gelato

2.1K 199 8
                                        

scene ini ada di tiktok, gua ngakak liat video anak kecilnya.

[Familiá]

"nda"

"Mm?" Jaehyun menoleh kearah balita yang tengah memeluk lengannya erat, Jeano bersembunyi di sela sela lengannya, merebahkan diri di sofa besar, sambil menonton televisi.

Jeno lagi mengisi tugas di karpet menggunakan meja pendek, sambil menyeruput susu mil*o.

sementara Mingyu, ayah dua anak itu sedang sibuk membaca berita online.

"nda, buang aja yayah na" celetuk Jeano, Jeno yang lagi ngisi tugas otomatis nengok begitu juga Mingyu.

"eh, kenapa?"

bibir Jeano melengkung ke bawah dengan mata berkaca kaca "ayah na, cama cewe antik nda, buang aja di campah. telus ke cungai, bial ilang hiks" balita itu malah menangis histeris.

menangisi ayahnya yang bertemu dengan perempuan cantik.

"hiks, ndaaa. buang cekalang aja, ayah na nakal" balita itu menarik narik baju Jaehyun, meminta Jaehyun untuk membuang Mingyu seperti apa yang di inginkan Jeano.

"udah malem, besok aja"

balita gendut itu semakin kencang menangis, menyembunyikan wajahnya di dada Jaehyun, terisak isak.

"hiks janan becok nda, cekalang aja. telus di buang"

Jeno ngakak, bisa bisanya nangisin kayak gitu doang, begitu juga Jaehyun dan Mingyu, ngeliat si bungsu histeris seperti itu.

jadi kemaren Jaehyun sempat ke kapolres buat anter makan siang, soalnya Mingyu lagi gak mau makanan dari luar alhasil, Jaehyun sama Jeano kesana.

karna mungkin lagi banyak orang, Mingyu ngelayanin perempuan yang mau melaporkan sesuatu, dan Jeano ngeliat ayahnya ngobrol sama perempuan itu, di kira perempuan itu mau rebut ayahnya, dari ketemu Mingyu sampe pulang Jeano ribut mau Mingyu di buang.

mau di buang kemana emangnya, ke sungai? yang ada Mingyu malah berenang disana.

"apasih dedek, gitu aja nangis. drama anat" tutur Jeno, dia jadi gak fokus karna nahan tawa, dedeknya kalo ngomong ada ada aja.

Mingyu terkekeh di sudut sana, ngedenger celotehan Jeano.

"Ayah masa mau di buang, dedek jahat sama Ayah. itu cuma pengunjung, bukan mama baru"

"maksud?" Jaehyun yang menyahut, ngapain Mingyu bawa bawa kalimat mama baru.

Mingyu tersenyum geli, maungnya langsung nyahut.

"udah atuh jangan nangis, nanti tetangga kira dedeknya kenapa napa, maafin ayah deh"

"hiks ndak mau"

Jeano, memeluk tubuh bundanya, tapi tangannya tidak sampai untuk memeluk seluruh tubuh ibunya jadi dia hanya tiduran diatas tubuh Jaehyun sambil menangis sedih.

"coba, ngomongnya sama Ayah. jangan ngadu sama bunda, sana omelin gimana ngomelnya?" Jaehyun nyoba buat Jeano ngomong sama Mingyu, biar Mingyu kena omel balita gempal tersebut.

tapi balita tersebut menggelengkan kepala ribut, mau sama bundanya aja, yang disalahin siapa yang kena cerewetnya siapa.

"yaudah, besok beli gelato deh tapi jangan marah lagi sama Ayah, maafin Ayah juga. oke?"

surai halus Jeano bergerak, kepalanya terangkat, pipi tembam itu tampak dengan wajah memerah, alis tipisnya mengerut, menatap dengan wajah bingung kearah Mingyu.

"eum?"

Mingyu tersenyum miring, giliran di tawarin makanan, balita itu langsung mengangkat kepalanya.

"benelan?"

"Iya, beneran, makanya sini. maafin Ayah"

"otay!"

Jeno melirik kearah ayah dan bundanya bergantian, melihat Jaehyun membantu Jeano turun, lalu balita itu melangkah menuju Mingyu itu di pangku "dih parah, beliin Jeano doang" ujar Jeno, merasa tidak ada keadilan disini.

masa Ayahnya cuma mau beliin gelato buat bocil kematian itu doang.

"ya ampun, Aa. uang jajan mu udah Ayah lebihin, besok pulang sekolah juga bisa beli Gelato"

"tapikan duit Jeno juga itu Ayahh, berkurang nanti. kalau di pake buat beli gelato"

"yaudah jangan beli gelato simpen aja uangnya"

Jeno mendengus "pilih kasih" celetuknya, remaja satu itu kembali mengerjakan tugasnya dengan kesal, sambil mengetik ngetik keyboardnya dengan kasar.

Mingyu melempengkan wajahnya, ngeliat si sulung kayak begitu. kumat deh.

"yaudah besok Ayah beliin juga, mau rasa apa?"

Jeno diam saja.

"Aa, kamu pundung aja. Ayah heran"

"Ayahnya pelit, pilih kasih" sahut Jeno.

"tau ayah ih, anaknya dua tapi yang di beliin satu doang" Jaehyun ikut berbicara.

Mingyu menghela nafas, ya pada intinya dia sedang salah. jadi Mingyu tidak bisa protes apalagi jika Ibu Negara sudah buka suara.

"beli tiga dong, bundanya juga mau. jangan pilih kasih" lanjut Jaehyun, dia juga mau Gelato ngomong ngomong, Mingyu juga jarang beliin dia jajanan kayak gitu.

padahalkan Jaehyun masih mau loh di beliin jajanan jaman sekarang.

"eh bundanya juga mau. oke oke, Ayah beliin semua. Aa udah pundungnya" Mingyu melirik si sulung yang mengacungkan ibu jari.

Jaehyun tersenyum lebar sampai kedua lesung pipinya muncul.

[Familiá]

pencet vote doang gak susah kok.

Familiá ; gyujaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang