"Benang penghubung antara kita berwarna merah darah dengan banyak bagian yang terputus kemudian disambungkan paksa sehingga terbentuk banyak kekusutan disana"
Felix menggendong Daniel yang tertidur sehabis memakan es krim tadi.
Setelah sampai di unit apartemen miliknya, Felix menidurkan Daniel di kasurnya kemudian bersiap untuk mandi serta membuat makan malam untuknya serta putra kecilnya.
.
.
.
.
Kalau Felix ingat-ingat, hubungannya dan Haje berjalan lancar hanya untuk 7 bulan, setelahnya Haje selalu seperti itu.
Membuangnya ketika Haje memiliki seorang kekasih, mengabaikan Felix.
"Udah deh, kita gausah saling kenal lagi aja selamanya!" Adalah hal menyakitkan yang seringkali Felix dengar dari bibir Haje, tentu saja untuknya.
Sering terjadi ketika Haje memiliki kekasih, dan Felix di saat terrendah hidupnya meminta afeksi pada Haje.
Itu akan selalu berakhir mereka bertengkar hebat, saling memaki, dan Haje yang selalu mengatakan hal menuju perpisahan.
Ya memang mereka hanya sebatas teman berbagi keberuntungan, namun bagi Felix, Haje adalah hidupnya.
Usia mereka yang terpaut satu tahun, dimana Felix lebih tua satu tahun dari Haje, membuat Felix banyak mengalah, membujuk dan memohon pada Haje agar tidak membuangnya.
Namun yang terjadi kali ini mengejutkannya.
"Hari ini ayo jalan-jalan" adalah awal perkataan Haje yang membuat hubungan mereka kembali membaik setelah beberapa Minggu Haje terus menghempaskan Felix dari hidupnya.
Dengan senyuman tipis di bibir Haje, Felix mengangguk semangat.
Hari itu mereka berjalan mengelilingi kota besar yang sejuk itu.
Di jam 12 malam mereka baru kembali dengan tawa di bibir masing-masing, menertawakan Felix yang terus saja ceroboh hari ini.
Saat sampai kamar setelah mengunci pintu utama, Felix menggantung jaket Haje, ya hari ini Haje menyuruh Felix memakai jaket miliknya karena cuaca sedang hujan di luar.
Felix menatap jaket tersebut, jaket inilah satu-satunya kain yang belum tersentuh oleh Gafian.
Felix memeluk jaket Haje, wangi Haje menguar dari sana, tanpa sadar air mata Felix menetes dengan deras, Isak tangis kecil mulai terdengar.
Tak lama Felix merasakan pinggangnya dipeluk dari belakang, Felix terkejut.
Haje memeluknya begitu erat dengan kepala yang mendusal di ceruk leher Felix.
"Maaf, maaf udah buat lo kesepian" senyuman tulus terukir di bibir merah muda milik Felix sebelum ia membalikan badannya.
Felix menggeleng dan memeluk Haje, "iya gapapa, lo kalau lagi begitu mirip setan, gue kesel tapi gapapa" ujar Felix.
Haje mengeratkan pelukannya, Felix mengusap punggung lebar milik Haje, menenangkan laki-laki itu karena Felix tau bahwa Haje sedang tidak tenang hati serta pikirannya.
"Ayo mandi dulu," ujar Felix sambil perlahan melepaskan pelukan Haje.
"Mandi bareng ya?" Pertanyaan tidak polos milik Haje di balas anggukan oleh Felix.
Hari itu Felix digendong menuju kamar mandi, kegiatan mandi yang harusnya hanya 15 menit kini mereka habiskan selama 1 jam karena dua anak Adam tersebut sedang melakukan kegiatan lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
This man
Fanfiction"dia indah, memiliki warna paling cerah dan gelap disaat yang sama, ketika menangis air mata yang turun dari pelupuk matanya seperti kristal" "Lalu apa kekurangannya?" Calvin mendengus setengah tertawa sebelum menjawab, "saat mencintai, dia mencinta...