119- 1

3.1K 260 13
                                    

"Kak Doyoung lagi mengetik untuk membuat novel lagi?"

"Jangan bertanya hal yang sudah jelas jawabannya, Jie" Doyoung menatap Jisung sinis. Sedang yang ditatap hanya cengengesan sembari matanya melihat ketikan Doyoung di laptop.

"119 itu judulnya kak?"

"Jelas saja judulnya adikku sayang, tidak mungkin itu nomor crush mu yang gepeng itu. Sudah sana jangan mengganggu" usir Doyoung pada adek semata wayangnya itu, si bungsu keluarga Park.

"Tidak mau. Mau disini temani kakak buat novel" kukuh Jisung dan langsung melempar tubuhnya sendiri ke kasur Doyoung.

"Kau itu mengganggu. Ngomong-ngomong bagaimana kuliahnya?"

"Ya, begitulah. Membosankan" Jisung menghembuskan napasnya kasar.

"Inilah kehidupan. Banyak hal yang berjalan tidak bisa kau atur sesuka mu, jadi kau hanya cukup menjalaninya"

Jisung tidak menyahut lagi setelahnya. Doyoung yang tidak mendapatkan sahutan lagi tidak ambil pusing, pikir nya mungkin saja Jisung tengah tertidur sekarang.

"Kak, andai saja hidup berjalan dengan ekspektasi pasti kita tidak merasakan kekecewaan kan?"

Pergerakan jari Doyoung diatas keyboard terhenti saat mendengar pertanyaan Jisung. Ia menghela napas panjang sebelum kemudian memutar kursinya menghadap Jisung. Doyoung beranjak dari kursinya dan duduk disamping Jisung yang tengah tiduran sembari memejamkan matanya diatas kasur Doyoung

"Kenapa, hm?" tanyanya sembari mengusap lembut kepala Jisung.

"Hanya merindukan papa dan mama. Bagaimana ya kabar mereka diatas sana?" ucap Jisung pelan sebelum kemudian membuka matanya dan bangkit berdiri mendekati laptop Doyoung yang dibiarkan menyala.

"Ngomong-ngomong ini menceritakan tentang apa kak?" tanya Jisung yang langsung mengambil kursi dan duduk di depan laptop Doyoung.

"Tentang pembunuhan yang di dasari dendam" jawab Doyoung dan beranjak mendekati Jisung yang tengah membaca serius kata demi kata di layar laptop itu.

"Kau tahu siapa tokoh utamanya?" Doyoung bertanya yang membuat Jisung refleks menoleh.

"Bukankah sudah jelas disini pameran utamanya Seo Jisung?"

"Tidak, tokoh utamanya adalah Park Jisung. Park Jisung akan menjalani hidupnya sebagai Seo Jisung karena diancam oleh ketiga kakak Seo Jisung yang merupakan bos mafia"

"Kenapa Park Jisung harus menggantikan nya?"

"Seo Jisung sendiri telah meninggal. Ketiga kakak Seo Jisung tidak ingin pernikahan Na Jaemin dan Seo Jisung itu batal karena mereka mempunyai tujuan sendiri untuk itu"

"Kenapa Seo Jisung meninggal?" Jisung bertanya lagi.

"Seo Jisung dibunuh oleh tunangannya sendiri yaitu Na Jaemin"

"Kenapa dia membunuhnya?"

"Karena--"

Ting nong! Ting nong!

"Siapa yang bertamu malam-malam?" Doyoung bergumam lalu kemudian melangkahkan kakinya keluar kamar untuk membuka pintu dan melihat siapa yang menemui mereka di jam 8 malam ini.

Jisung memilih tidak perduli. Ia kembali mengarahkan fokusnya pada laptop Doyoung. Jisung benar-benar tertarik dengan novel yang dibuat kakaknya kali ini. Bukan karena tokoh utama itu menggunakan nama aslinya tetapi alurnya yang cukup menantang memberi kesan sendiri untuk Jisung.

"Bagaimana ya nasib Park Jisung selanjutnya?" gumam Jisung bertanya, ia ingin membaca kelanjutan dari cerita itu tapi tiba-tiba saja lampu dikamar Doyoung padam mendadak bersamaan dengan layar laptop Doyoung yang ikut mati.

Tidak lama kemudian lampu kembali menyala bersamaan dengan Doyoung yang kembali masuk ke dalam kamar. Jisung yang tiba-tiba merasakan kantuk berat berpamitan pada Doyoung untuk kembali ke kamarnya.

"Jie, jika ada keajaiban apa kau tertarik masuk ke dalam novel ini?" tanya Doyoung asal yang membuat Jisung menghentikan langkahnya.

"Tentu saja, sepertinya menarik menjadi tokoh utama yang menghadapi banyak bahaya" jawab Jisung tanpa berpikir panjang lalu kembali melanjutkan langkah nya tertunda.

Doyoung terdiam di kamarnya setelah kepergian Jisung. Ia mengambil sesuatu dari saku celananya dan memusatkan atensinya pada benda bulat yang bercahaya itu. Perasaan ragu menghampiri namun bibirnya yang awalnya mengatup rapat itu perlahan mengucapkan kalimat yang tanpa ia sadari itu akan menjadi bencana besar nantinya.

"Apakah ini terjamin?"

"Jika kau ingin novel mu itu laris maka biarlah adikmu yang bungsu itu untuk masuk ke dalam novel yang kau buat"

"Terdengar seperti menumbalkan"

"Tidak juga. Kau hanya perlu bertanya padanya dan jika dia setuju maka saat benda ini mengeluarkan cahayanya kau hanya perlu mengatakan 'maka terjadilah' dan semua akan terjadi"

"Kalau begitu aku akan mengambilnya. Aku sudah lama ingin menjadi penulis novel terkenal tapi belum kesampaian sampai sekarang. Lagipula aku adalah author nya tidak akan terjadi apa-apa pada adikku" ucap Doyoung tanpa pikir panjang lagi.

"Sebenarnya--"

"Ini uangnya. Aku tidak tahu anda berasal darimana tetapi kata-kata anda meyakinkan sekali, jadi aku membelinya"

"Ya sama-sama tapi ingatlah jangan sampai melewati satu bulan atau dia akan terjebak selama-lamanya disana dan juga--"

"Aku mengerti terima kasih" Setelahnya Doyoung langsung menutup pintu rumahnya saat lampu tiba-tiba padam.

"Maka terjadilah" ucap Doyoung. Bersamaan dengan itu, langit tiba-tiba bergemuruh disertai dengan petir yang menyambar, seolah menjadi pertanda bahwa akan ada hal buruk yang terjadi nantinya.

"Kau berhasil lagi Madam Lily" burung hantu yang bertengger di pundak seorang wanita tua itu berbicara padanya.

Wanita tua itu mengangguk. Perlahan kulitnya yang keriput itu menjadi kencang kembali. Wanita tua itu berubah menjadi seorang gadis dalam sekejap saja.

"Dia sudah melakukannya ya? Seharusnya dia mendengar kalimat ku selanjutnya. Alur cerita yang ia rangkai itu dapat berubah dan nyawa tokoh utama bisa saja berada dalam bahaya. Tapi biarlah itu menjadi urusannya, yang terpenting sekarang aku sudah menemukan mangsa ku dan menikmati hasilnya. Ayo teman, kita akan mencari mangsa 50 tahun lagi" sosok perempuan itu tersenyum pada burung hantu yang menjadi temannya sebelum kemudian perlahan menghilang ditelan kabut malam yang sangat tebal.

Dari sinilah semua dimulai....















TBC.

See U

Salam hangat dari Semenya Jisung

- Ria

119 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang