Hari yang indah nan sakral itu akhirnya datang untuk hanya sekedar menyapa. Aku anggap begitu, karena sejatinya pernikahan ini terjadi bukan atas kehendak aku maupun dia. Jika biasanya seorang mempelai wanita menyambut pernikahannya dengan suka cita, mulai dari mempersiapkan acara yang spekta, pakaian terbaik, riasan yang nampak on point. Namun sayangnya itu tidak terjadi denganku, bukan tidak bisa tapi aku yang tak sempat mempersiapkan semua dengan detail. Lagipula tidak ada ruang untukku ikut mempersiapkan acara, karena Nenek sudah meng-handle semuanya, bahkan soal memilih pakaian pada akhirnya nenek juga ikut membantu, apalagi soal riasan, aku belum bangunpun nenek sudah datangkan MUA terbaik menuju rumah Athira.
Ya, aku sengaja mengarahkan nenek membawa MUA ke rumah Athira, karena itu tidak mungkin di lakukan di kos sempit milikku. Di dalam bilik, tepatnya dalam bilik Athira semua orang nampak sibuk membantuku bersiap, ada yang membantu mengenakan gaun pengantin, serta bersolek. Riasan yang ku inginkan adalah riasan yang nampak on point namun terlihat natural. Dimana detail makeup menggunakan warna-warna lembut nan manis.
Beberapa jam berlalu, kini tiba saatnya finishing. Orang orang yang tadinya berkumpul, mulai menyepi untuk memberiku waktu menatap diri di hadapan cermin. Menatap diri yang terlihat asing namun menjadi begitu cantik ini. Lama terdiam menatap pantulan bayang asing ini, tiba-tiba perasaanku menjadi sangat emosional. Air mataku menetes begitu saja tanpa bisa ku kendalikan.
”Yah kan, nangis lagi, ah lu mah gitu, cengeng benersih” ejek Athira padaku karena aku terus-menerus menitihkan air mata.
”Please, Mar. Have fun, this is your day babe” mohon Athira padaku, namun lagi dan lagi aku tetap tak mampu membendung perasaan emosional ini.
”Gue gue...”
”Relax, kenapa?”
”Gue takut, sangat takut”
”I know, tapi Lo harus bisa melawan itu semua”
”Tapi gue..”
”Maria, kita sudah sering bahas ini. Percaya semua akan baik-baik saja, In sha Allah selama Lo bisa ngelewatin ini semua dengan Sabar, semua akan indah pada waktunya”
”Lo kok yakin sih, padahal bukan Lo yang jalanin”
”Feeling Beb, In sha allah”
Aku diam, tidak mampu berkata apa-apa lagi. Ingin mengelak dan pergi, tapi inilah kenyataannya. Jadi meski rasanya campur aduk, walau enggan, takut, dan ingin berhenti pada akhirnya waktu terus berputar dan akan terus mengikutiku. Begitulah takdir, siapapun tidak akan bisa mengelak dengan siapa Allah menetapkan jodoh. Mau sejauh apapun, mau serumit apapun, jodoh tetaplah jodoh.
“Seorang hamba tidak dianggap beriman sebelum beriman kepada ketetapan Allah, baik dan jeleknya, dan sebelum mengetahui bahwa apa yang menimpanya tidak untuk menyalahkannya dan apa yang menyalahkannya tidak untuk menimpanya.” (HR. Tirmidzi
♪••
Di Indonesia pernikahan beda agama adalah ilegal, namun ketika uang bertindak semuanya akan menjadi legal. Entahlah, mungkin nenek sudah membereskan semuanya, hingga hal yang tidak mungkinpun jadi mungkin, makanya saat ini KUA siap menikahkan kami.
”Apakah kedua mempelai sudah siap?”
”In sha Allah siap”
”Baiklah ijab kabul ini akan kita mulai, sebelumnya pihak wanita meminta untuk di walikan. Jadi saya akan menjadi walinya. Bisa kita mulai acaranya?”
”Bisa” jawab serentak Athira dan nenek Fatma selaku saksi.
”Bismillahirrohmanirrohim. Saudara Choi Ji Hyun saya nikahkan engkau dengan saudari Maria Hadju binti Abdul Aziz dengan mahar seperangkat pakaian sholat dan sebuah bangunan berlantai 10 dibayar tunai”
”Saya terima nikah dan kawinnya saudari Maria Hadju binti Abdul Aziz dengan mahar tersebut di bayar tunai”
”Bagaimana para saksi? Sah?”
”Sah!”
”BarkAllah, Alhamdulillah semoga keluarga kecil kalian Allah limpahkan kebahagiaan dan suka cita dan menjadikan keluarga kalian sakinah mawadah warahmah, aamiin ya rabbalalamiiin”
Tes..tes...
Air mataku lagi dan lagi ikut menetes seiring doa yang di panjatkan selesai. Seharusnya, ya seharusnya ini menjadi momen yang begitu sakral, menjadi momen yang begitu membahagiakan, menjadi momen yang indah untuk di kenang, menjadi salah satu momen berharga sekali seumur hidupku. Namun, lihat betapa menyedihkannya kisah ini.Vote & Komen 🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Oppa (Annyeonghaseyo) ||| TAHAP REVISI
CasualeKisah ini akan mengulas beberapa hal terkait bagaiamana perkembangan Islam di Korea, bagaiamana cara menjalani dan terbebas dari hidup yang syarat mengandung cerita kehidupan kedua tokoh, bagaiamana perjalanan hubungan para tokoh, bagaimana cara mer...