06.) Daniel 2

28 6 0
                                    

⚠️⚠️ Part ini berisikan bullying, jika kawan-kawan memilikinya trigger tersebut mohon di skip aja ya⚠️⚠️

"plaster ajaib!"





















Setelah seminggu bersekolah, Daniel mulai terbiasa dengan belajar dan lainnya, Felix sangat bahagia melihat Daniel yang bersemangat seperti ini.

Setiap pulang sekolah Daniel menceritakan kisah serunya di kelas, sebelum menonton tv atau film, Daniel belajar terlebih dahulu bersama Calvin.

Calvin sangat bingung dengan kemampuan Daniel, Daniel sudah bisa mengerjakan soalan matematika kelas dua SD, berbahasa Inggris dengan lancar sih Calvin tidak aneh karena Felix sering mengajarkannya pada Daniel. Namun membaca, mengeja, menghitung itu diluar dugaan Calvin.

Setelah belajar mereka bertiga makan malam bersama, Felix yang memasak, setelah makan malam selesai Daniel ingin menonton film Pororo sebelum tidur.

"Fel," panggil Calvin, Felix menoleh pada Calvin.

"Daniel udah di tes IQ?"

"Belum kak, kenapa?" Tanya Felix sambil mengerutkan dahinya.

"Ngga... Itu Daniel tadi udah mampu ngerjain soalan kelas dua SD semester satu." Mata Felix membulat.

"Itu— buruk ya kak?"

"Eh eh eh ngga jangan panik... Justru baik kok, IQ Daniel mungkin tinggi itu aja sih" Felix mendesah lega dan mengangguk.

Felix menatap Daniel yang sedang terkantuk-kantuk berusaha menonton Pororo di TV.

Felix mengusap dahi Daniel agar putranya cepat terlelap, "aku ga mau ada yang melukai hati Daniel, apalagi fisiknya. Ga akan kubiarkan." Calvin tersenyum dan memeluk Felix dari samping.

"Stay strong okay?" Felix mengangguk.














.


.

















Daniel menjalankan semua pelajarannya disekolah dan juga bermain dengan teman-temannya yaitu Hanis, gama, dan putri.

Namun dua kali dalam seminggu Daniel selalu ikut kelas tambahan untuk VIP, ya Daniel masuk kedalam kelas VIP karena putra Felix tersebut adalah siswa beasiswa yang benar-benar pintar.

Gama berusaha masuk ke kelas VIP karena daddy-nya ingin ia masuk kelas tersebut, namun gama belum mampu memasukinya.

Jadi setiap hari Selasa dan Kamis, Daniel pulang sore hari, sebenarnya Felix sudah bicara dengan Daniel agar tidak usah mengambil kelas tersebut karena waktu bermain Daniel jadi berkurang.

Namun putranya itu tetap ingin masuk, ia mengatakan bahwa ia ingin membuat bunda bangga padanya, Daniel bercerita pada Calvin hari itu.

Calvin tersenyum dan membelikan banyak jajanan untuk Daniel, akhirnya Calvin berbicara dengan Felix agar bundanya Daniel tersebut mengizinkan Daniel. Kemudian Berhasil.

Daniel masuk kelas VIP, Daniel kira akan menyenangkan dan menenangkan saat ia belajar. Namun sebaliknya.

Semua anak VIP menjauhinya, menatapnya sinis, Daniel tersisihkan diluar mata pelajaran.

Dikelas VIP Daniel selalu menjadi urutan pertama, hal itu membuat teman-temannya di kelas VIP iri serta dengki.

Kelas VIP adalah kelas khusus untuk anak pintar, namun sebenarnya kelas VIP ini sebagian besar muridnya berisikan murid yang kekayaan orang tuanya tidak bisa Daniel jabarkan.

This manTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang