D-Day 1

3 1 0
                                    

01.30 PM

Motor dengan lampu riting kiri menyala melaju melewati persekitaran rumah target. Itu adalah kode dari klien kalau cctv di sekitaran rumah target sudah diretas.

Myra, Aga, dan Dito keluar dari mobil hitam, yang terletak di barat rumah target.  Mereka segera bergegas menuju tempat persembunyian pertama mereka. Pohon dekat rumah korban.

Setelah sampai, mereka memanjat pohon tersebut untuk bersembunyi. Rencana mereka berubah karena ternyata pohon yang dijadikan tempat persembunyian pertama begitu dekat dengan pagar tembok rumah target. Jadi,mereka melompat langsung ke atas tembok. Sungguh rumah yang menguntungkan untuk pencuri masuk, bukan?

01.35 PM

Kini mereka sedang berada di atas pohon dekat dengan rumah target. Mereka sedang memahami kondisi rumah tersebut. Mereka memang mempunyai rencana yang matang, tetapi bencana bisa datang apa pun bentuknya.

Melalui sebuah alat berupa robot yang digerakkan melalui remote kontrol, dengan ukuran kecil yang menyerupai kecoa itu mereka gunakan untuk mencari informasi di dalam rumah tersebut. Robot yang dilengkapi dengan kamera dan alat perekam suara itu melaju menyusuri taman rumah tersebut. Tentu saja alat itu mereka dapat dari David—bosnya.

"Sepertinya keadaan sesuai dengan rencana," kata Dito, ialah yang memegang kendali robot tersebut.

"Jangan cepat menyimpulkan." Aga yang bertugas memantau ruangan cctv, ia memantau dengan menggunakan teropong.

Sedangkan Myra bertugas untuk memantau waktu. Karena jika melewatkan waktu semenit saja, rencana akan kacau, karena waktu adalah peran yang penting untuk rencananya. "dua puluh menit menuju rencana." Myra memberi informasi kepada rekannya.

"Periksa lagi apa yang kalian bawa, lalu bersiaplah," ucap Aga.

Mereka memeriksa sekali lagi barang bawaan mereka, lalu mereka bersiap dengan menggunakan alat safety untuk melompat dari pohon tempat persembunyiannya ke atas tembok.

"Lima menit lagi menuju rencana." Myra memberi informasi kepada rekannya.

02.00 PM

Tepat seperti perhitungan Aga, kini adalah waktu bersamaannya cctv dan bodyguard bergerak.

Aga menganggukkan kepalanya, kode kalau mereka harus ke tempat persembunyian kedua.

Mereka bergerak menuju ranting pohon dekat pagar tembok. Aga  yang  melompat pertama, lalu diikuti dengan Myra, dan terakhir adalah Dito.

Mereka menyusuri pagar tembok tersebut dengan mengendap-endap. Jarak antara persembunyian satu ke persembunyian dua hanyalah dua meter. Itu tak begitu sulit untuk mereka.

Persembunyian ke dua yaitu sebuah pohon besar yang berada di dalam pekarangan rumah tersebut. Mereka seperti bunglon yang melakukan mimikri, menyatu dengan kegelapan dengan pakaian serba hitam pekat.

Selang dua menit setelah itu, dari arah utara terdapat dua bodyguard dengan tubuh besar dan kekar berjalan ke arah selatan.

Tiga pasang mata mengawasi dua bodyguard tersebut, untuk kemungkinan yang bisa terjadi. Dengan tegangnya mereka mengawasi dua bodyguard itu.

"Untunglah." Mereka bernafas lega setelah ke dua bodyguard tersebut tak melihat mereka.

"Tetaplah waspada. Ini masih di awal," ucap Aga.

02.20 AM

"Sepuluh menit menuju rencana ke dua," ucap Myra.

"Keadan aman terkendali." Dito menatap rekannya dengan percaya diri.

"Bersiaplah!" Aga memerintah.

Mereka semua mengawasi keadaan sekitar, dan juga tugas mereka.

"Waktu untuk rencana," kata Myra.

Aga mengangguk. Mereka turun dari pohon, lalu menelusuri taman indah di pekarangan rumah besar itu.

Dengan was-was mereka menuju ruangan cctv. Sesampainya di dinding luar ruangan cctv tak lama kemudian lampu di per-komplekan itu padam seketika.

"Tepat waktu juga." Aga tersenyum miring.

"Apa maksudmu?" kata Myra kebingungan juga dengan Dito.

"Akan ku ceritakan nanti." Aga mengeluarkan sebuah alat. "Lakukan sesuai rencana."

Kali ini Aga bertugas membobol jendela ruang cctv, Myra bertugas untuk masuk setelah Aga membobol jendela, ia juga membawa alat stun gun dan obat bius di sebuah kain jikalau orang cctv tersebut sadar setelah jendela tersebut telah dibobol. Sedangkan Dito, tetap pada tugas awalnya yaitu mengawasi keadaan.

Tak!

Jendela ruang cctv berhasil dibukanya. Myra langsung masuk ke dalam ruangan. Tentu saja pengawas cctv menyadari akan seseorang yang masuk ke dalam ruangan.

Dengan cepatnya Myra membekap mulut pengawas cctv dengan kain yang diberi obat bius dan stun gun ia gunakan tepat di ulu hatinya.

Berhasil!

Myra menghampiri rekannya. "Dia sudah pingsan."

Aga dan Dito mengangguk dan masuk ruangan melalui jendela. Lalu Aga menutup jendelanya.

"Kenapa ini cukup mudah?" kata Myra.

"Mungkin Tuhan sedang berpihak kepada kita," kata Dito.

"Pelan kan suaramu!" Aga memperingati mereka. "Kau benar, ini terlalu mudah, tetapi Tuhan tidak sejalan dengan kaumnya seperti kita, jika Tuhan melancarkan rencana kita, mungkin Tuhan sudah muak dengan kita."

"Yaaah, apapun itu kita harus tetap bersyukur bukan?" kata Dito menatap ke dua rekannya.

Myra hanya mengangkat bahu, sedangkan Aga menatap Dito dengan muka datarnya. Baginya Dito sangat berisik.

02.40 AM

"Jadi apa yang kau maksud dengan "Tepat waktu juga" tadi?" Myra menatap Aga diikuti anggukan oleh Dito.

"Aku meminta seseorang untuk mematikan listrik di daerah ini. Ia akan menyalakan kembali setelah dua puluh menit."

Myra melihat jam yang ada di tangannya. "jam dua lebih empat puluh."

"sepuluh menit lagi listrik akan menyala, kita harus segera keluar dari ruangan ini." Aga menatap Dito.

Seakan paham dengan tatapan Aga, Dito pun berucap "di luar aman."

Aga mengangguk, ia membuka pintu ruangan tersebut. "Waktunya rencana ke tiga, dude."

"Cepat selesaikan, lalu kita makan enak," ucap Aga. Lalu mereka bertiga berpisah untuk menuju target masing-masing.

╔═.♛.════╗
04/06/2022
╚═══════╝

BLACK CROWNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang