"Potongan yang bagus. Selanjutnya, tuang sirup osmanthus itu ke atas tofu yang sudah kau potong."
"Segini cukup?"
"Sedikit lagi, sisanya tuang saja untuk piring kedua."
Kini keduanya melanjutkan proses pembuatan almond tofu. Prosesnya sudah sampai sejauh ini dan belum ada tanda-tanda kegagalan, bersyukurlah tadi Xiao berhasil mencegah (Name) yang khilaf hendak menambahkan potongan jueyun chili untuk hiasan supaya warnanya jadi lebih beragam.
Xiao membantu (Name) meletakkan garnish, matcha tofu kecil ia letakkan di atas almond tofu. Puding bulat buatannya ia tata dengan rapi dan membentuk pola seperti kalung yang ia kenakan.
"KYAAAA, AKHIRNYA SELESAI!"
Senyuman bahagia merekah di wajah (Name) yang rupawan. Kali ini, ia berhasil membuat almond tofu yang sempurna. Dengan rasa bangga, ia mengajak Xiao untuk membawa dua piring almond tofu itu ke meja di lantai teratas Wangshuu Inn, tempat favorit mereka berdua selama ini. Melihat gadis itu dengan ekspresi bahagianya, Xiao tanpa sadar tersenyum tipis-meski hanya sepersekian detik.
Hari sudah menjadi gelap, bulan purnama memantulkan cahaya matahari dengan terang. Di lantai teratas itu hanya ada Xiao dan (Name), tak ada seorangpun yang berani menginterupsi. Verr Goldet sudah memberikan ultimatum pada pengunjung dan pekerja Wangshuu Inn untuk tidak mengganggu mereka-sebab, Verr Goldet menyadari Xiao tampak lebih berekspresi sejak kedatangan (Name) ke sini.
Malam itu, hanya ada mereka, ditemani dengan dua piring almond tofu. (Name) sudah memandang Xiao dengan sangat antusias, menunggu sang yaksha memakan hasil karyanya.
Xiao mengambil sendok dan memotong almond tofu itu, kemudian menyuapnya ke dalam mulut. Senyum kecil ia pasang, sesaat sebelum pemuda itu menghela napas lega. "Hmm, ini sangat lezat."
(Name) berseru kegirangan, ia sangat senang karena berhasil menepati janjinya untuk membuatkan Xiao almond tofu-meski memang, Xiao ikut ambil bagian dalam proses pembuatannya. Apapun itu, tak ada sedikitpun rasa tak puas yang tercetak di wajah (Name), yang ada hanyalah senyuman bahagia dan rasa puas yang terpampang.
Melihat (Name) yang begitu bahagia, lagi-lagi Xiao tersenyum dan kemudian memotongkan almond tofu itu dan menyodorkannya pada (Name). "Kau juga, cobalah ini."
Tanpa basa-basi, (Name) memakan almond tofu yang disuapi oleh Xiao. "AHHH, ENAK SEKALI! Oh, setelah ini aku pasti takkan sakit perut! Ini benar-benar lezat!"
Xiao terkekeh kecil. "Kau menyukainya?"
"SANGAT! Aku pernah mencicipi almond tofu yang biasa, tapi kombinasi almond tofu ini meningkatkan kelezatannya berkali-kali lipat!"
"Yang ini namanya Sweet Dreams."
(Name) kemudian menghentikan kebisingannya dan memandang Xiao dengan penasaran-nama makanan itu belum pernah ia dengar sebelumnya. "Sweet Dreams?"
"Resep buatanku, yang didasarkan pada almond tofu. Aku namakan begitu karena ... saat memakannya, rasanya seperti mimpi indah." Xiao terdiam sejenak ketika menjelaskan asal usul nama makanan itu, sedikit banyak ia teringat akan masa lalunya. "Kau tahu ... sebelum Alatus menjadi yaksha, dia adalah monster yang memakan mimpi indah tiap manusia."
Gadis itu tertegun, (Name) pernah mendengar kisah itu saat membaca sejarah Liyue. (Name) pikir, kisah yang ia baca hanyalah karangan-tetapi, nyatanya sang tokoh utama membenarkan kisah itu.
Atmosfir di antara mereka menjadi berat, Xiao tampak terdiam mengingat masa lalunya. Lantas, (Name) buru-buru memotong almond tofu miliknya dan segera menyuapi Xiao. "Uhh-sudahlah! Daripada memikirkan masa lalu, kenapa kita tidak menikmati apa yang ada sekarang? Aku sudah membuatnya dengan susah payah, lho!"
Xiao menatap (Name) dengan terkejut-entah sudah berapa kali gadis itu membuatnya heran dalam artian positif. Bisa-bisanya ia dihibur oleh manusia-tetapi, Xiao tidak menganggap itu buruk. Ia menepuk kepala (Name) lembut. "Dasar ... kau ini selalu mengejutkan, ya."
"Walau sifatku begini, tapi Xiao suka, 'kan~?" goda (Name) sambil tertawa-tawa.
Namun, di luar dugaan-Xiao hanya terdiam dengan wajahnya yang menjadi merah karena malu. Melihat Xiao yang seperti itu, tanpa sadar wajah gadis itu pun turut merona kemerahan.
"Eh-ah-aku ... AHH SUDAHLAH ... a-aku takkan bicara macam-macam lagi!"
Di bawah cahaya rembulan, keduanya menikmati hidangan yang mereka buat bersama-sama. Meski sempat terdiam selama dua menit, pada menit berikutnya, suasana kembali mencair dengan (Name) yang mengajak Xiao bercanda dan berbincang-bincang lagi.
"Ngomong-ngomong, (Name). Kau akan segera kembali ke kota, ya?" tanya Xiao ketika hidangannya sudah ia habiskan.
(Name) tampak tersentak-ia ingat kalau misi balas budinya sudah dilakukan-maka, ia sudah bisa kembali ke kota. "Ah-aku memang harus kembali. Tapi, aku pasti akan mampir ke sini lagi, kok! Aku suka ada di tempat ini!"
Xiao tersenyum lega kala mengetahui ini bukanlah pertemuan terakhirnya dengan gadis itu. Ia menatap (Name) dengan tatapan lembut. Kemudian, sebelum beranjak pergi dari sana, Xiao mengucapkan kalimat ini pada (Name), "Jika kau membutuhkanku, atau kau terbangun dalam keadaan sebilah pisau yang akan menyayat lehermu, panggil saja namaku. Aku akan datang untukmu kapanpun kau memanggilku."
Siapa yang menyangka bahwa sepiring almond tofu akan menciptakan ikatan di antara mereka? Sungguh, Xiao sangat menikmati pertemuannya dengan (Name), hingga sang yaksha sudah menempatkan (Name) pada posisi 'spesial' di hatinya.
Xiao sangat menantikan pertemuan selanjutnya dengan (Name). Senyuman kecil dan tepukan lembut pada pundak (Name) menjadi penutup hari malam itu, sebelum Xiao melesat pergi dari sana.
End
KAMU SEDANG MEMBACA
Dessert; Almond Tofu « Xiao x Reader » (Genshin Impact)
Fanfictie"Tidak perlu berterimakasih, yaksha tidak memerlukan simpati." (Name) ditolak mentah-mentah, dan Xiao melangkah untuk melenggang pergi. Namun, (Name) menahannya dan berkata, "Anggap saja ini balas budiku." "Kumohon! Atau bagaimana kalau kubuatkan ma...