05 - Rahasia

17 8 0
                                    

"Hahh," mataku terbuka. Keringat dingin langsung bercucuran di pelipisku. Mimpi? Tapi rasanya seperti nyata.

Kupandang sekitarku, aku masih berada di kamar. Disini juga masih terang sama seperti sebelumnya, tapi suara peperangan sudah mereda.

Sedikit merangkak, aku mendekat ke arah jendela. Mengintip apa yang sedang terjadi di luar kerajaan. Karena kamarku tepat berhadapan dengan pintu masuk kerajaan, aku dapat melihat di depan gerbang ada satu makhluk jubah bertudung hitam sedang berdiri. Di sekitar makhluk itu para Prajurit Polindò terkapar lemas tak berdaya.

Makhluk jubah bertudung itu menoleh ke arah jendela dan menatapku, mata biru lautnya bertemu dengan iris merahku. Sekejap aku mengira kalau itu adalah Latri. Tapi aku masih was-was karena itu belum pasti. Aku jadi teringat mimpiku tadi, Latri yang tidak sengaja menghunusku dengan kristal.

Kulihat makhluk itu merapalkan sesuatu sambil mengangkat sedikit tangan kanannya, cahaya biru langsung keluar dari telapak tangannya dan BOOM!!

Dia mengarahkan cahaya itu ke gerbang, seketika gerbang terbuka paksa. Aku tertegun sesaat. Makhluk itu bisa mengeluarkan Dyox dari telapak tangannya. Kalau itu Latri, dia pasti mengeluarkan Dyox itu dari keningnya. Mereka berbeda, ataukah aku yang melewatkan sesuatu?

Sekali lagi makhluk itu menatap aku yang masih mengintip di jendela kamar. Entahlah, aku tidak langsung bersembunyi saat pandangan kami bertemu, rasanya aku malah penasaran. Tapi saat dia masuk ke dalam kerajaan, aku ketar-ketir.

Aku berusaha mencari tempat bersembunyi, semula aku bersembunyi di bawah kasur tapi tidak jadi. Dan aku memutuskan untuk masuk kedalam lemari di kamar.

Derap langkah mulai terdengar mendekat, sekali lagi aku mendengar suara meledak di daun pintu. Dan pintu itu terpental jauh ke dalam kamar. Aku gemetar takut dari balik lemari, dari celah lemari kulihat makhluk bertudung tadi sedang mencariku.

Makhluk itu berakhir menghadap lemari. Aku semakin takut karena aku tidak tahu siapa dia, tudungnya menutupi seluruh wajahnya.

"Elios. Ini aku, Latri."

Mata ku membola, aku tidak percaya. Siapa tau itu penjahat yang sedang menyamar menjadi Latri? Suaranya memang mirip tapi aku tidak percaya.

"Kalau kau tak percaya, aku akan buka tudungku."

Perempuan berambut panjang terlihat saat membuka tudung nya. Aku kenal dia, dia benar Latri. Tapi masalahnya, Latri tak pernah menunjukkan tatapan mematikan itu. Wajah datar tak bersahabat tak pernah ditunjukkan oleh Latri. Jadi, siapa dia?

"Aku ini Latri asli. Elios, kau keluarlah dari lemari itu. Aku tahu kau ada di dalamnya."

Bagaimana ini?

Karena sudah tertangkap basah, sekalian saja untuk berendam. Aku akhirnya keluar dari lemari dengan ragu.

"Elios!" Wajah makhluk itu berubah ceria setelah melihatku. Dia langsung memelukku erat.

"K-kau siapa?" Tanyaku ragu.

"Aku Latri, jangan kau lupa pada ku."

Aku mendorong pundaknya sehingga pelukannya pun ikut terlepas. Ku tatap dirinya dari ujung rambut sampai ujung kaki.

"Latri tak pernah menunjukkan muka tak bersahabatnya padaku, kau ini sebenarnya siapa?"

Dia mengerucutkan bibirnya.

"Kau ini. Apakah begini sikapmu, El? Padahal kita sudah tak bertemu beberapa hari kebelakang loh."

Aku melunak, dia ini benar Latri. Memang sangat mirip, tapi aku sedikit shock saat melihat wajahnya tadi. Dan ini juga bukti bahwa yang tadi kualami memang benar mimpi, karena sekarang yang kulihat itu Latri yang dari awal ku bertemu, bukan Latri versi lebih tinggi.

ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang