Chapter 7:Maaf Dan Kebenaran.

17 9 9
                                    

Happy reading!
Enjoy the Story 🤗
.
.
.
Tasya sampai di rumah Angga, hal yang sangat berbeda begitu terasa. Senyuman menyambut Tasya dengan kehangatan. Dulu juga dirinya merasakan hal yang sama namun kali ini sudah berada.

"Tasya kamu sudah pulang, Angga mana?" tanya Mawar.

"Angga masih di jalan. Tante rajin banget nyiram tanaman, biar Tasya yang masak hari ini boleh ya Tante," mohon Tasya.

"Kenapa kamu yang masak ada Tante sama Bibi yang bertugas di dapur," larang Mawar.

Tasya tersenyum membawa tubuh Mawar duduk di teras menunggu kedatangan Angga.

"Tante duduk aja Tasya gak capek kok. Tasya mau masak buat Angga pasti capek. Asel sama Tante juga pasti lapar. Begitu juga dengan Om Firman nanti," jelas Tasya bergegas menuju dapur.

Mawar tersenyum melihat Tasya begitu ceria hari ini. Rupanya Tasya tidak seburuk yang dirinya kira saat pertama kali melihatnya. Siapapun akan kesal saat anak laki-lakinya membawa seorang gadis yang sedang mabuk. Untungnya Angga menyiram Tasya sehingga masih bisa untuk tidak mengatakan yang sebenarnya.

Tasya mulai memasak nasi, disaat menunggu nasi matang dirinya memasak sup iga dan oseng-oseng ayam kecap. Asel membantu dengan memotong bawang dan sayuran lainnya. Tidak lama Angga pulang menemui mamanya yang tengah duduk di teras depan. Angga berbincang kecil sebelum Tasya berteriak memanggil mereka untuk makan.

"Mah, sendiri aja Asel sama Tasya di mana?" tanya Angga.

"Di dapur lagi masak padahal ada Mama sama Bibi tapi Tasya maksa mau masak katanya buat kamu," cetus Mawar.

"Aku, masa sih Tasya bisa masak. Jangan-jangan ngerjain aku lagi mah," adu Angga

"Hust, gak boleh berprasangka buruk sama orang," ucap Mawar.

"Tante ayo makan masakannya udah siap!" seru Tasya dari dalam.

Makanan sudah tersaji di meja makan, melihat seseorang yang belum datang membuat Tasya mencari seseorang yang dimaksud.

"Wih, enak nih kayaknya. Lo gak niat meracuni keluarga guekan," curiga Angga saat melihatnya.

Tampaknya Tasya tak menggubris perkataan Angga sama sekali.

"Om belum pulang ya Tante?" tanya Tasya dengan wajah tertekuk.

"Papah pulangnya malam kita makan aja duluan," sahut Asel.

"Iya gak apa-apa udah biasa kok, kamu gak kecewakan," ujar Mawar.

"Gue di kacangin, udah gue puji nih masakan lo," rajuk Angga

"Udah makan, gak baik berantem di depan makanan," ucap Asel.

Selesai makan Tasya pergi ke teras rumah dirinya tidak tahu Angga mengikutinya dari belakang. Tasya meraih ponselnya menghubungi sebuah nomor seseorang di seberang sana. Tasya menempelkan ponselnya di telinga mulai berbicara dengan emosi yang Tasya keluarkan.

Halo Dim, gue gak suka lo main seenaknya tanpa kasih tahu gue. Untuk kali ini gue ngizinin lo karena gue menghormati keputusan yang lo buat. Jangan bertindak sesuka lo kalo ada sangkut pautnya sama masalah gue, ngerti.

Tasya mematikan telepon selulernya sepihak dari belakang Angga merebut ponselnya. Menyembunyikannya di belakang tubuhnya.

"Hap, teleponan sama anak gagak hitam'kan lo!" seru Angga merebut ponsel Tasya dari genggaman.

"Ngeselin banget sih, gue udah masakin masih aja dendam lo sama gue," kesal Tasya.

"Siapa yang minta di masakin, gak minta tuh," ujar Angga.

Dua Wajah [Completed]✓>{Tahap Revisi}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang