Chapter 10.

495 88 26
                                    

Naruto tampak melamun di tepi pantai,menatap ombak laut yang tampak begitu tenang serta menikmati matahari sore yang begitu cantik.

Sudah seminggu ia berada di tempat ini bersama Sasuke serta staff dapur yang lain, tujuan nya? Mempersiapkan diri. Bukan hanya mereka yang berlatih,tapi ia juga ikut di latih oleh Sasuke.

Walau sulit dan bahkan Naruto ingin menangis karena sulit pelatihan dan kejam nya Sasuke melatih dirinya,tapi ia harus terima. Yang ia hadapi kali ini bukan orang biasa,ia tidak mau merepotkan Sasuke terus apalagi kalau ia sendirian dan bagaimana nanti kalau ia di serang?

Ia tidak bisa apa-apa dan hanya menangis meminta tolong? Tidak,ia tidak mau itu. Helaan nafas berat keluar dari bibir nya,ia pun merogoh ponsel nya dari kantung,kemudian memotret matahari terbenam yang begitu cantik.

Bibirnya perlahan menyunggingkan senyuman,ia suka di tempat ini walau harus mendapat penyiksaan dari Sasuke. Sekali lagi ia mengarahkan kamera ponsel nya ke ombak laut dan matahari terbenam,yang terpotret justru wajah Sasuke yang tiba-tiba muncul.

"Astaga kau ini... Merusak pemandangan saja."

"Hooo.. apa hasilnya bagus?"

"Pergi sana. Tinggal kan aku sendiri."

"Maaf."

"Kenapa minta maaf?"

"Selain karena aku menempatkan mu dalam posisi berbahaya,aku juga bersikap kasar pada mu. Terutama saat aku melatih dirimu agar terbiasa dengan kekerasan,ancaman serta situasi berbahaya."

"Ti-tidak apa-apa. Aku... Maklum kok,masalah ini bersumber kan dari diriku sendiri. Andai waktu itu aku merelakan mangkuk dan memilih mengambil besok saja mungkin hal seperti ini tidak akan terjadi."

Sasuke mantap Naruto yang sudah memalingkan wajah,ia tahu bocah itu pasti akan menetes kan air mata beberapa detik lagi. Ia pun menarik dagu Naruto agar menatap dirinya,namun Naruto menolak. Sasuke tidak kehabisan akal,ia membujuk si pirang itu agar mau menatap nya. Dan benar saja Naruto kembali menangis.

"Kan aku sudah bilang jangan menangis lagi,ini bukan salah mu. Kejadian seperti ini sudah biasa terjadi antar dunia mafia ataupun gangster Dobe."

"Tapi.. hic... Aku yang menyebabkan permasalahan nya."

"Ya benar kau yang menyebabkan masalah,dan kau harus tanggung jawab. Caranya? Bergantung pada ku,percaya pada ku,dan mengikuti segala arahan ku. Hanya itu,apa kau tidak sanggup?"

Naruto hanya mengangguk sambil menarik ingus nya yang meleleh, menyeka air matanya dengan kedua tangan layaknya anak kecil. Sasuke tersenyum kemudian mengusap lembut rambut Naruto,ia juga tidak mau menempatkan orang yang ia kasihi dalam bahaya.

"Cukup mainkan peran mu sebagai kekasih ku dan ikuti segala aturan dan arahan ku, percaya lah kau akan selamat dan keluar dari masalah ini."

"Sasuke..."

"Hn?"

"Kalau kita di sini.. bagaimana dengan Tokyo?"

"Kenapa? Kau takut?"

"Jelas. Kakak dan ayah ku ada di sana,kalau keluarga mu... Sudah pasti aman kan? Kak Itachi kan juga bisa bertarung dan pandai menjaga diri."

"Tenang saja. Mereka ada penjaga nya kok."

Memang benar ada penjaga nya. Sasuke menugaskan Juugo serta Suigetsu di Tokyo sementara Karin ia bawa kemari demi memantau pergerakan lawan secara online,jangan lupakan sang kakak yang juga ia mintai tolong.

Itachi bersedia dan bagian semangat apalagi itu menyangkut orang yang membuat nya jatuh hati, awalnya Sasuke minta tolong Itachi sama sekali tidak menggubris namun setelah Sasuke membawa nama Deidara serta ayah Naruto Itachi sempat menegang dan langsung menyetujui permintaan Sasuke.

Hell's Kitchen?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang