5. Accident, Meet Him

644 93 8
                                    

⚠t⚠y⚠p⚠o⚠














Setelah berdiri di depan kue setinggi dua meter dan menyapa semua tamu undangan, Jaemin mulai merasa pegal di kakinya. Tamu undangan yang hadir tidak main-main banyaknya, walaupun mereka membawa hadiah, tapi kalau sebanyak ini, Jaemin bertubuh 22 tahun pun akan kelelahan.

Jaemin menyelinap keluar dari tempat menyesakkan itu, tentu dengan sedikit berbohong pada Dorothy, dia bilang ingin buang air kecil padahal ingin melarikan diri dari tempat ramai itu.

Jaemin berjalan mengeliling halaman belakang rumah keluarga Nashville. Padahal pesta besar tadi juga diselenggarakan di halaman belakang, namun halaman yang tidak terpakai masih seluas ini. Betapa kayanya keluarga barunya ini.

Langkah Jaemin membawanya menuju taman labirin. Ya, labirin. Karena ini juga malam hari, taman ini benar-benar gelap. Jaemin yang sedari tadi melangkah tak ada tujuan malah berakhir tersesat di taman ini.

"Akh! Kenapa ada taman labirin di sini? Saat aku keluar nanti aku akan minta ayah membabat habis taman ini!" Jaemin berjalan sambil menggerutu, langkahnya terhenti saat matanya menangkap sebuah objek yang sangat luar biasa.

Rumah kaca yang diisi penuh oleh berbagai macam bunga berwarna-warni. Dalam kegelapan malam pun, Jaemin masih takjub dibuatnya. Ternyata taman labirin ini berakhir tepat di depan rumah kaca, Jaemin yang penasaran memilih memasuki tempat cantik itu.

"Woah, tak kucup dengan taman kupu-kupu, Nashville punya rumah kaca seindah dan sebesar ini? Woah, luar biasa" Jaemin tidak sengaja meraba sisi daun pintu, saklar tertekan dan seluruh penjuru rumah kaca diterangi lampu neon berwarna kuning hangat yang dipasang mengeliling. Jaemin kembali dibuat terpana.

Sekarang seisi rumah kaca terlihat, dimulai dari tanaman menggantung, merambat, bunga-bunga berbagai jenis, sayuran hijau di pojok ruangan, juga satu kolam air mancur di tengah ruangan yang menyilaukan mata terkena cahaya lampu. Tempat ini sangat menakjubkan, sudah bisa dipastikan rumah kaca ini menduduki peringkat kedua —tentunya yang pertama itu perpustakaan— list tempat yang paling Jaemin sukai di lingkungan rumah barunya ini.

Jaemin berjalan dengan pandangan mengeliling, rumah kaca ini punya pintu di semua arah, bisa dimasuki dari manapun. Sampai Jaemin melihat sebuah area dengan kursi dan meja yang tertata apik, layaknya area minum teh dengan karpet tebal sebagai alasnya. Di atas meja ada memo kecil, Jaemin jadi penasaran ingin membaca pesan itu.

"Jeremy, selamat ulang tahun. Maaf, ayah hanya menyiapkan ini sebagai kado ulang tahunmu, ayah tahu kau sangat ingin rumah kaca. Ayah membuatnya di sini agar kau tidak tahu, karena kalau kau tahu bukan kejutan lagi namanya. Kau bisa lakukan apapun di sini, ajak sahabatmu juga, kalian bisa bermain sepuasnya" Jaemin menjeda kalimatnya, tulisan di memo itu cukup panjang ternyata.

"Tapi ayah ingin kau berjanji untuk merawat tempat ini, jangan sampai tanamannya mati. Tenang saja, kalau kesulitan menjaga tempat ini, ayah pasti akan membantu. Janji yah? Tertanda, seseorang yang sangat bersyukur dengan terlahirnya anak manis bernama Jeremy Nashville"

Senyum manis tercetak di wajah Jaemin, ternyata tempat ini adalah hadiah ulang tahunnya, oh mungkin lebih tepatnya hadiah ulang tahun si kecil Jeremy. Ayah Yugo sebaik itu, persis seperti ayah kandungnya, Na Yuta, Jaemin jadi rindu.

Setelah puas memandang sekeliling, Jaemin mulai menyadari suatu hal, sedari tadi telinganya mendengar suara aliran air, namun bukan dari air mancur di dalam rumah kaca. Jaemin berjalan, membuka pintu yang berseberangan dengan pintu masuknya tadi, ternyata di belakang rumah kaca ini ada sebuah sungai yang alirannya terbilang cukup tenang.

Navillera || NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang