Chapter 7

0 0 0
                                    

Jemisha sekarang sedang berada di depan pintu kamar Natalea sambil mengigit kukunya, dia ragu untuk masuk.

Aku masuk tidak, ya? Masuk sajalah batinnya

Setelah mengumpulkan keberanian Jemisha pun mengetuk pintu kamar Natalea dengan hati-hati.

Tok. Tokk. Tokkk.

"Siapaa?" Ucap Natalea dari dalam kamarnya.

"Ini aku, Jemisha" Balasnya.

Tak lama kemudian pintu kamar Natalea terbuka menampakkan Natalea yang tengah memegang kuas.

"Masuklah" Suruhnya lalu berjalan mendahului Jemisha.

Jemisha dengan gugup mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam.

"Ada apa?" Tanya Natalea yang sedang fokus menulis dilukisannya.

"Eumm a-anu..."

"Katakan dengan jelas, Jemisha"

"Jadi begini. Keempat pemuda tadi ingin menginap di sini, bolehkah?" Tanya Jemisha.

Natalea langsung menghentikan kegiatannya lalu menatap tajam Jemisha

"APA? Mereka ingin menginap di sini? Apa mereka tidak punya rumah?" Tanya Natalea bertubi-tubi.

"A-aku tidak tau, kau bisa bertanya langsung kepada mereka" Balas Jemisha.

Natalea menaruh alat lukisnya kemeja dengan kasar lalu berjalan dengan langkah besar menuju ruang depan.

Jemisha yang melihat itu sontak berlari menuju dapur karna ketakutakan kemarahan Natalea.

"Bisa bicara dengan kalian sekarang?" Ucap Natalea tiba-tiba.

"Tentu saja nona," Ucap Helios dengan ramah.

"Kalian ingin menginap di sini?" Tanya Natalea langsung pada intinya.

Helios mengangguk kan kepalanya, "jadi kami boleh menginap di sini?" Tanya Helios balik.

"Boleh-boleh saja, tapi serahkan dulu barang barang yang kalian bawa kepadaku." Balas Natalea sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Apa? Tapi." Ucap Helios ragu.

"Tidak mau? Ya sudah silahkan kalian keluar dari sini." Balas Natalea enteng.

Helios menghela nafas kasar "baiklah." Ucapnya datar.

Mereka pun mengeluarkan barang-barang yang dibawa dan diletakkan di meja.

"Hanya itu saja?" Tanya Natalea sambil mengangkat sebelah alisnya.

"Tentu saja kau pikir apa yang kami bawa, nona?" Ucap Ares menggebu-gebu.

"Mungkin pisau atau senjata tajam lainnya?"

"Kami tidak segila itu, nona" Ucap Ares frustasi.

"Kan mungkin saja. Kami hanya berjaga-jaga kalau kalian memiliki niat untuk mencelakai kami." Sahut Natalea ketus.

"NOELLA. NOELLAA." Panggil Natalea.

"Iya, ada apaa?" Tanya Noela

"Tolong bantu aku membawa semua barang-barang mereka ke kamarku" Ucap Natalea yang langsung dikuti oleh Noela.

Tiba-tiba gadis lain muncul mengagetkan mereka.

"Hai kalian berempat" Seru gadis itu membuat mereka terlonjak kaget.

"Siapa kau?" Tanya Cyrus.

"Perkenalkan namaku Valorie. Kalian pasti tamu yang tadikan?" Balas Valorie.

Keempat pemuda itu menganggukkan kepala mereka kompak.

"Dan pasti kalian ingin menginap di sinikan?" Lanjut Valorie
Lagi-lagi mereka menganggukkan kepalanya.

"Kalau begitu ikuti aku, aku akan menunjukkan kamar kalian." Ucap Valorie dan keempat pemuda itu pun mengikuti langkah Valorie.

"Wahh, indah sekali kamarnya."

Mereka dibuat berdecak kagum melihat kamar yang akan mereka tempati malam ini.

"Kalian bisa menempati kamar ini," Ujar Valorie.

"Kalau begitu aku keluar dulu, buat diri kalian senyaman mungkin." Sambungnya. Saat mereka akan tidurt iba-tiba pintu kamar mereka terbuka menampilkan beberapa tumpuk kain.

"Ada apa, Valorie nona?" Tanya Helios.

"Oh ini, aku disuruh mengantarkan selimut untuk kalian karna di sini tidak ada selimut." Balasnya.

Helios lalu menerima selimut yang dibawa oleh Valorie.

"Terimakasih dan maaf merepotkan." Valorie tersenyum kecil, "tidakmasalah," Lalu Valorie melangkah pergi meninggalkan kamar yang mereka gunakan.

"Siapaa tadi?" Tanya Ares dengan mata tertutup.

"Valorie, dia mengantarkan selimut untuk kita." Balas Helios sambil memberikan selimut kepada ketiga temannya itu.

"Ohh begitu, ku kira siapa,"

"Sudahlah cepat tidur."

Five Princess With Her CurseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang