Sudah lewat empat hari sejak aku bertemu dengan tuan Vor. Empat hari pula ini aku makan dan tidur di kerajaan Polindò.
Aku juga sudah mulai terbiasa dengan tubuhku yang berubah menjadi laki-laki. Terbukti aku sudah tidak lagi terkejut saat mandi karena perubahan kelaminku ini. Memang butuh waktu untuk membiasakan diri, beruntungnya waktu yang dibutuhkan tidak lama.
Sekarang aku sedang berendam di kolam mini yang ada di dalam kamar mandi kerajaan. Kamar mandi ini cukup besar, aku saja sampai terkesima saat pertama kali masuk waktu itu.
Dalam air hangat ini aku mencoba membuat tubuhku serileks mungkin sambil memejamkan mata.
Tanpa ku ketahui, seseorang masuk ke dalam kamar mandi dan langsung ikut menceburkan diri ke dalam kolam.
Aku terkejut mendengar sesuatu yang masuk ke dalam air. Ternyata Riveer lah pelakunya.
"Kau, Pangeran tak sopan yang menyelonong masuk kedalam kamar mandi saat ada orang yang sedang memakainya," ucapku sinis.
Riveer lagi-lagi menghiraukan ucapanku, dia memilih bersandar di tepi kolam dan memejamkan matanya.
"Kau mendengarkan ku tidak sih?"
Aku menyipratkan air ke mukanya dalam jumlah yang banyak. Puas karena melihat wajah kesal Riveer, barulah aku berhenti menyipratkan air.
"Kau saja yang tidak mendengar saat aku mengetuk pintu, dan salahmu juga yang tidak mengkunci pintunya. Dari awal aku memang sudah ingin memakai kamar mandi ini, tapi malah kau duluan yang memakainya."
Alasan macam apa itu? Tetap saja itu tidak sopan.
"Dasar tidak sabaran!" Gertakku.
Aku mencoba menghiraukan kehadirannya dan berenang kesana kemari di dalam kolam mini ini. Sesekali juga aku iseng mencipratkan air ke Riveer yang masih memejamkan matanya.
15 menit kemudian Riveer naik dari kolam. Dia melilitkan kain di pinggangnya. Kulihat sayapnya yang basah itu sangat menawan. Sayap hijau tua yang sangat kontras di kulit putihnya.
"Aku juga ingin punya sayap," gumamku yang ternyata bisa didengar oleh Riveer.
Riveer mendekatiku yang sedang bertumpu di tepi kolam, dia jongkok tepat di depanku.
"Bersabarlah. Kami akan menemukan Elf itu, dan kau akan mendapatkan sayap dan Dyox mu," ucap Riveer menyemangati. Tumben sekali.
"Oiya Riveer, aku tidak pernah melihatmu terbang dengan sayapmu itu. Kulihat kau hanya menaiki Unicorn saat pergi. Terus apa gunanya punya sayap jika kau tidak memakainya?"
"Lalu, apa gunanya punya Unicorn jika tidak menggunakannya?"
Sial, dia membalikkan pertanyaanku. Aku seharusnya tahu kalau Riveer itu menyebalkan.
"Terserahlah."
Riveer berdiri hendak memakai pakaiannya dan pergi dari kamar mandi. Aku tidak berniat menyelesaikan acara berendamku. Aku ingin sedikit lebih lama lagi disini.
"Kalau kau tidak segera keluar dari air itu, aku akan mengambil semua kain yang ada di disini agar kau telanjang saat keluar dari kamar mandi," ancam Riveer yang sudah memakai seluruh pakaiannya.
Kukira Riveer sudah keluar dari kamar mandi. Sialnya pakaian dan handukku ada di genggamannya. Entah sejak kapan dia mengambil semua itu, aku tidak sadar.
Dengan berat hati aku menyelesaikan acara berendamku. Aku memakai pakaianku sambil sesekali menggerutu. Mengapa dia masih ada disini? Aku sudah selesai berendam tahu! Batinku kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Change
FantasyEllish Naryando, wanita berumur 23 tahun ini awalnya hanya ingin menikmati liburan bersama pacar barunya. Namun sebuah tragedi terjadi hanya karena segumpal awan pink. Dia berubah gender dan umur karena tragedi tersebut. Lalu dirinya bertemu dengan...