2.Ampun Ma

42 19 73
                                    

Sebuah gagang sapu mendarat keras di lengan Scarlet.

Plak plak plak...

"Aduh ma, sakit. Ampun ma"

Lirih Scarlet memohon. Saat ini Scarlet masih berumur lima tahun.

"DIAM KAU!!" Bentak Larisa.

Sebuah cambukan terus dilayangkan Larisa secara bertubi-tubi. Scarlet tak bisa berbuat apa-apa hanya bisa terus memohon dan memohon.

"Anak sialan, kenapa kau selalu saja membuatku kesal?" Ujar Larisa kesal.

"Maaf ma, Scarlet gak sengaja. Ampun ma.."

Scarlet baru saja memecahkan Guci kesayangan Larisa. Hal sepele tapi tak bisa termaafkan bagi Larisa.

"Kau tau Guci itu sangat mahal! susah payah aku membelinya, lalu kau memecahkannya begitu saja. Dasar anak kurang ajar!!"

Scarlet selalu disiksa, bahkan untuk hal yang sepele pun.

Tubuh Scarlet diseret ke kamar mandi, lalu di lemparkan ke bak air mandi fiber dengan ukuran 60x60 cm dengan kedalaman satu meter.

"Rasakan kau!!"

"Ma, maaf kan Kaka, jangan siksa Kaka lagi. Kasihan kaka" ujar Scarla membela Kaka nya. Dia terus memohon kepada mama nya.

"Diam kau! Jangan pernah ikut campur. Masuk ke kamar sekarang juga!!" ujar Larisa kepada Scarla.

"Tidak. Aku tidak akan masuk ke kamar sebelum mama berhenti menyiksa kak Scarlet"

"Oh, Jangan-jangan kau mau ikut dipukul juga seperti Kaka mu?"

"Tidak ma" ujar Scarla ketakutan.

"Ya sudah, sekarang juga kau masuk ke kamarmu atau kamu mau mama pukul seperti kakakmu?"
Larisa langsung mendekati Scarla siap-siap melayangkan pukulan gagang sapu kepada Scarla, karena Larisa tidak suka jika Scarla terus membela Scarlet.

Tak ingin terkena pukulan seperti Scarlet, Scarla langsung buru-buru pergi ke kamar untuk menghindari pukulan gagang sapu yang dipegang mama nya.

"Karena kamu sudah memecahkan Guci kesayanganku, maka sebagai hukumannya kamu tidak akan mendapat jatah makan hari ini!!" ujar Larisa kejam. Tatapan matanya dipenuhi kebencian.

Karena sudah puas menyiksa Scarlet Larisa pun berlalu begitu saja meninggalkan Scarlet di kamar mandi.

Scarlet berusaha merangkak untuk keluar dari bak air mandi. Bajunya basah kuyup, badannya biru-biru. Scarlet langsung menyandarkan tubuhnya di pintu kamar mandi. Bernapas secara perlahan. Menenangkan dirinya dengan air matanya terus mengalir.

Kini Scarlet mendadak  takut keluar, takut bertemu mama nya lagi, takut disiksa lagi. Untuk saat ini dia hanya berani berdiam diri di kamar mandi, sambil meratapi lebam biru di sekujur tubuhnya akibat pukulan dari mama nya menggunakan gagang sapu.

Berdiam diri berjam-jam di kamar mandi telah membuat perutnya keroncongan.

Secara perlahan Scarlet mulai menggerakkan tubuhnya. Dia mulai merangkak keluar dari kamar mandi, sambil menahan sakit di sekujur tubuhnya.

Scarlet berjalan perlahan ke arah dapur sambil memegangi perut nya yang sudah keroncongan.

Di dapur ada Larisa dan Scarla yang sedang makan di meja makan. Scarlet belum siap jika harus menghampiri  Larisa, dia masih takut jika harus bertemu Larisa. Jika Scarlet ikut gabung untuk makan pun Larisa tidak akan mengizinkannya untuk gabung, terlebih Larisa telah mengatakan kepadanya jika Scarlet  tidak akan dapat jatah makan untuk sehari ini, karena sebagai bentuk hukuman Larisa kepada Scarlet karena Scarlet telah menjatuhkan Guci kesayangan Larisa. Padahal Scarlet menjatuhkan Guci itu pun secara tidak sengaja.

Scarlet hanya mampu mengintip dari balik pintu dapur sambil memegangi perut  yang mulai keroncong menahan lapar.

"Ma, kakak pasti kelaparan sekarang. Setelah selesai makan aku mau antar kan makanan untuk kak Scarlet" ujar Scarla saat sedang makan.

"Hari ini Scarlet gak dapat jatah makan. Jadi, kita habiskan saja jatah makan milik Scarlet. Biarkan saja dia kelaparan. Mama gak peduli. Lagian mama masih kesal karena Scarlet memecahkan Guci kesayangan mama"

"Kalau kak Scarlet gak makan, nanti Kaka bisa mati"

"Biarkan saja dia mati. Lagian anak yang tidak berguna dan selalu menyusahkan mama seperti Scarlet tak pantas untuk hidup" ujar Larisa yang membuat Scarla syok.

"Ko mama berbicara seperti itu?"

Larisa tidak menjawab. Setelah selesai makan Larisa dan Scarla langsung pergi. Saat mereka melewati pintu dapur Scarlet langsung mengumpat.

Setelah mereka tak terlihat lagi, Scarlet mulai berjalan ke meja makan berharap ada sisa makanan yang bisa dia makan hari ini. Dimeja makan hampir semua piring sudah kosong tak ada makanan tersisa, itu membuat Scarlet sedih. Tapi kesedihan itu tidak berlangsung lama, ketika Scarlet mulai mengingat jika dilemari piring masih ada sebungkus roti tawar milik mama nya. Secara cepat Scarlet langsung menuju lemari piring, membuka lemari piring secara pelan-pelan.

Scarlet tersenyum ketika menatap sebungkus roti tawar Itu. Scarlet makan secara tergesa-gesa dengan sedikit gemetar karena takut ketahuan mama nya.

Dari Belakang Larisa berjalan dengan cepat mendekati Scarlet dan tanpa aba-aba langsung mendorong Scarlet ke lantai. Roti tawar yang sedang di pegang Scarlet langsung di rebut paksa.

"Mama kan sudah bilang tadi, jika hari ini kamu tidak dapat jatah makan!! Lalu kenapa makan?Beraninya kamu mencuri roti tawar mama! Sudah memecahkan guci mama, lalu sekarang kamu mau mencuri roti tawar milik mama! Dasar anak kurang ajar!!" ujar Larisa marah.

"Kamu benar-benar harus di beri pelajaran lagi!"  Ujar Larisa mengamuk.

Secara cepat Larisa berlari ke luar dapur untuk mengambil sapu, berniat akan memukuli tubuh Scarlet lagi.
Untuk mengindari pukulan mama nya lagi, dengan kekuatan penuh Scarlet langsung berlari ke kamar, lalu mengunci kamar nya agar Larisa tidak bisa masuk.

Dari luar, dari balik pintu kamar, Larisa terus menggedor-gedor pintu kamar Scarlet dengan penuh amarah, terus  meminta Scarlet untuk keluar.

Scarlet tak menggubris ucapan mama nya yang terus meminta dia untuk keluar. Scarlet terus menutup lobang kedua  telinganya dengan kedua tangannya. Scarlet menangis dalam diam karena sudah tidak sanggup dengan perlakuan mama nya terhadapnya.

lalu tiba-tiba......

SCARLET AND SCARLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang