Fifth

51 10 7
                                    

"Jiyana!" pekik seseorang.

Aku berhenti melangkah dan menolehkan kepala mendapati Bara tersenyum di balik gerbang sekolah. Ia menghampiri ku dengan senyum ceria nya. "Jiyana," panggil nya lagi.

"Apa si?" sahut ku kesal.

"Sombong, gue panggil nggak nyaut."

"Gue udah nengok!" Aku berdecak kesal melihat wajah tengil nya. Tangan nya merangkul bahu ku.

"No touchy-touchy!"

"Dih biasa nya juga gue giniin diem," sahut nya seraya mengusak rambut ku.

"U have a bad day?" tanya nya masih dengan setia merangkul. Tanpa menjawab aku menepis lengan nya. Berjalan cepat meninggalkan Bara yang masih berteriak memanggil nama ku.

Demi menyelamatkan jantung dan kupu-kupu yang terbang di perut ku. Melarikan diri adalah hal yang terbaik, Bara mungkin tidak sadar atau tidak akan pernah? Tapi setelah apa yang terjadi bukankah lebih baik aku menjauh?

Yang jelas ... aku benci dia.

Bara itu sama seperti Arin, manusia dengan magis perekat. Hanya saja baru belakangan ini aku sadar Bara selalu begitu dengan siapapun. He's good and friendly with anyone.

Memang menjadi baik tidak perlu memandang apapun tapi sikap nya itu justru membuat ku keliru. Aku suka padanya, begitu ia bersikap baik dan banyak melakukan skinship apakah aku salah menganggap nya serius?

Aku perempuan dengan hati yang lembut. Pertahanan ku tidak sekuat baja. Lagi-lagi aku harus menyalahkan perasaan ini. Jatuh cinta tidak salah, yang salah adalah aku.

 Jatuh cinta tidak salah, yang salah adalah aku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A

ku masih sibuk mengetuk piring melamine berwarna merah pada tembok. Ini merupakan sebuah cara memanggil anak nakal itu kala aku tidak menemukannya. Sudah hampir 24 jam anak itu hilang, andai saja manusia sudah ku laporkan kepada pihak polisi terdekat.

Semalam anak itu menyelinap keluar rumah. Di luar itu dingin tidak ada selimut dan alas hangat seperti rumah ku, kenapa ia senang sekali di luar? Apakah ini bukan rumah nya? Atau aku terlalu menuntut agar ia menjadi kucing rumahan. Yang jelas aku hanya ingin dia berada di dalam kehangatan keluarga ku.

Di awal aku mengadopsi selalu ada perasaan bersalah tentang aku memisahkan nya dengan sang induk. Setiap malam aku menangis. "Subin maafin aku ya."

"Subin ilang Kak?" tanya seorang anak kecil yang ikut berjongkok di samping ku.

Aku mengangguk pelan, "Kamu liat nggak?"

"Enggak. Kak Jiyana mau aku bantu?"

"Boleh."

"Oke deh, aku panggil temen-temen dulu ya!" seru nya langsung berlari.

Segerombolan anak kecil berusia 4-7 tahun mendekati ku. Aku hanya mendengarkan mereka sedang mengatur strategi sesekali tersenyum. Tidak lama mereka berpencar dan salah satu nya menuntun ku.

"SUBIN DICARIIN KAK JIYANA NIH!" teriak nya.

"SUBIN DICARIIN KAK JIYANA NIH!" teriak nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"BESTIE SINI DEH!" teriak ku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"BESTIE SINI DEH!" teriak ku.

Anak-anak yang sedari tadi mencari kucing ku di seluruh penjuru gang berhambur menghampiri ku. Dapat kulihat keringat mengucur dari dahi. Duh aku jadi merasa bersalah.

"Terimakasih ya udah bantuin Kak Jiyana cari Subin. Alhamdulillah Subin udah ketemu."

Mereka bersorak girang sesekali menanyakan keberadaan Subin. Ini kali kedua mereka turun tangan walau tanpa ku suruh. Semalam setelah Bara memberi kabar aku langsung tertidur dan baru sadar lupa memberitahu mereka.

"Kak Jiyana udah janji traktir kalian es tejus, ayo!" ajak ku.

Semua sayang Subin.

Note :Pict di mulmed cuma hiasan, karna temen ku bilang itu lumayan deep jadi pajang sini ajalah hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Note :
Pict di mulmed cuma hiasan, karna temen ku bilang itu lumayan deep jadi pajang sini ajalah hehe

12 June 2022
Jellysa

I've lostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang