119-5

2K 190 7
                                    

"Mengikuti permainan nya sangat lah gila"

*****


"Minumlah" Jaehyun meletakkan secangkir teh hangat di depan Jisung dan kemudian duduk di sofa yang berhadapan dengan Jisung.

Melihat Jisung yang hanya diam dengan tatapan kosong, Jaehyun mengalihkan pandangnya pada Johnny dan Yuta dan berdiri di dekat Jisung dengan tatapan yang sulit diartikan. Mereka bertiga seperti sedang berkomunikasi satu sama lain dengan bertukar pandang yang satu dengan yang lainnya.

Jisung sendiri yang duduk diantara mereka dan menjadi pusat perhatian ketiga pria dewasa itu tidak peduli dengan sekitarnya. Sedari ia dijemput oleh Yuta dan Johnny tadi sampai mereka pulang ke rumah mereka, Jisung hanya diam dan menangis. Jauh di dalam dirinya ia sangat ketakutan. Rasa takut luar biasa yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Bayangan dimana ia membunuh seseorang itu masih terputar jelas didalam benaknya dan itu bagaikan mata pisau yang mengiris hatinya setiap saat ia mengingat nya.

"Jisung..." panggil Jaehyun pelan dan hati-hati.

Jisung mengangkat wajahnya merespon panggilan Jaehyun. Ekspresi nya datar dan wajahnya terlihat pucat.

Jaehyun melempar senyum kecilnya pada Jisung saat dilihatnya Jisung merespon panggilannya. Ia beranjak dari duduknya dan melangkah ke arah Jisung lalu duduk di sampingnya. Jaehyun mengusap punggung Jisung dan sesekali menepuknya pelan.

"Tenangkan dirimu dulu dan jika kau sudah merasa tenang ceritakan lah apa yang terjadi di rumah Jaemin sampai kau berlumuran darah seperti ini" ucap Jaehyun pada Jisung.

Mendengar itu Jisung menoleh pada Jaehyun, hanya sebentar saja karena setelahnya ia mengalihkan pandangnya ke arah lain. Jisung mengambil cangkir di depannya dan mulai meminum teh hangat yang dibawa Jaehyun untuk nya.

"Aku membunuh seseorang" ucap Jisung pelan namun masih terdengar jelas oleh Jaehyun, Yuta, dan Johnny.

"Aku membunuhnya karena dia hendak membunuhku" Jisung berucap lagi, kali ini suaranya terdengar bergetar seperti orang yang ketakutan.

"Jangan takut, kau bisa percaya dengan kami bertiga. Tenangkan dirimu lalu ceritakan lah semuanya dengan jelas" ucap Jaehyun

"Aku tidak sengaja melakukan itu, aku hanya membela diriku. Jaemin tidak ada disana saat itu dan meninggalkan ku sendiri di dalam kamarnya lalu saat aku ke meja makan, seorang pelayan tiba-tiba menyerang ku dan ingin membunuh ku. Aku panik dan tidak bisa berpikir apapun lagi selain membunuhnya, aku takut" jelas Jisung setelah sebelumnya dirinya telah mengatur napasnya berulang kali.

Jaehyun diam, memperhatikan Jisung yang tengah menunduk dan menangis. Ia tersenyum tipis dan mengangkat wajahnya melihat ke arah Yuta dan Johnny yang kini telah berpindah tempat dan duduk di seberangnya. Ketiganya seolah tidak terkejut atas cerita Jisung barusan dan sebaliknya ketiganya malah saling melempar senyum misterius.

"Jisung, kau tidak melakukan hal yang salah" Johnny bersuara untuk menenangkan Jisung.

"Aku pembunuh"

Lagi, gumaman yang berulang kali dan terdengar putus asa keluar dari mulut Jisung. Walaupun ia melakukannya itu membela diri tapi bayangan saat ia membunuh orang itu dan menusuk pisau itu berulang kali ke tubuh pria itu dengan sangat kejam membuat Jisung diselimuti ketakutan.

119 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang