Koridor sekolah kini tampak sepi, mengingat saat ini pukul 06.00 pagi baru beberapa murid yang datang.
Salah satunya gadis berkulit pucat yang kini sedang berjalan santai dengan airpod yang terpasang di telinganya.
Beberapa lampu memang belum dinyalakan membuat area koridor tampak lebih seram dari biasanya.
Namun tak urung membuat gadis itu— sebut saja Lyra takut.
Nyatanya kegelapan lah yang selama ini menemaninya.
Lyra berhenti di bagian loker yang memang dikhususkan untuk para murid di sekolah ini. Seperti biasa, saat Ia membuka loker tersebut pasti banyak surat berserakan. Entah darimana mereka bisa membuka akses loker Lyra, Lyra tidak memusingkan itu.
Karena pada dasarnya loker itu hanya sebagai tempat seragam cadangannya, tidak ada barang berharga lainnya.
Kecuali— barang yang tak sengaja Ia tatap saat ini.
Polaroid.
Lima lembar polaroid.
Polaroid polaroid itu memang ditempel di pintu lokernya, belum sempat diubah lagi karena memang Lyra sejarang itu membuka lokernya.
Ia ambil satu polaroid itu dengan tatapan datar namun memiliki makna yang mendalam.
Polaroid yang berisikan dirinya, sahabatnya, dan mantan kekasihnya.
Sebut saja Lyra, Runa, dan Karrel.
Dengan posisi Lyra di tengah dan merangkul kedua orang lainnya diikuti senyuman lebar, tampak sangat bahagia memang.
Polaroid itu diambil saat acara classmeeting saat mereka kelas 2 SMP.
Senyuman kecil terlihat di wajah ayu Lyra, Ia hendak mengembalikan polaroid tadi ke asalnya, lalu mengambil barang yang ingin Ia ambil niat awalnya sampai suatu barang jatuh di dekat kakinya.
Kotak?
Ia hanya memungut lalu ingin membuangnya ke tempat sampah karena Ia meyakini bahwa kotak tersebut hanya dari seorang manusia gabut yang entah itu siapa.
Namun dirinya urung saat tak sengaja melihat bahu seseorang yang tengah bersembunyi di bail pilar koridor.
Ia tahu betul siapa dia.
Lalu dengan niat awalnya Ia urungkan, Lyra memasukkan kotak pink itu ke tas nya lalu menutup pintu lokernya, tidak lupa untuk menguncinya meskipun nanti pasti ada yang membukanya lagi.
Di tempat lain, seseorang yang tengah bersembunyi itu kerap mengintip ke arah Lyra serta memunculkan senyum lebarnya dikala Lyra menerima kotak pemberiannya itu.
Dia bernafas lega. 'Gak sia sia gue berangkat setengah lima pagi tadi' pikirnya.
...
Waktu istirahat tiba. Dirinya ingin pergi ke tempat biasa namun baru keluar dari kelasnya, Ia langsung ditarik cepat oleh seorang gadis ke arah kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teruntuk Lyra | Nomin Gs
FanficApa yang lebih menyakitkan? Mengajak sahabatmu untuk sekedar hangout tapi sahabatmu sibuk belajar karena akan segera mengikuti olimpiade, serta pacarmu yang sedang keluar kota katena ada acara keluarga. Atau.. Melihat sahabatmu sedang bermesraan den...