4. Birthday Party

670 99 5
                                    

⚠t⚠y⚠p⚠o⚠
Selamat membaca
♡´・ᴗ・'♡














Jam besar berdentang nyaring, menunjuk pada pukul sepuluh malam tepat. Jaemin sedang bersiap untuk terlelap namun matanya tak kunjung mau ditutup. Pikirannya melayang membayangkan berbagai hal yang telah terjadi. Satu pertanyaan yang masih belum ia dapatkan jawabannya adalah, bagaimana caranya ia bisa berpindah ke dalam sebuah buku fantasi?

Saat asik merenung, Jaemin teringat bahwa rumah ini memiliki sebuah perpustakaan. Mungkin, di sana ia bisa mendapat petunjuk. Jaemin beranjak dari ranjangnya, tubuh kecil itu dibalut piyama satin berwarna biru laut. Sebenarnya, Jaemin sudah beradaptasi dengan tubuh anak-anak, yang Jaemin bisa simpulkan adalah langkahnya menjadi pendek tapi staminanya tinggi.

Tadi Jaemin bermain kejar-kejaran bersama Ren dan Hares, walau aslinya Jaemin tidak suka olahraga dan gampang lelah, tapi berbanding terbalik dengan tubuh Jeremy. Tubuh anak laki-laki ini sangat ringan dibawa berlarian ke sana kemari. Memang, faktor u itu punya dampak yang sangat besar.

"Hey 'Nak, ah tidak, Jeremy. Kalau aku ada di tubuhmu, di mana jiwamu sekarang? Kau tidak sedang bergentayangan di kamar ini kan?" Jaemin menoleh ke sana kemari, bulu kuduknya tiba-tiba merinding memikirkan jiwa anak kecil berlarian di ruangan besar ini karena tubuhnya diambil alih oleh seorang pria berusia 22 tahun.

Tak mau semakin bergidik ketakutan, Jaemin berlari keluar walaupun dengan sedikit mengendap-endap. Pelayan wanita yang bekerja di rumah ini tak terhitung jumlahnya, dan Jaemin tidak mau tertangkap basah keluar dari kamar malam-malam untuk mencari petunjuk dari semua hal yang ia alami seharian ini.

Cklek...
Jaemin berhasil sampai dan membuka pintu perpustakaan. Wow, perpustakaan ini benar-benar membuat Jaemin meneteskan air liurnya. Bila Jaemin boleh memilih, Jaemin akan memilih ruangan ini untuk ia tinggali, karena Jaemin terlalu suka akan membaca.

Menyusuri banyaknya rak tinggi berisi berbagai macam buku, Jaemin sampai di ujung ruangan dan menemukan sebuah buku berjudul Nashville History. Tanpa berlama-lama, Jaemin membuka buku itu dan mulai membaca.

"Jadi, buku ini berisi silsilah dan sejarah keluarga kaya ini. Hmm, jadi ayahku Yugo Nashville adalah anak tunggal. Orangtuanya, yah, kakek ku, adalah anak sulung dan adiknya meninggal dunia sebelum menikah. Oh jadi Tuan Yugo, ah maksudku ayah, kehilangan pamannya"  Jaemin mencoba memahami isi dari chapter terakhir buku silsilah keluarga itu. Karena bukunya terlalu tebal, Jaemin sedikit malas, jadi dia hanya melompati halaman dan membaca hal yang penting saja.

"Yugo menikah dengan Win Dolores, sejak itu nama belakang Win berganti menjadi Nashville. Win mengandung anak pertamanya tak lama setelah pernikahan. Sembilan bulan setelahnya, Jeremy Nashville terlahir. Sebentar, bukunya hanya sampai disini? Kemana tujuh tahun cerita hidup Jeremy?" Jaemin menutup buku itu dengan kasar, terasa sia-sia saja dia membaca buku itu. Informasi yang ia inginkan sama sekali tidak tertulis.

"Kalau begini dari mana aku bisa dapat informasi tentang anak ini?"






















⋇⋆✦⋆⋇ 
















Tokk tokk tokk...
"Tuan muda, sekarang waktunya bangun. Saya boleh masuk kan?" Sesaat suara pintu terdengar, namun yang lebih keras terdengar adalah suara kaget sang pelayan. Bagaimana tidak kaget saat seseorang yang ia kira masih tidur nyenyak malah terduduk di ranjangnya dengan tatapan garang dan lingkaran hitam tercetak jelas di bawah matanya.

Navillera || NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang