6. Who are You?

847 102 19
                                    

⚠t⚠y⚠p⚠o⚠
Selamat membaca!



















Jaemin terjaga hampir sepanjang malam. Sudah berkali-kali Yugo menyuruhnya untuk tidur di kamar lain, namun Jaemin memilih menunggu anak laki-laki yang tengah terbaring lemah di ranjangnya ini. Sejujurnya Jaemin sangat khawatir, kecelakaan pada anak kecil itu bisa berakibat sangat fatal untuk masa depannya.

Kalau dilihat-lihat, anak laki-laki ini sangat tampan. Wajahnya yang pucat pasi dengan hidung bangir dan bulu mata lentik membuat Jaemin terpesona. Bagaimana bisa anak seusia ini bisa memiliki visual setampan itu? Kalau bukan di dunia buku, mungkin anak ini sudah menjadi bintang iklan cilik.

Walaupun kalau boleh dikatakan, wajah Jeremy tidak kalah tampannya. Oh tentu, karena Jeremy berbagi wajah yang sama dengan Jaemin saat belia. Tentu saja Jaemin akan bilang kalau dirinya sangat tampan. Namun, ketampanan anak ini benar-benar di luar bayangan Jaemin.

"Tunggu, aku juga tampan tahu! Aku juga punya bulu mata yang lentik seperti anak ini, mulut kecil, dan mata ku besar. Yah walaupun aku kalah di bagian hidung, tapi itu karena pipi ku lebih bulat di banding anak ini. Kalau aku tirus seperti anak ini, hidungku pasti sama mancungnya" Jaemin menepuk pelan kedua pipi Jeremy yang sedikit mengembang itu. Seingat Jaemin, dulu pipinya juga sechubby ini, beranjak dewasa baru lah wajahnya semakin tirus.

"Nak, kalau kau hidup di duniaku, wajahmu pasti bersliweran di televisi. Woah, kenapa kau bisa setampan ini? Di masa depan, kau pasti lebih tampan dari ini. Mungkin ketampananmu akan seperti Captain America, dia sangat tampan ngomong-ngomong" Jaemin mendekatkan lengannya pada wajah anak itu, menyentuh pelan pipi tirusnya, hidung mancungnya, juga bibir tipisnya. Sampai saat lengan kecil itu Jaemin bawa untuk menyentuh bulu mata tebal si anak tampan, sebuah lengan menepis dan menggenggam lengan kanan Jaemin dengan erat.

"Siapa kau?" Ucap anak itu dingin, aksinya yang tiba-tiba membuat Jaemin tersentak kaget. Mengerjap beberapa kali dan mulai menetralkan wajah kagetnya, lengannya sedikit terasa sakit karena ternyata anak ini lebih kuat dibanding yang ia kira.

"A-aku Jeremy, kau bisa memanggilku Nana, aku orang yang menolongmu. Kau hampir tenggelam di sungai. Se-sekarang kau berada di kamar ku ngomong-ngomong" Anak itu mengendurkan genggamannya, meringis pelan saat kepalanya mulai terasa pening dipaksa mengingat kejadian yang telah menimpanya.

"Kenapa? Kepalamu sakit? Akan aku panggilkan dokter, tunggu sebentar" Jaemin segera beranjak dari kursinya yang sengaja ditempatkan di sisi ranjang, saat hendak berlari lengannya kembali digenggam erat. Membuatnya terpaksa berdiri di tempat dan menoleh.

"Jangan tinggalkan aku, sepertinya aku hanya perlu tidur" Tepat setelah mengatakan kalimatnya, anak itu terlelap tanpa melepaskan genggamannya di lengan Jaemin. Membuat Jaemin tidak tega dan kembali duduk di kursinya.

"Sebenarnya apa yang terjadi padamu 'Nak? Mengingat baju mu malam tadi, seperti kau telah terlibat perkelahian atau pelarian menegangkan yang membuat baju mu sampai seperti itu. Dokter juga bilang banyak luka ditemukan di tubuhmu. Sebenarnya apa yang telah kau lakukan malam tadi?"































⋇⋆✦⋆⋇ 




















"Jadi, kau benar-benar tidak bisa mengingat apa yang telah terjadi? Bagaimana kau bisa jatuh ke sungai pun, kau tak tahu?" Anak laki-laki itu mengangguk singkat. Kepalanya yang pening semakin terasa sakit saat seorang dokter bertanya banyak hal padanya, dan sayangnya dia tidak tahu sama sekali harus menjawab apa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 05, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Navillera || NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang