solo

1.7K 180 10
                                        

Familià

Jeano sedang asik bermain di atas karpet, ruang keluarga jadi berantakan banget kayak kapal pecah, Jeno yang juga sedari tadi bermain ponsel di atas sofa, menyudahi acara main hp nya.

Remaja tampan itu menatap sang adik yang sibuk menyusun mobil mobilan dengan menumpuknya, lalu mematahkan ultramen sehingga bentukannya sangat mengenaskan.

Jeno menyimpan hpnya di meja, lalu berlari turun ke karpet untuk mengercoki sang adek. Jeano mulai bergumam kesal saat merasakan pergerakan kakaknya, yang mulai mengambili mainan nya.

"Aa cana, janan ambil!" Kaki balita bergerak gerak untuk menendang Jeno, namun Jeno tertawa geli dan masih membatu untuk menganggu adeknya.

"Peluk gua dulu makanya" ujar Jeno.

Jeano tidak menggubris, fokusnya cuma pada mainannya yang sudah tidak bisa di selamatkan jika ada di tangan balita gendut itu "dek oi, peluk ini. pelit banget cok"

"Ndak mau"

"kenapa?"

Jeano memukul kaki Jeno dengan mobil pemadam kebakarannya "Aa na bau bebek."

Anjing.

Mana ada bau bebek.

"Gua ga bau bebek, lo yang bau"

dengan terpaksa Jeno memeluk balita gendut itu dengan gemas, lalu Jeano menjerit, Jeno semakin gencar untuk menjahilinya, "wkwk gemes banget ini bocah" mencuimi pipi tembam itu dan menyedotnya gregetan, hingga tampak warna merah mencetak di pipi Jeano, akibat hisapan ganas dari abangnya.

"uhmm!! bau bebek, bauuuu Aa!" amuknya, balita itu mengusap usap pipinya bekas Jeno cium tadi, Jeano benar benar tidak mau di cium.

Balita itu selalu menghapus bekas cium dari Ayahnya atau pun Jeno, jika Jaehyun yang mencium, Jeano pasti akan menyengir lebar dan malah mencium bundanya dengan gelakan.

"HUWEEEEEE!" sang oknum- siapa lagi jika bukan Jeno, segera berlari mengacir menuju bundanya setelah membuat Jeano menangis, bayi gembul itu memajukan bibirnya sambil menangis, air matanya turun dengan deras setelah mendaptkan cubitan di pipinya.

"Ndaaa huweee!"

Jeno langsung memeluk bundanya, ketika Jaehyun keluar dari kamar dan pasti ingin mengecek si bungsu yang menangis, padahal Jaehyun merasa rumah ini adem ayem namun sekarang sudah ricuh lagi, Mingyu juga ikut keluar menyusul suami manisnya.

Jaehyun menatap si sulung yang terkikik sambil memeluknya, pasti Jeano menangis karna di jahili oleh Jeno.

"diapain lagi adeknya loh Aa" Mingyu menggelengkan kepalanya, sambil mengacak acak rambut, melihat Jaehyun yang sudah sangat lelah menghadapi si sulung yang suka sekali memancing keributan.

balita gembul itu muncul dengan mainan di tangannya sambil menangis dan berlari kearah sang Ibu, "huwee nda, auh" Jaehyun mencoba melepaskan dirinya dari pelukan Jeno.

"awas dulu A, kamu mah kalo udah nangisin bukannya bantu diem malah gelendotan"

Jeno tertawa pelan "gamau ah, nanti bunda di ambil dia" Jeano yang berada di kaki Jeno menarik narik celana sang kakak yang tidak mau menyingkir dan menculik bundanya, sambil menangis kencang Jeano memukul kaki Jeno brutal sementara Jeno hanya tertawa puas, pukulan Jeano tidak ada rasanya, namun akhirnya cowok itu pun membiarkan bundanya di ambil oleh Jeano.

setelah mendapatkan tatapan dari sang Ayah yang berada di belakang bundanya, Jeno mengalah.

"cengeng" ejeknya, Jeano menjerit kesal, dan mencoba menyerang Jeno namun Jaehyun segera mengangkat balita itu, sebelum Jeano mengamuk seperti singa.

"Aa, ya ampun pusing bunda"

"adek, adek udah" namun Jeano meraung raung ingin turun dan memukul abangnya itu, "Jeano, jangan kayak gitu" Jeno hanya mengejeknya lalu diam setelah Jeano berhenti mengamuknya dan menangis sesenggukan, menyembunyikannya di leher Jaehyun.

"Lama lama bunda pulang ke Solo aja" celetuk Jaehyun, membuat Jeno melebarkan matanya, menatap sang Ibu yang terlihat sungguh sungguh "bun? yang bener aja. Aa belum libur masa bunda udah mau ke Solo" Jeno balas menjawab.

"bunda ke Solo sendiri"

Jeno panik, cowok itu mendekati bundanya dengan wajah melas "d-dih, terus Aa sama Jeano gimana? kalo bunda ke Solo"

Jaehyun melirik Mingyu "kalian sama Ayah di rumah" Jeno berdecak, dan memeluk bundanya erat, dia tidak mau di tinggal ke Solo oleh bundanya, Jeno menggelengkan kepala "jangan gitulah bunda, lagian kenapa atuh tiba tiba mau ke Solo, gaada omongan"

Jaehyun menatap kedua putranya yang kini mengelendotinya, dan menempel bak perekat.

"Lagian buat apa juga bunda disini, ngurusin kalian yang gaada rasa simpatinya, gak kasian gitu sama bunda. capek, adeknya cengeng, Aa nya juga susah di bilangin" ujar Jaehyun, "nda janan pelgi, nono ndak nanis lagi"

"iya, Aa juga gak nakal lagi bun, beneran. Gak bakal bikin bunda pusing lagi serius, jangan ke Solo tapi"

Jaehyun menggidikkan bahu.

"kalo emang anak baik mah gak mungkin di mulut doang kan, buktinya juga harus ada" sahut Mingyu, di belakang, Jeno mengangguk sungguh, dia tidak akan menjahili adiknya lagi, supaya bundanya tidak pergi.

"bener inimah, Aa beneran ga bikin bunda pusing lagi." itulah kata kata yang Jeno katakan.

[Familià]

"besok weekend, mau kemana?" Tanya Mingyu, dengan lengannya yang dijadikan bantalan oleh Jaehyun, sekarang Jaehyun lagi mode manja butuh di sayang sayang.

karna habis pusing ngurusin dua krucil yang bikin ribut mulu, untungnya sekarang Jeno udah gak ngejahilin adeknya lagi, remaja tampan itu kini membantu bundanya untuk menjaga Jeano.

walau dalam hati Jeno ada sekali rasa untuk menganggu sang adik, sehari tidak membuat adiknya menangis pasti ada yang kurang.

"mau liat liat perabotan, buat ganti meja makannya udah jelek banget" balas Jaehyun, Mingyu tersenyum dan mengangguk "yaudah besok ke IK*EA, atau kemana gitu nyari furniture, perabotan rumah"

"eh tapi kayaknya ga cuma meja makan, deh" keluh Jaehyun, ada beberapa barang yang harus di ganti karna sudah lama juga dari mereka menikah belum pernah di ganti hingga sekarang dan wujudnya benar benar rapuh.

"As you wish, baby. Kamu mau apa aja aku turutin dek" bibir Jaehyun berkedut, menahan senyuman sebelum bantal sofa melayang di wajah Mingyu.

Mingyu mengaduh mengambil bantal sofa yang Jaehyun gebuk ke wajahnya, aduh galaknya.

"gausah gitu deh, geli aku mah" tutur Jaehyun, geli geli padahal demen juga buktinya pipi Jaehyun jadi semerah tomat.

"HUWEEE NDAAA!" kedua pasangan itu berhenti bercanda, setelah mendengar sirine waspada, wajah Jaehyun yang tadi semerah tomat kini berubah, senyumannya luntur.

apa janji kedua bocah itu padanya siang tadi.

"AMPUN BUNNNN GA SENGAJAAAA!!" di susul suara teriakan Jeno, memang benar Jeno tidak sengaja, remaja tampan itu tidak sengaja melempar soft ball yang tadinya ingin ia lempar kedalam keranjang di samping Jeano, eh malah terkena balita tampan itu.

"BUNDA JANGAN KE SOLOOOOO!"

entahlah bagaimana nasib Jeno, akankah Jaehyun benar benar pergi ke solo.

[Familià]

Familiá ; gyujaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang