Hai. Gue Hendrik. Gue kerja sebagai Cleaning Service di salah satu stasiun daerah kabupaten Tangerang. Mungkin sampai situ aja kalian udah bisa ngebayangin keseharian gua kayak gimana. Ya, bersih-bersih stasiun adalah kegiatan gua sehari-hari. Tapi meskipun kerjaan ini adalah kerjaan yang mungkin untuk sebagian orang ogah untuk dilakonin, tapi justru menurut gua, gua beruntung masih bisa dapet kerjaan ini. Mengingat di masa pandemi ini, kerjaan susah banget buat didapetin. Gaji nya pun lumayan dibandingkan dengan kerjaan-kerjaan kotor lainnya. Yaa seenggaknya sesuai UMR lah. Plus, berkat kerjaan ini, gua juga bisa ketemu sama bang Zul.
Gue udah kerja di stasiun ini semenjak tahun 2018 bersama 6 anggota cleaning service lainnya. Jadi sedikitnya gue sudah lebih hafal lah bagaimana dengan keadaan di stasiun ini. Tradisi setiap tahun adalah pergeseran penempatan para PKD (Petugas Keamanan Dalam) stasiun, atau lebih umum dikenal dengan nama petugas security atau satpam lah ya lebih simple nya. Waktu itu tahun 2021 awal. Di stasiun ini sudah ada beberapa PKD baru yang ditugaskan. Singkat cerita gue udah mulai akrab sama beberapa PKD baru di stasiun ini. Waktu itu gue masih menutup diri dari orang lain tentang orientasi sex gue yang sebenarnya. Jadi belum ada yang aneh. Tapi gue gak mengungkiri kalau di antara puluhan PKD di stasiun ini, ada beberapa yang sangat menarik perhatian gue.
Muhtadin adalah orang pertama yang menarik perhatian gue. Dengan kulit sawo matang, postur tubuh tinggi tegap, dada bidang dan wajah yang sangat manis. Tapi yang membuat gue tertarik dengan dia adalah dada bidangnya.
Ali. Perawakan tinggi tegap berisi, berkulit putih dengan bekas luka di sebelah alis kirinya. Sifatnya sedikit nakal dan jahil tetapi justru itu yang membuat gue tertarik sama dia. Dia juga adalah PKD yang paling akrab sama gue.
Dan yang terakhir adalah Zulfi. Ya. Zulfi. Atau lebih sering gua panggil bang Zul. Sebab saat pertama kali gua kenal dia, gua kira dia beberapa tahun lebih tua dari gue meskipun ternyata kita seumuran. Tapi memang dia lebih tua 3 bulan dari gue. Dan bang Zul juga udah beristri dengan satu anak perempuan, dan satu anak laki-laki yang dalam waktu dekat akan lahir. Suatu hari dia pernah cerita ke gue tentang kehidupan sex bersama istrinya. Dengan sedikit membangga-banggakan diri, dia bercerita bahwa istrinya selalu puas dengan service yang diberikan olehnya.
"Istri saya pasti puas kalau kita ngewe" Bangganya. Gue sebetulnya gak tertarik sama sekali mendengarkan cerita tentang istrinya. Tapi gue tertarik tentang bang Zul. Makannya gua suka dengerin kalau dia cerita hal-hal kayak gitu.
"Wahh, keenakan istri abang ya. Emang abang mainnya jago?" Tanya gue sedikit memancing.
"Oh pasti. Saya jago main ampe istri saya keenakan. Digoyang terooss. Apalagi kontol punya saya mah gede. Ni liat, ampe nyetak kan di celana saya." Sambil nunjuk celana ketatnya. Dari awal kenal sama dia juga gue udah notice kebagian situ.
"Ini aja belum tegang loh. Kalo udah tegang, berdiri sampai ke udel saya saking gede nya." Terusnya.
"Wah hebat lu bang. Terus kalo lagi main, anak lu emang gak bangun bang? Kan berisik?" Tanya gue tambah penasaran.
"Ya mainnya jangan di kamar tengah lah. Kasian kalo anak saya bangun lihat mama papa nya lagi main kuda-kudaan. Hahaha." Jawabnya sambil tertawa. Gue juga ikutan ketawa.
"Biasanya saya main di ruang depan, ruang tv. Ya sambil nyalain aja tv nya, gak bakalan ada yang curiga kalo kita lagi ngewe disitu kok." Terusnya sambil masih ketawa.
"Eh buset dah bang, emang gak ada kamar lain apa?"
"Gak ada. Kan saya sekeluarga ngontrak di kontrakan kecil. Ruang depan, ruang tengah, dapur, toilet. Gitu doang sekat-sekat ruangannya. Jadi ya lebih aman kalau saya ngewe di ruang depan lah." Jawabnya. Gue disitu baru tau kalo dia ternyata ngontrak.
![](https://img.wattpad.com/cover/312531315-288-k356292.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bang Zul (Gay Sex Story)
RomanceCerita ini sebagian berdasarkan pengalaman pribadi author dan sebagian laginya adalah karangan. Author mixing semua yang pernah author alami dan imajinasi yang ada di kepala author. Menceritakan pengalaman si "Gue/Hendrik" yang penuh dengan rasa pe...