Namaku Ji Hyun, lengkapnya Choi Ji Hyun. Aku seorang pria asli Korea Selatan, yang juga memiliki darah asli keturunan Indonesia yang kudapat dari nenek dari pihak ayahku. Usiaku sekarang 25 tahun, cukup matang untuk menjadi seorang penerus tahta dari SK Group. Ya, aku seorang pria yang memiliki latar belakang mendukung, finansial memumpuni, namun memiliki fisik yang tak lagi sempurna. Aku lumpuh, dan aku sangat membenci kenyataan itu. Sebab karena ketidaksempurnaan fisik inilah yang membuat duniaku seketika runtuh. Aku kehilangan warna dalam hidupku, tak ada lagi tawa, yang tersisa hanya kesedihan dan emosi semata.
Bagai sebuah kutukan, semenjak di vonis cacat, satu persatu orang yang selama ini begitu memujaku menunjukkan kebusukannya masing-masing. Dari mulai kekasihku yang berselingkuh, kemudian pengajuan tuntutan pencopotan jabatan sebagai CEO oleh dewan direksi, dan pengasingan yang di lakukan oleh Ayahku, membuatku begitu merasa tertekan hingga berpengaruh pada psikologis ku yang mau tidak mau membuatku harus berurusan dengan psikiater.
Ya, semua hal buruk itu membuat ku stress memikirkan betapa munafiknya orang-orang yang selama ini ku pikir tulus, namun ternyata diam-diam menikamku. Ingin bertahan, itu mustahil. Karena tidak ada alasan untukku bisa mempertahankan semuanya. ”Apa yang bisa di andalkan dari pria cacat sepertiku?” Memikirkannya membuatku merasa begitu frustasi. Hingga secercah harapan muncul berkat adanya nenek. Beliau datang seperti peri penolong membawa pilihan yang mampu memberiku kekuatan untuk mempertahankan apa yang seharusnya menjadi milikku.
”Baiklah aku akan menikahinya”
Aku mengatakan pilihanku dengan jelas dan penuh keyakinan. Ya, aku memutuskan untuk menuruti apapun yang nenek perintahkan, karena bagiku hanya itu pilihan yang paling benar jika ingin mempertahankan segalanya. Walau harus dengan cara kuno, yakni perjodohan. Itu tak apa, meski konsekuensinya aku harus berurusan dengan wanita misterius sepertinya. Senang menutup diri, dan terlampau pemalu. Seperti sekarang, dia berpenampilan super tertutup, dan hanya diam duduk tertunduk di hadapanku. Penampilannya, dan sikapnya sama sekali bukan tipeku. Sejauh ini kesan awal mula pertemuan dengannya adalah ”Dia Aneh”.
”Kalian pasti tahu alasan apa yang membuat kita ada disini, kan?” Ujar nenek memecah keheningan.
Ji Hyun menjawab dengan isyarat anggukan, sementara Maria hanya diam.
”Nak, Maria. Kenalin ini cucu nenek, dan Jihu kenalin ini Maria”
”Ji Hyun” ujarnya memperkenalkan diri sembari membawa tangannya terulur ke arah Maria. Namun, Maria tidak membalas uluran tangan tersebut.
”Maria” balas Maria dengan menautkan kedua tangannya. Melihat itu, dengan malu Ji Hyun pun menarik kembali uluran tangannya.
”Nak, Maria. Terimakasih sudah menyempatkan diri untuk datang”
”Sama-sama, Nek”
”Agar tak menyita banyak waktu Maria, kalau begitu langsung saja kita akan ke pokok pembahasan. Karena Maria mau datang kesini, boleh tidak nenek anggap Maria setuju akan perjodohan ini?”
Maria diam, mencoba menimang kata yang akan ia ucap ”I-iya, nek” jawabnya ragu.
”Wah senengnyaa, akhirnya”
”Tapi...”
”Tapi apa, Maria?”
”Saya punya syarat”
”Syarat? Apa itu?”
”Saya akan menikah dengan cucu anda, tapi maaf saya tidak bisa hidup bersama dengan seseorang yang memiliki pemahaman agama yang berbeda”
”Tch... Kau pikir aku mau hidup denganmu. Hei, jika bukan karena..” ujar Ji Hyun dengan suara yang cukup melengking. Namun, belum sempat ia menyelesaikan ucapannya, nenek mengalihkan.
”Iya, Nak. Nenek paham maksud kamu, yang penting kalian menikah saja, tidak ada yang lebih dari itu. Tapi meski begitu, kalian tetap harus tinggal satu atap”
”Maksud nenek? Saya tidak mengerti”
”Kami akan tetap menjagamu, setelah menikah nanti kamu akan ikut suamimu”
”Ikut, maksudnya?”
”Tidak mungkin berita pernikahan kalian tidak akan terendus media. Maaf jika nenek menyinggung Maria, tapi tolong mengerti jika keluarga nenek adalah keluarga terpandang di Korea. Jadi untuk meminimalisir berita miring, kalian harus tinggal seatap namun tetap menjadi dua orang asing. Nenek rasa itu cukup mudah.”
”Jadi, setelah menikah saya harus ikut ke Korea?”
”Sudah seharusnya” jawab Ji Hyun Datar.
”Tidak bisa, saya punya tanggungjawab di sini. Pasien saya banyak. Lagipula saya bilang saya tidak mau hidup bersama dengan seorang yang memiliki pemahaman agama yang berbeda dengan saya”
”Nak Maria lupa ya, point penting dari surat wasiat itu?”
”Tapi Nek, sungguh Maria tidak bisa”
”Kenapa tidak bisa? Nak Maria di Korea juga bisa mulai meniti karir”
”Tidak semudah itu Nek”
”Lalu yang mudah apa? Bukankah kita menikah, jadi apapun alasannya pihak istri harus ikut suami” timpal Ji Hyun.
”Maaf, tapi dalam agama saya, menikah beda agama termasuk perbuatan zina. Jadi tidak ada dalil yang mengharuskan saya terikat dengan anda”
”Kamu terlalu berfikir jauh, memangnya siapa yang mau menyentuhmu?”
Maria diam, ia mencoba mencerna ucapan dari calon suaminya tersebut.
”Boleh jadi kita menikah, dan tinggal bersama tapi kita tetaplah dua orang asing. Menikah ya menikah saja”
”Saya tetep dengan pendirian saya”
”Keras kepala! Baiklah, kamu yang minta saya bertindak paksa”
”Jangan mengusik saya”
”Kalau begitu ikuti aturan saya”
”Sudahlah. Kalian ini akan menjadi pasangan. Jangan biasakan berdebat hal kecil seperti ini. Ohya, Nenek sudah selesai mendaftarkam pernikahan kalian di KUA. Lusa ijab qobulnya”
”HAH! LUSA?!” ujar Ji Hyun dan Maria bersamaan.
”Iya, lusa. Jadi nak Maria harus siap ya”
”Tapi, Nek”
”Jihu, kamu juga nanti ajudan nenek akan mengirimi kamu teks tata cara ijab qobul sebagai mempelai pria. Jangan lupa di pelajari”
”Baiklah, nek”
”Maria belum siap, Nek”
”Mau sampai kapan nunggu nak Maria siap, saat acara pernikahan tidak ada manusia yang sepenuhnya siap. Jadi siap tidak siap, Maria harus siap”
”Baiklah, nek”
”Jangan risau sayang, nenek sudah menyiapkan semuanya. Maria tinggal pilih mau pakai kebaya yang mana saja. Nanti nenek send alamat salonnya, kalau Maria mau nenek temani juga boleh”
”Terimakasih, Maria biar di temani teman saja ketika memilih bajunya”
”Kami serahkan pada Maria”
”Terimakasih nek”
To be continue ...
Guys part 1 sudah aku revisi...
Baca ulang dulu gih...
Thx you, and see you soon...
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Oppa (Annyeonghaseyo) ||| TAHAP REVISI
RandomKisah ini akan mengulas beberapa hal terkait bagaiamana perkembangan Islam di Korea, bagaiamana cara menjalani dan terbebas dari hidup yang syarat mengandung cerita kehidupan kedua tokoh, bagaiamana perjalanan hubungan para tokoh, bagaimana cara mer...