Makanan sudah tertata rapih di atas meja, Natalea menyeka peluh yang menetes di dahinya dengan kasar.
"Selamat pagi," Sapa Valorie yang baru saja keluar dari kamarnya.
"Pagi juga adik manisku," Balasnya sambil mencubit pipi Valorie gemas.
"Aku akan memanggil para pemuda itu." Natalea menganggukkan kepalanya menanggapi ucapan Noele."Aku ikut," Valorie langsung berjalan mengikuti Neole
Tok.Tokk. Tokkk.
Ares menoleh kearah pintu lalu berjalan kearah pintu.
Dua orang gadis berada dihadapannya.
"Maaf mengganggumu tuan Ares, apa teman-temanmu sudah bangun?Natalea sudah menyiapkan sarapan unuk kita semua jadi mari sarapan bersama." Ucap Noele mengawali pembicaraan.
Ares menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal,
"eumm teman-temanku belum bangun," Balasnya tidak enak.
Noele menganggukkan kepalanya paham,
"baiklah, kami akan menyisakan sarapan untuk kalian nanti," Ucap Noele sambil tersenyum.
Lalu Noele mengajak Yeri untuk kembali ke dapur.
Natalea menghela nafas kasar waktu sarapan sudah hampir lewat tapi keempat tamunya itu masih belum menampakkan diri mereka. Natalea selalu menerapkan bangun pagi kepada keempat adiknya itu."Di mana keempat pemuda itu?"
"Mereka sedang bersiap. Sabarlah dulu, wajar mereka bangun kesiangan sedikit, mungkin mereka kelelahan." Ucap Noele memberi pengertian.
"Maaf nona, tadi kami terlalu lama bersiap." Jelas Helios.
Natalea masih menatap tajam keempat
pemuda itu sambil melipat tangannya di depan dada."Kalian silahkan duduk," Noele yang tidak enak hati pun menyuruh kelima pemuda itu duduk.
Natalea masih dengan tatapan tajamnya mengawasi gerak garik setiap pemuda itu.
Saat makan pun Natalea tidak melepas tatapan tajamnya dari keempat pemuda itu."Sudahlah, lihat, mereka jadi gugup." Jemisha akhirnya membuka suara, bahkan dia saja gugup ditatap oleh saudarinya itu, padahal sasaran tajam itu bukan untuk dia.
"Maaf aku hanya bercanda" Ucap Natalea sambil tertawa kecil.
Mereka menanggapi dengan tersenyum canggung.
Sekarang, mereka sedang berkumpul di ruang tengah untuk membahas mengenai jalan keluar yang akan membawa keempat pemuda itu keluar dari kastil para putri."Jadi kami tidak bisa keluar dari sini dengan mudah?" Atlas sedikit kecewa mendengar penjelasan Jemisha yang mengatakan bahwa mereka tidak bisa keluar dengan mudah dari sini.
"Sebenarnya kalian bisa keluar dengan mudah dari sini, tapi." Balasan manggantung dari Amaya membuat mereka bersemangat untuk mendengar ucapan Amaya.
"Tapi apa?" Tanya Atlas tidak sabar.
"Tapi jalan itu hanya kami yang tahu." Potong Natalea.
"Maksudnya?" Tanya Helios.
"Begini, di sini ada dua jalur untuk keluar dari kastil ini, yang pertama itu jalur yang kalian pakai saat kalian datang ke sini, yang kedua itu jalur hanya kami yang tahu karna itu dulu jalur rahasia istana." Jelas Natalea.
"Lalu kenapa tadi nona Jemisha mengatakan kalau jalur yang kamu gunakan kemarin sangat beresiko kalau kami keluar lewat jalur itu?" Tanya Atlas mulai kritis.
"Karna jalur itu ada penjaganya,"
"Penjaga? Tapi kemarin saat kamu menggunakan jalur itu tidak ada siapa-siapa?" Balas Atlas.
"Iya, panjaga itu tidak akan bisa kalian lihat karna penjaga itu selalu menyamar menjadi sesuatu yang kalian tidak duga." Noele juga mulai memberi penjelasan.
"Biar aku yang menjelaskan." UcapNatalea.
Semua pemuda itu memusatkan perhatian mereka kepada Natalea.
"Penjaga yang berada di jalur yang kalian lewati membiarkan kalian masuk kesini dengan mudah, tetapi jika kalian keluar lewat jalur itu maka penjaga itu tidak
akan membiarkan mereka keluar dengan mudah karna penjaga itu akan mendatangkan bahaya untuk kalian" Jelas Natalea."Kalau kalian ingin keluar dengan selamat maka kalian harus pintar-pintar bersembunyi dari penjaga itu," Sambungnya.
"Tunggu, nona Natalea. Tadi kau bilang kami bisa keluar lewat jalur rahasia istanakan?lalu bisakah kami keluar lewat sana?" TanyaAtlas.
"Bisa-bisa, saja. Tapi rute jalur itu hanya kami yang tahu." Balas Natalea.
"Ya sudah kalau begitu nona tinggal memberi tahu kami rutenya saja."Sahut Ares tak sabar.
"Tidak bisa."
"Kenapa?" Tanya Ares kecewa.
"Karena itu jalur rahasia."
"Kalian bisa ikut dengan kami" Ucap Helios meyakinkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Five Princess With Her Curse
FantasyFive Princess With Her Curse "Apa papa percaya?" "Pada apa?" "Pada mereka. Mereka yang selalu papa ceritakan." "Percaya." "Kenapa papa percaya? Mereka itu kan tidak nyata. Mereka hanya cerita yang selalu papa ceritakan padaku." "Alam semesta itu lua...