02. Ruang Musik

177 46 9
                                    

Happy reading!!!


Sesampainya di rumah, Adisty dibuat hampir menggila hanya karena sang gitaris itu.

Kejadian di sekolah tadi saat ia tak sengaja menabrak, terngiang-ngiang dibenaknya.

Plak!

"Anjir, Dis. Sadar, woy!" Ia menepuk-nepuk pipinya sendiri. "Masa baru ketemu udah langsung suka? Gila kali ya gue?!"

Gadis itu diam seraya memandang langit-langit kamarnya. "Ah, sial! Masih kecium wanginya kayak apa."

"Tuh orang mandi pake parfum kali ya? Perasaan gue mandi gak sampe seharum itu deh."

Setelah asik menerka-nerka kira-kira apa yang dilakukan sang gitaris itu sampai memiliki harum yang semerbak, Adisty memejamkan matanya dan tak lama memasuki alam mimpi.

Pagi harinya, gadis itu sudah bersiap seperti biasa, untuk menjalani rutinitas ke sekolah.

"Pulang jam berapa, kak?"

"Kayak biasa kali, Yah. Tapi gak tau juga deh, nanti aku kabarin aja." Sang Ayah mengangguk.

Kini mereka berdua sedang dalam perjalanan menuju sekolah gadis itu yang jaraknya cukup jauh dari rumah, sehingga Adisty harus berangkat lebih pagi agar tidak telat.

Adisty bukan berasal dari keluarga kaya, tapi ia merasa cukup bersyukur dengan keluarga sederhananya. Walaupun tidak sampai memiliki rumah besar, atau bahkan mobil mewah, tetapi Ayah dan Bundanya sudah bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Itu sudah lebih dari cukup.

Sebagai anak, rasanya tak pantas menuntut banyak pada orang tua. Maka dari itu, Adisty cukup tau diri.

Gadis itu mengeratkan pelukannya pada sang Ayah. Itu adalah salah satu cara untuk menyalurkan rasa sayangnya. Adisty bukan tipe orang yang mengatakan secara langsung bahwa ia sangat menyayangi keluarganya.

"Nanti kalo Ayah belum dateng, tunggu aja ya."

Adisty mengangguk, "Siap bos!" Kemudian ia salim pada sang Ayah.

"Belajar yang rajin ya! Biar tambah pinter!"

"Iya, Yah." Balas gadis itu seraya berjalan menuju gerbang, kemudian ia balik badan sebentar, "Hati-hati dijalan!" Sang Ayah mengangguk.

o o o


Bel pulang sudah berbunyi beberapa menit yang lalu. Adisty masih di dalam kelas seraya memasukan buku-bukunya ke dalam tas.

"Hari ini kumpul dulu ya di ruang musik."

Kontan gadis itu menoleh, "Hah, ngapain? Emang ada eskul hari ini?"

Sekar menggeleng, "Nope. Cuma mau ada pengumuman gitu." Jawabnya. "Sedikit spoiler, katanya padus bakal tampil di acara pelepasan kelas 12." Selaku ketua padus, tentu saja gadis itu tau sedikit informasi.

"Serius?" Adisty sedikit terkejut. "Gila, cepet banget. Udah mau lulus aja mereka."

"Tahun depan kita." Balas Sekar. "Udah yuk, kebawah." Keduanya jalan beriringan seraya berbincang banyak hal hingga kemudian sampai di depan ruang musik.

"Eh, belum dibuka ya ruang musiknya?" Tanyanya ketika melihat anggota lain menunggu di luar.

"Belum, kak."

"Oh. Yaudah sebentar, aku cari petugas yang biasa pegang kuncinya dulㅡ"

"Anak padus mau latihan juga?" Sekar langsung menoleh ke asal suara.

Tujuh Belas || Rosé Ft. JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang