Ini belum waktunya makan siang' Batinku menatap Ivy dengan kerutan kening yang jelas.

"Taruh saja di atas meja" Ujarku menghilangkan keraguan yang sempat hadir sepintas.

"Tidak nona, anda harus memakannya sekarang" Ujar Ivy terdengar memaksa.

'Ini aneh'

Ivy dan Hanna adalah pelayan yang hanya tahu tentang menjalankan tugas dengan baik dan tepat. Seperti manusia tanpa jiwa, hanya menuruti perintah.

Aku beranjak dari tempat dudukku, menghampiri Ivy. "Ada apa?" Tanyaku dengan raut curiga.

"Kami baru saja mendapat perintah dari tuan untuk segera ke kembali ke kediaman de Archie" Ujar Ivy dengan raut wajah datar.

Mataku semakin menyipit. "Kau berbohong. Pria tua itu tidak akan memerintahkan kalian untuk meninggalkanku sendiri di siang hari begini"

"Ini adalah perintah, nona" Ujar Ivy tidak terpancing, masih dengan wajah dinginnya.

Aku menatapnya lama, berusaha membaca gestur tubuhnya, mencari cari letak kebohongannya. Namun, tidak ada tanda tanda dirinya panik atau takut, hanya saja merasa terintimidasi. Tampak dari pandangannya yang semakin menurun.

"Terserahlah. Taruh makanan itu di atas mejaku" Ujarku mendengus kasar lalu berbalik mengabaikannya.

Ivy masuk dengan pelan agar tak mengusikku yang membaca buku. Dia menaruh piring berisi beberapa potongan sandwich dan jus jeruk denngan perlahan, tanpa suara denting yang nyaring.

The girl who live in the towerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang