2

6 0 0
                                    

"Lepasin, bangke," sentak Lexa pada Andra yang menarik keras pergelangan tangannya, tadi saat Lexa baru saja sampai di sekolah, Andra dengan jurus seribu bayangnnya langsung menarik Lexa menjauh dari parkiran menuju taman belakang sekolahnya.

"Itu Andra mau bawa Lexa kemana?" tanya Arvin, apa iya Andra kepincut pesona Lexa pikir Arvin.

"Kalian liat aja entar," jawab santai Ona dengan senyum penuh kemenangan miliknya.

Ingatannya kembali pada kejadian tadi malam, yang sudah dapat dipastikan bahwa Andra akan selalu bertekuk lutut dihadapannya, apapun yang terjadi.

"Udah nggak usah dipikirin, mending kita ke kelas aja," ajak Dara sambil menarik Ona, diikuti teman mereka yang lainnya.

Mereka yang melihat kejadian di parkiran di buat penasaran dengan tingkah Andra yang seakan tidak menghiraukan keberadaan teman-temannya.

"Lo... bisa nggak, nggak usah cari gara-gara sama Ona" tekan Andra setelah menghempaskan Lexa ke tanah.

Lexa yang di perlakukan seperti itu tentu saja marah, yakali dia bakalan nangis kayak cewek di cerita lainnya.

"Emang kapan gue cari gara-gara sama ratu lo itu!" tekan Lexa, heh dia ini tidak suka dituduh hal yang sama sekali tidak dia lakukan, hellow harga diri dia terasa di jatuhkan kalau begini.

"Ona sendiri yang bilang sama gue, pliss deh lu nggak usah caper jadi orang." Andra langsung mencengkram kerah baju Lexa, jarak mereka menjadi sangat dekat sehingga bila dilihat dari arah belakang Andra mereka seperti sedang berciuman, seperti yang Ona lihat.

"Lu jahat, ndra. " batin ona dan langsung pergi dari tempat itu dengan air mata yang mengalir deras.

*jadi inget lagu...

'air mata mengalir dipipiku...

'teringat kenangan ayah bunda...

*Bener nggak sih.

"Bisa lepasin tangan lu nggak!" Tenang Lexa, namun matanya menatap lurus nan tajam menghunus tepat ke arah bola mata Andra yang mungkin jatuh tepat ke hati.

*ehh kayak lagu...

'dari matamu...

'matamu...

'ku mulai jatuh cinta...

Atau...

'dari mana datangnya cinta...

'dari mata turun ke hati...

*ok skip gaje...

"Kalau nggak kenapa." Tantang Andra membuat senyum smirk terbit di bibir seksi Lexa.

"Ok... lu yang minta, jadi jangan nyesel" ucap Lexa pelan yang membuat Andra berpikir untuk apa dirinya menyesal, yakali Lexa mau membanting dirinya yang notabenya lebih besar dari dia.

"Ngapain gue harus nyesel? orang lawan gue se ker-"

"Bacot lu babi" ucapan Andra terpotong oleh sentakan Lexa sekaligus langsung membanting dirinya ke tanah.

"Bruk..."

Suara bantingan yang sangat keras membuat Andra memblalakan matanya, dirinya terkejut sebab kekuatan Lexa yang bukan main-main, hell inilah sebab kita tidak boleh meremehkan orang lain.

Lexa hanya menekan dada Andra yang terbaring di tanah dengan lututnyadengan lutut satunya sebagai tumpuan, mirip posisi orang ingin melamar sang pujaan hati, ngerti kan.

Posisi mereka tak berubah hingga beberapa menit berlalu, Lexa hanya memberikan tatapan mematikan kepada Andra yang di balas tatapan yang sama, intinya mereka saling menghunuskan laser dari mata masing-masing.

Hingga Lexa mendekatkan wajahnya ke wajah Andra dengan senyum menggodanya yang berhasil membuat Andra menahan nafasnya.

"Ini baru permulaan, dude." bisik Lexa di samping telinga Andra.

Lexa lalu berlalu dari sana dengan sikap seakan akan tidak pernah ada yang terjadi di antara mereka meninggalkan Andra dalam keterpakuan.

"Maksud dia apa?" Heran Andra dengan kening menyerit dengan menatap punggung kecil Lexa hingga menghilang di balik koridor.

***

"Sumpah, tadi gue deg degan parah, pas liat Andra narik tangan lu gitu aja, lu ok kan? nggak ada yang hilang kan?" Cerocos Angel saat Lexa sampai di kelas, sambil membolak-balikkan tubuh Lexa takut salah satu anggota tubuhnya ada yang hilang, kan berabe kalau cantik-cantik cacat, bisa mengurangi nilai disukai cogan.

"Yakali ada yang hilang, ngel." Jengah
Lexa, apakah Angel pikir dirinya ini boneka yang anggota tubuhnya mudah untuk lepas, ini Lexa man si cewek strong.

"Kali-kali kan lu kehilangan keperawanan bibir lu, siapa tau Andra ambil kesempatan dalam kesempitan gitu" ucap Angel sambil menarik Lexa menuju tempat duduk mereka, yang berada pada posisi paling belakang, tempat di mana anak yang berlangganan di ruang BK.

"Nah, sekarang lu duduk aja merenung gitu, kali aja kan ada yang lu lupain." Angel sangat berharap Lexa dapat mengingat janjinya kemarin, ya walaupun Lexa lupa ada Angel yang akan senantiasa membantu untuk mengingatkan.

Lexa hanya menatap Angel dengan tatapan datar nan tajam, khas seorang Lexa, bukannya Lexa tak ingat mengenai janji kemarin, dia hanya lupa bahwa dirinya pernah berjanji kepada seseorang.

Wajar bukan, orang yang tidak pernah memiliki teman selama ini lupa bahwa sekqrang sudah ada teman yang akan senantiasa menolongnya, mungkin.

Angel menatap Lexa dengan harap-harap cemas, ini untuk kelangsungan hidup dia loh, ok lebay.

"Lo inget kan? " Dengan memegang tangan Lexa dengan penuh pengharapan, jangan lupakan muka memelasnya, mirip anjing minta di buang.

"Huft... " Melihat Lexa menghela nafas membuat angel yakin bahwa Lexa tidak ingat mengenai janjinya kemarin, yah good bay poster Bt21, padahal Angel sangat menunggu hal itu.

Yup, kemarin saat mereka berada di parkiran Angel tak sengaja melihat poster Bt21 di akun tiktik salah satu yang dia ikuti, dan melihat poster tersebut, namun karena dia lagi kanker (kantong kering) jadi dia hanya bisa melihat saja.

Kebetulan Lexa melihatnya sehingga membuatnya iba lalu berpikir bahwa tidak apa-apa membantu teman yang sedang kesusahan, juga sebagai hadiah untuk Angel yang sudah mau berteman dengan dirinya.

Jadilah, Lexa berjanji bahwa besok poster itu akan ada di tangan Angel.

"Yaudah, nih lu pesan aja." Lexa langsung menyodorkan handponenya ke hadapan Angel yang di terima dengan baik hati olehnya.

"Pagi anak-anak" ucapan tersebut sukses membuat senyum Angel menghilang.

"Bangsat!" Umpat lirih Angel, bisa berabe kalau sampai guru mendengar, bisa jadi ikan kering dia karena di jemur seharian.

Lexa yang mendegar umpatan Angel hanya terkekeh geli, ternyata memiliki seorang teman tidak buruk juga.

DELION'ERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang