"Aku tak tahu mana yang akan lebih dulu menghampiri, jodoh atau kematian. Namun jika bisa, bisakah kematian yang lebih dulu menjemput?"
7 Sep 2015
Enam tahun silam kata-kata ini bertengger di buku harian lusuh ini, waktu dimana harapan seolah sirna dalam hidupku. Tidak ada lagi semangat, tidak ada lagi bahagia yang terasa semenjak rasa pedihnya kehilangan mengisi seluruh relung hatiku. Malaikatku... Apa kabar disana? Lihatlah Maria sekarang, Maria sudah melewati banyak hal hingga Maria tiba di takdir kehidupan yang sekarang. Dimana waktu memberi jawaban atas takdir Maria.
Bukan kematian, melainkan jodoh yang datang lebih dulu menghampiri Maria. Takdir membawa Maria bertemu sosok manusia istimewa yang ibu dan bapak pilihkan jauh sebelumnya. Sosok yang sampai detik ini masih sulit Maria terima hadirnya. Ya, meski percaya akan Takdir, dan menghormati pilihan ibu bapak tetap saja Maria tidak menyukai perjodohan yang sarat akan masalah ini.
Ada begitu banyak perbedaan, selain latar belakang yang berbeda, usia kami juga terpaut cukup jauh, dan yang lebih pentingnya lagi kami tak seiman. Jika aku meng-agungkan tasbih maka ia juga meng-hormati rosario miliknya. Lantas, bisakah kami yang begitu berbeda ini menyatu? Tidakkah ini adalah sebuah kesalahan?
Menikah dengan orang yang memiliki pemahaman agama yang berbeda, benar-benar diluar pikirku. Bagaimana mungkin bisa bersama? Membayangkannya saja membuat hatiku bergemuruh ngeri. Tapi, apalah dayaku. Semua yang terjadi seolah merangkapku dalam hubungan yang rumit ini.Rumit, saking rumitnya alam bahkan memaksaku untuk menikmati kisah ini meski hatiku menjerit ingin menolak.
"Hi, maaf kalau gue datengnya telat"
"Hi"
"Melamun ya? Kenapa?"
"Nggak, gapapa kok"
"Gitu ya, gue kenal lo Maria. Cerita aja"
"Hmmm"
"Biar lega, daripada pusing mikir sendiri. Lebih baik cerita"
"Iya, iya gue cerita"
"Kenapa? Gue tebak masalah pernikahan lo, pasti"
"Athira, gue merasa ini semua terlalu rumit buat gue"
"Gue tahu, tapi ini takdir lo"
"Gimana mungkin gue bisa bersenyawa dengan pria yang memiliki pemahaman agama berbeda, Athira?!"
"Lo lupa ini takdir lo, takdir lo dari Allah SWT Maria"
"Gue tahu, tapi.... "
"Tapi apa? Maria dengerin gue yaa. Kita itu nggak pernah tahu kapan dan bagaimana kehendak Allah terjadi. Gue ngerti perasaan lo gimana, tapi yang harus lo percaya adalah Allah SWT pasti punya maksud kenapa lo dikasi jodoh dia"
"Rasanya begitu sulit, sesak sekali"
"Jalani saja, toh juga lo udah berusaha meminta semua yang terbaik perihal ini kan"
"Athira... "
"Hmmm ya?"
"Pelukkkkk"
"Paan sih lo, cengeng banget"
Meski harus mengatai dulu, pada akhirnya athira yang akan selalu membawaku ke dalam pelukannya. Dia memang seperti itu, suka asal bicara dan gengsian tapi aku menyukainya. Bagiku dia bukan hanya sekedar teman tapi sudah ku anggap patner hidupku. Dia seperti penenang dikala kegelisahan menguasaiku, menjadi pelipur lara kala kesedihan memelukku, sekaligus menjadi saksi suka dan dukanya perjalanan hidupku.
"Jadi gimana? Planing lo hari ini apa?"
"Apa ya, hmm cuman mau nyari tahu tentang nikah beda agama aja sih"
"Yang jelas pernikahan lo bakalan sah di mata hukum"
"Dan haram secara agama, sama aja gue berzina. Ya Allah 😭"
"Kan cuma status, lo nikah tapi bukan nikah buat menyatu, bukan?"
"Allahualam, seperti yang lo bilang. Kita gak tahu kedepannya kayak gimana. Emang sih gue nikah udah ada perjanjian hitam di atas putih, tapi jujur gue takut itu melebihi ekspetasi gue"
"Lo tahu gak? Terkadang sesuatu yang tadinya gak mungkin jadi mungkin itu bisa terjadi karena kita mikirin itu terus."
"Astaga, naudzubillah jangan sampe ini melebihi ekspetasi gue"
"Makanya jangan kebanyakan mikirin hal yang belum terjadi, gaboleh ngedahuluin rencana Allah"
"Astagfirullahaladzim, iya gue salah"
"Lo harus tetep ingat jika ada Allah yang akan selalu bersama dengan Lo"
"Aamiiin yaa rabbalamin"
Bukan suatu hal yang mudah ketika di hadapkan pada suatu pilihan yang pelik semacam ini. Ini bukan hanya soal dengan siapa Allah mentakdirkan jodoh, tapi ini tentang agama dan berkahnya suatu pernikahan.
Aku selalu bermimpi ingin menikah di waktu yang tepat dengan orang yang tepat pula, menjalani ibadah panjang bersama dengan imam yang akan membimbingku selama sisa hidupku. Namun lihat aku sekarang, ketika waktu itu datang, aku di pertemukan dengan orang yang begitu jauh dari harapanku.
Lalu salahkah aku mengeluh perihal ini?
Menikah beda agama sendiri termasuk urusan yang cukup rumit baik dimata hukum juga agama. Secara hukum pernikahan beda agama di Indonesia dan Korea sama-sama tidak di legalkan. Sementara dalam perihal agama, hampir dalam tiap-tiap agama menegaskan jika menikah beda agama adalah suatu hal yang harus di hindari.
Dalam islam menikah beda agama hukumnya haram, begitupun juga dengan agama yang di anut oleh pria yang akan menjadi suamiku, dalam agama Kristen juga tidak memperbolehkan pernikahan beda agama.
Lihat betapa tidak memungkinkannya kami bisa bersama, bukan? Lantas bagaimana?
Pada kenyataannya kami tetap akan melangsungkan pernikahan menurut agama masing-masing, yakni secara ijab qabul di Indonesia dan juga pemberkatan di Korea.
Sorry lama update 🙏
Do'ain yaaa biar bisa rutin update.
Happy Reading.
Jangan lupa vote & comment.Nanti akan di revisi lagi.
Terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Oppa (Annyeonghaseyo) ||| TAHAP REVISI
AcakKisah ini akan mengulas beberapa hal terkait bagaiamana perkembangan Islam di Korea, bagaiamana cara menjalani dan terbebas dari hidup yang syarat mengandung cerita kehidupan kedua tokoh, bagaiamana perjalanan hubungan para tokoh, bagaimana cara mer...