"Mau makan apa?" Tanya Naya pada Maitsa saat keduanya sedang berada di kantin. Sejak kepindahannya ke sekolah ini, ini kali pertama Maitsa makan di kantin sekolah. Selama ini gadis itu hanya membeli roti dan susu di minimarket sekolah.
"Kamu ada rekomendasi gak?" Maitsa balik bertanya dan itu membuat Naya tergelak.
"Gado-gado gimana? Paling recommended di antara yang lain." Jawab Naya memberi rekomendasi. Maitsa melihat Naya dan langsung menggelengkan kepalanya.
"Yah, aku gak bisa makan kacang." Kata Maitsa terdengar mengeluh. Padahal jika dilihat dari gambar di menu yang terpajang, gado-gado itu sangat menggiurkan.
"Loh? Kenapa? Alergi?" Tanya Naya agak kaget. Maitsa menganggukkan kepalanya.
"Iya, aku alergi kacang, beberapa makanan lain kaya strawberry sama kerang-kerangan." Jelas Maitsa mengambil menu di atas meja tak jauh darinya.
"Pesen bakso aja kalau gitu, gimana?" Tanya kanaya. Maitsa menganggukkan kepalanya sembari tersenyum. "Teh esnya jangan lupa." Kata Maitsa dan diiyakan oleh Kanaya.
***
Tok tok!
Seseorang mengetuk meja kantin yang ditempati oleh Maitsa dan Kanaya. Keduanya yang tadi tengah asik berbincang, langsung melihat ke sumber suara.
"Lihat Denny gak?" Tanya orang itu yang ternyata Pandu. Maitsa yang merupakan orang baru hanya diam namun tetap melihat ke arah Pandu, pasalnya ia tak tau siapa yang dimaksud oleh lelaki di depannya itu.
"Gak, paling lagi pergi pacaran. Cari aja ke kelas Dini." Jawab Kanaya menunjuk arah kelas siswi bernama Dini dengan dagunya. Kanaya kemudian mengambil satu bakso dan melahapnya. Pandu mengangguk-anggukkan kepalanya lalu melihat Kanaya yang sedang menyeruput kuah bakso.
"Enak banget kayanya nih bakso, suapin satu biji dong." Kata Pandu sedikit membungkukkan tubuhnya dan itu membuat Kanaya menaikkan sebelah alisnya, menggelikan.
"Ih! Apaan sih, jijik tau!" Kanaya bergidik ngeri melihat kelakuan tetangganya yang satu itu. Bukan Pandu namanya kalau mudah menyerah.
"Buruan! Udah ready nih." Kata Pandu mendesak Kanaya sembari membuka mulutnya bersiap menerima suapan bakso dari Kanaya. Kanaya yang awalnya mengernyit, sekarang tertawa dan mengambil bakso dari mangkok dengan garpu. Kanaya menyuapi Pandu dan benar saja langsung dilahap oleh lelaki itu.
Pandu mengunyahnya dan Maitsa melihat lelaki itu tersenyum, sangat tipis memang tapi Maitsa me-notice itu.
Maitsa yang melihat tingkah laku Pandu ikut tersenyum tipis dan untung saja dua orang itu tak menyadarinya.
***
"Denny siapa?" Tanya Maitsa setelah keduanya berada di kelas. Masih ada waktu sepuluh menit lagi sebelum jam istirahat berakhir.
"Temennya Pandu, si ketua OSIS yang merasa dirinya paling tampan." Jelas Kanaya dan itu membuat Maitsa tertawa.
"Kamu banyak kenal sama kakak kelas kayanya, Nay." Kata Maitsa. Kanaya yang tadi menyuap sesendok yogurt, langsung menggelengkan kepalanya.
"Gak, cuma mereka berdua kok. Eh, ditambah sama beberapa temennya Pandu yang lain. Udah, itu doang, Sa." Bantah Kanaya setelah menghabiskan yogurt dalam mulutnya. Maitsa mengangguk-anggukkan kepalanya paham.
"Besok pergi nonton yuk? Ada film baru di bioskop." Ajak Kanaya.
"Boleh, kenapa gak hari ini aja?" Tanya Maitsa. Kanaya menggelengkan kepalanya ragu-ragu. "Hari ini kayanya gak bisa deh, soalnya mama aku gak dirumah. Maklum, disuruh jadi baby sitter dulu." Jawab Kanaya. Maitsa yang baru paham beberapa saat kemudian langsung tergelak.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAPER RINGS [JUNG JAEHYUN]
RomanceDia Pandu Dhanurendra. Lelaki pemilik lesung pipi paling manis yang pernah aku lihat. Dia seorang yang hangat dibalik ekspresi wajahnya yang datar. Perlu diingat, dia lelaki asing pertama yang memelukku walaupun tujuannya hanya untuk membantuku. Dan...