"Kau tidak akan bisa pergi jauh!"
Jisung terbangun dari tidurnya setelah bermimpi buruk. Memperhatikan sekitarnya, Jisung tidak menemukan keberadaan Jaemin. Entah berapa kali mereka melakukannya, Jisung tidak tahu karena ia pingsan ditengah-tengah. Memalukan untuk mengingat hal itu terlebih ini adalah kali pertamanya melakukan sex dengan sesama laki-laki.
"Ah sial, aku sulit untuk bergerak" Jisung bergumam dan kembali memejamkan matanya. Sulit baginya untuk bangun karena rasa sakit di sekujur tubuhnya.
"Aku benar-benar harus memotong penis besarnya itu tadi" Jisung bergumam lagi. Ia benar-benar kesakitan saat pusaka milik Jaemin itu masuk ke dalam lubangnya. Pipinya memerah saat mengingat ia terus berteriak seperti ia akan mati saat Jaemin memasukinya diawal-awal tapi kemudian mendesah seperti jalang saat milik Jaemin itu berhasil menyentuh titik manisnya.
"Yah tidak buruk" Jisung cukup terkesan dengan keahlian Jaemin diranjang. Lelaki itu sangat pandai dalam berciuman dan mengeluarkan kalimat-kalimat nakal yang menggairahkan.
"Sekarang bisakah aku pulang? Aku sudah menyerahkan tubuhku sampai tidak bisa bangun lagi dan aku ingin kembali ke tempat asalku. Aku tidak bisa membunuhnya, memikirkannya saja sepertinya itu mustahil" Jisung terus bergumam dengan mata yang terpejam. Sampai akhirnya rasa kantuk itu kembali datang dan Jisung kembali tertidur lelap.
*****
Kririring kririring~~
Jisung menggeliat tidak nyaman saat mendengar suara berisik dari alarm. Ia menutup telinganya dengan bantal untuk meredam suara berisik itu. Namun tidak lama seseorang datang dan mengguncang hebat tubuhnya dan itu sukses membuat Jisung terbangun cepat setelah mengenali suara itu.
"Hei putri tidur bangunlah! Sampai kapan memangnya kau ingin tidur seperti ini?"
"Huaaaaa kak Doyoung~ akhirnya aku sungguh kembali. Ini bukan mimpi 'kan? Huaaaaa~~" Jisung menerjang Doyoung dan memeluknya erat, beruntung Doyoung bisa menjaga keseimbangan sehingga bokongnya tidak mencium lantai.
"Iya kau sudah kembali, adikku sayang. Sekarang ayo sarapan, kakak sudah memasak sarapan untuk kita. Dan lepaskan ini, aku tidak bisa bernapas" Doyoung berusaha mendorong Jisung yang memeluknya sangat erat. Dan saat pelukan itu terlepas ia terkejut saat melihat Jisung ternyata menangis.
"Apa ini? Kenapa kau menangis?" Doyoung bingung. Pikirnya, bukankah Jisung seharusnya bahagia karena kembali? Tapi kenapa adiknya itu malah menangis?
"Seharusnya kakak memulangkan sejak lama, disana sangat mengerikan aku seperti akan mati kapan saja" Jisung berucap disela tangisnya. Ia menangis seperti anak kecil yang ditinggal ibunya dan ditemukan kembali.
"Maafkan kakak ya? Tapi diakhir kau berhasil membunuh Jaemin dan lihatlah kau akhirnya kembali kesini"
Jisung menatap Doyoung bingung. Seingatnya ia tidak membunuh Jaemin malah dirinya yang sekarat dibuat Jaemin. Mengingat kejadian itu membuat Jisung kembali memerah.
"Tapi kak-"
"Ayo cepat mandi setelah itu turun sarapan, kakak harus menghadiri perilisan novel kakak" ucap Doyoung sebelum kemudian bangkit berdiri dan melangkahkan meninggalkan Jisung yang masih kebingungan.
"Aku tidak membunuh Jaemin..... tapi ah terserah lah yang penting aku sudah kembali, senangnya" Jisung tersenyum senang. Tidak ada lagi yang harus ia takutkan, semua sudah berakhir.
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•"Hi Seung-ehh"
"Woah Jisung, aku merindukanmu. Apa urusan mu di rumah paman mu sudah selesai? Aku sungguh merindukanmu" Seungmin memeluk erat Jisung. Saat Jisung memberitahunya lewat telepon tadi kalau keduanya akan bertemu di perpustakaan kota untuk membahas tugas kelompok, ia sangat senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
119 🔞
FanfictionTidak ada tempat aman untuk nya. Zona bahaya ada dimana-mana. Rasa takut dan penasaran bercampur menjadi satu. Teka-teki yang harus dipecahkan bagaikan sebuah labirin yang tidak memiliki ujung. ∆ BxB ∆ No salpak! ∆ Homophobic? Go away! Start : 12 Se...