Chapter 3.

3.1K 324 122
                                    

Yo haloooo....saya kembali di..sini. 😅😅

Habis sudah bingung mau lanjut yang mana,jadi yaaa...saya pilih ini. 😅

Maaf ya. JT terbengkalai lagi,karna dah mau end jadi agak bingung cari Epilogue nya bagaimana. 😅😅😅🤦

Jadi ceritanya sekarang saya sedang cari ending bagus untuk JT. okeh...kita lanjut ya.

Next.

***

Naruto menatap lesu bahan masakan yang saat ini akan ia olah,pandangannya beralih mengamati sekitar. Tampak begitu sibuk dari yang biasanya,kemudian kembali menunduk untuk memotong daun bawang dan berlanjut mengupas kentang. Pikirannya tidak stabil sekarang,terlebih ketika melihat Sasuke bulu kuduk nya selalu merinding saat menatap pria itu,berlanjut ia yang histeris nyaris gila. Sasuke?! Pria itu tetap santai walau di dalam hati bertanya - tanya,ada dengannya?!

Ino selaku wakil kepala Koki di dapur merasa aneh juga,hingga ia menatap Sasuke dengan tatapan tanya dan menggerakkan dagunya naik tanda ia bertanya pada Sasuke. Sedang si pria itu sendiri hanya bisa geleng kepala atau mengedikkan bahu,ia juga bingung ada apa gerangan dengan Naruto.

"Naruto."

"Ah..iya..apa?! Kenapa?!"

Ten - Ten mengedipkan matanya 2x dengan mulut menganga sedikit,apa ia mengejutkan pemuda imut itu hingga reaksinya sangat berlebihan?!

"Ah..aku butuh wine yang ada di dekatmu,bisa ambilkan untuk ku?!"

"Ah..iya baiklah."

Tidak habis pikir dengan si pirang Ten - Ten pun hanya bisa geleng kepala dan kembali ke konternya sendiri,ia ada di bagian pasta dan saus berbeda dengan Ino yang ada di bagian dessert. Di dapur ini hanya mereka berdua yang wanita,selain itu laki - laki semua dan alasan Sasuke menempatkan Ino di bagian dessert karena wanita itu keturunan bangsawan elit yang punya selera tinggi. Sungguh cocok kan untuk menghias makanan penutup bagi para tamu?!

'Astaga apa yang kupikirkan?! Fokus bekerja Naruto,lupakan semua yang kau mimpikan 2 Minggu lalu.' batin Naruto sambil mengusap dahinya pelan.

Ya Naruto sudah bekerja di dapur Sasuke selama 2 Minggu lebih lamanya,dan hasil yang Sasuke dapat?! Lumayan memuaskan walau terkadang pemuda itu sedikit bodoh dan sulit menangkap maksud ucapan nya,selama 2 Minggu Naruto bekerja Sasuke sama sekali tidak melihat ada keanehan sedikit pun dari Naruto,justru si pirang itu sangat semangat,ceria,dan cerewet di saat yang bersamaan. Ia bahkan tidak Segan mengatakan kata pedas maupun menyinggung untuk Sasuke,atau bahkan sekedar memukul pelan bahunya. Lalu sekarang kenapa si manis itu menghindari nya?!

"Ino kemari,selesaikan potongan dark Chocolate dan strawberry pada moca float yang ku buat."

"Baik chef."

"Dan kau Namikaze,ke ruangan mu sekarang."

Tubuh Naruto menegang saat suara bass Sasuke terdengar,ia pun mengangkat wajahnya dan mendapati wajah Sasuke sudah ada di depannya. Pipi Tan itu perlahan memerah padam,kemudian kepala bersurai kuning cerah itu menggeleng brutal,lalu mengangguk. Ada apa sebenarnya?! Alis Sasuke terangkat sebelah kemudian geleng kepala merasa aneh,ia pun melepas celemek yang terikat di pinggangnya kemudian berlalu menuju pintu dapur. Sebagai seorang boss mana mungkin Sasuke tega mempekerjakan pegawainya yang sedikit...sakit?! Ada baiknya ia bertanya dulu.

Setelah Sasuke keluar kini giliran Naruto yang masih berdiam di tempat,ia bimbang harus mengikuti perintah Sasuke atau tidak. Kalau ia tidak datang sudah pasti boss menyebalkan dan kejam itu marah,tapi kalau dia datang...ia bisa kejang - kejang di tempat nanti.

Hell's Kitchen?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang