Prolog.

102 34 28
                                    

Happy reading!
Bertemu lagi dengan Mimil di cerita yang kedua semoga suka. Jangan lupa vote end komennya.
.
.

.
.
Katakanlah Tasya Aleana Pranata, gadis yang memiliki keluarga yang sangat sempurna bahkan terbilang harmonis. Ayahnya Perwira Kusuma dan ibunya yang bernama, Ambar Aliana. Selain Tasya mereka memiliki seorang putra yang bernama Razka Prawira Kusuma.

Suatu hari ibunya meninggal dunia dan menjadi awal yang pahit bagi Tasya.
.
.
.
.
Brak!

Pintu tertutup dengan keras, seorang pria paruh baya mengunci pintu yang telah ditutup, mengurung seorang gadis yang menangis terisak. Sebuah kamar mandi dengan penerangan yang redup dan terkadang mati. Kondisi ruangan yang lembab membuat gadis itu menggigil kedinginan. Tasya yang sudah mendapatkan banyak luka di tambah kondisi ruangan yang lembab.

"Ayah aku takut, Tasya janji nggak pulang telat lagi," Isak Tasya yang di ruangan yang lembab.

Baru dua hari ibunya meninggal, ayahnya sudah dua kali mengurung Tasya di tempat yang sama. Tasya biasanya pulang tengah malam namun saat ibunya masih hidup itu tidak menjadi masalah, berbeda dengan kali ini dengan perlakuan ayahnya.

"Ayah apa kesalahannya, bukannya sudah biasa untuk Tasya pulang larut malam," tegas seorang laki-laki yang usianya selisih satu tahun dengan Tasya.

"Diam kamu, itu aturan ibu kalian. Sekarang, ikuti aturan ayah jika adikmu selalu pulang malam hari dia akan tidur di tempat itu," bentak pak Wira menunjuk kamar mandi tempat Tasya terkurung.

Pak Wira pergi dengan kunci di tangannya langkahnya cepat hingga menghilang dari pandangan. Kakaknya berlari menuju kamar mengambil senter dan selimut untuk adiknya. Razka memasukan kedua benda itu lewat fentilasi yang berada tepat di atas pintu.
.
.
.
.
Perubahan yang signifikan terhadap ayahnya, membuat Tasya bingung atas perubahan tersebut. Katakanlah Tasya anak yang cukup nakal di sini pulang malam adalah kebiasaannya bahkan terbilang jarang pulang kerumah menjadi hal yang sudah biasa. Razka kakaknya berperan penting dalam kehidupan Tasya, seorang pelindung atas keras ayahnya yang membuat Tasya tidak kesepian bahkan merasa terkucilkan.
.
.
.
Ada satu tempat yang hanya Tasya dan ibunya Ambar yang tahu. Sebuah Vila di wilayah perkebunan teh yang sama sekali tidak di ketahui oleh Razka ataupun Wira. Tempat di mana masa kecil Tasya terukir dan ribuan rahasia tersimpan. Rahasia apa yang di maksud? Apa sebenarnya yang Ambar sembunyikan dari Tasya? Apa selamanya Tasya akan hidup dalam kekejaman ayahnya?

"Tasya lihat kupu-kupu ini cantik seperti dirimu," ucap Ambar.

"Ibu kenapa harus kupu-kupu Tasya mau liontin bunga," mohon Tasya kecil yang baru berusia tujuh tahun.

"Tasya harus terbang bukan menunggu kumbang datang, mengerti," ujar Ambar.

Tasya menganggukkan kepalanya. Meski sebenarnya Tasya tidak mengerti apa maksud dan maknanya.

"Suatu hari Tasya harus membukanya saat besar nanti, semuanya akan baik-baik saja," ucap Ambar.

Gadis itu tersenyum manis pada ibunya yang di hadiahi kecupan singkat di keningnya

Sungguh kenangan Tasya yang sangat indah, ingin rasanya Tasya kembali pada saat itu dan bangun dari mimpi terburuk menolak kenyataan bahwa ibunya sudah tiada dengan seorang ayah yang tiba-tiba membenci dirinya.

***

Sekian dan terima 🤗
Harap Tingalan jejak👣
Selamat datang dan semoga suka.
⚠️Jangan coba-coba plagiat⚠️

Sampai bertemu di Chapter selanjutnya.
Salam hangat untuk kalian.
Papay.

505kata💐.

Dua Wajah [Completed]✓>{Tahap Revisi}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang