Chapter 26: Bukan Angga.

10 5 0
                                    

Happy reading!
Enjoy the Story 🤗
.
.
.
Jenazah sudah berada di rumah duka. Rumah Angga penuh dengan orang yang keluar masuk, pelayat sedang berdoa bersama keluarga dan juga warga setempat yang ikut membantu untuk mengebumikan Angga.

Tasya dan teman-temannya masih berada di rumah Angga dan bersiap untuk pergi menghantarkan Angga menuju ke peristirahatan terakhirnya.

Tepatnya di kamar Angga, Tasya tidak berhenti menangis di temani Asel yang terus menguatkannya. Akhirnya Tasya keluar untuk melihat Angga untuk terakhir kalinya. Disaksikan oleh semua orang Tasya membuka penutup jenazah Angga. Semua orang tampak kebingungan begitu pula dengan Tasya, Jenazah itu bukanlah Angga melainkan Varo orang yang melarikan diri setelah menembak Angga.

Kemarin Varo dan Razka berhasil di tangkap oleh Pak Wira. Lantas bagaimana jenazah Varo yang dibawa sedang tadi pagi mereka melihat sendiri jasad Angga didepan matanya.

***
Pukul 01:36 Angga dinyatakan meninggal oleh dr. Hana. Setelah semua orang pergi untuk pulang dan menunggu kedatangan jenazah di rumah duka.

Dokter mengatakan akan membawa Angga ke ruang mayat dan disitu Pak Wira menukar jazad Varo dan Angga.

"Keluar kamu, pastikan diluar aman," titah Wira.

Hana benar-benar takut dan menuruti perintah Pak Wira dan pergi mengecek situasi di luar dan kembali dengan menganggukkan kepala.

Tak!

Satu pukulan keras menghantam pundak Hana yang membuatnya jatuh pingsan. Wira membawa Angga entah kemana.

Sementara Varo yang sudah menggantikan posisi Angga dibawah oleh anak buah Wira menuju kamar mayat dengan mengunakan nama Angga dengan penyamarannya mengenakan jas putih milik Hana.

***

Ponsel Tasya berdering tanpa pikir panjang Tasya mengakat telepon dengan sebuah nama yang tertera bertuliskan Dr. Hana.

"Halo."

"Lady maaf, saya harus melakukan ini karena saya tidak ingin mati konyol. Angga masih hidup dia di culik oleh kelompok mafia yang menantang dark mafia. Mereka mengancam akan membunuh saya dan saya menyuntikkan cairan penghenti detak jantung sementara seolah Angga sudah meninggal. Saya langsung menghubungimu setelah saya sadar dari pingsan."

"Dimengerti laporan saya terima,"

Tasya mematikan telepon selulernya kemudian melirik Bara dan Nala yang ada di sebelahnya. Seakan tahu dengan apa yang di maksud Tasya mereka langsung mengiyakan permintaan Tasya.

"Bara dan Nala ikut gue, Kafka Kaila dan Chelsea tetap lanjutkan pemakaman. Tante, Angga masih hidup. Tasya akan bawa Angga dengan selamat," tegas Tasya membuat semua orang melongo tidak percaya.

"Buktikan bahwa Tante bisa percaya lagi sama kamu, tolong selamatkan Angga semaksimal mungkin," mohon Mawar.

"Om percaya sama kamu, nak," ucap Pak Firman yang merangkul istrinya.

"Kak tunggu, tolong bawakan ini dan berikan pada bang Angga," ucap Asel menyerahkan kotak merah yang cukup besar.

Tasya menerima kotak yang diberikan Asel dan melajukan motornya langsung menuju markas besar Dark Mafia tanpa penyamarannya sebagai Lady dengan dendam yang mulai membara untuk membalaskan apa yang di lakukan oleh ayahnya.

Kedatangan Tasya membuat seisi markas yang kemarin baru saja bertempur menatap sinis pada Tasya dengan berbagai senjata tajam yang mereka pertajam dan beberapa orang yang melatih dengan senjatanya.

Dua Wajah [Completed]✓>{Tahap Revisi}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang