07. Ridding

646 85 13
                                    

Malam semakin gelap, menunjukkan pukul 23.00 tak membuat arena sepi. Bahkan ada beberapa orang yang baru tiba.

Kini arena tengah ramai karena seorang raja jalanan akan turun malam ini.

Ya, Juanda Karrel. Sang pembalap yang tengah naik daun dikalangan pembalap lainnya. Akan turun malam ini.

Semua orang menunggu saat ini tiba, karena jarang ada yang mau menantang Karrel lebih dulu.

Jujur banyak orang terkejut mendengar kabar bahwa seorang Juanda Karrel ditantang dengan tegas melalui pesan singkat.

Karrel merasa tertantang karena jarang ada orang yang menantang se terang-terangan itu.

Karrel kini tengah mempersiapkan diri, tidak juga sih Karrel lebih ke santai merasa dirinya siap dan yakin akan menang.

"Gimana bro? udah siap menang belom nih?" pertanyaan retoris dari sang sahabat.

"Yakin banget menang nih?" canda Haris dibalas delikan datar oleh Karel.

"Ya pasti menang ga sih? temen lo ini sekalinya turun bikin geger dunia perbalapan"

"Iya ya, kok lo tumben mau turun Rel? lagi ada masalah kah?"

"Nih anak mah gak ada masalah juga dicari masalahnya bro" celetukan terakhir yang dibalas kekehan oleh beberapa orang di arena.

Karel yang sedari tadi tidak menanggapi ocehan ocehan tidak berguna yang keluar dari mulut sahabatnya langsung mencari keberadaan sang lawan yang dengan berani menantang nya lewat pesan singkat anonymous itu.

"Si Gama masih dijalan baru ngabarin gue tadi" ucap Axel— teman satu arenanya yang beda sekolah dengan Karel.

"Gama yang bakal lawan lo di arena nanti" menyadari raut kebingungan pada Karel, Saddam inisiatif memberi informasi. Mendengar nama itu cukup membuat atensi Karrel teralihkan.

Bukan karena Ia kenal dengan nama Gama, namun sedikit tahu Karrel pernah mendengar nama tersebut dari seseorang.

"Eh itu si Gama" —Sadar dari lamunannya Karrel menatap seseorang yang baru saja tiba dengan motor yang Karrel tau motor itu masuk kedalam list limited. Entah darimana lelaki yang baru saja tiba itu dapat, motor itu adalah incarannya sejak lama. "Jadi ini motor yang dijadiin taruhan? Boleh juga nyalinya" batin Karrel.

Tanpa banyak waktu yang terbuang Karrel langsung menghampiri motornya untuk menghadap lawannya yang kini sudah siap di arena balap.

"Nyali lo boleh juga lawan gue dengan taruhan motor lo ini, lo emang udah bosen kah sama motor lo ini sampe mau kasih ke gue dengan cuma-cuma?" Tanya Karrel optimis seakan dirinya yang akan menang dan membawa pulang motor tersebut.

"Gue kesini bukan buat ngasih motor ini ke lo, tapi buat liat kekalahan lo di arena lo sendiri" Balas Gama telak dengan smirk nya yang tak terlihat karena tertutup helm.

Karrel yang mendengar itu hanya terkekeh merasa lawannya ini belum tahu track record nya yang sudah dijuluki raja jalanan.

"Dan jangan lupa untuk taruhan yang gue minta kalo gue menang"

Karrel yang mendengar itu mengernyitkan dahinya karena Ia belum menahu tentang permintaan sang lawan. Dengan mengendikkan bahunya Ia pun jawab dengan santai, karena Ia rasa itu akan sia-sia. Pasti Ia yang akan menang.

"Hmm anything what you want I'll give you, but you have to beat me in this race."

Kalimat itu menjadi akhir dari perbincangan sapaan dari kedua lawan tersebut, setelah peluit berbunyi keduanya langsung lepas kendali motor untuk mencapai kemenangan.

Teruntuk Lyra | Nomin GsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang