"Sejauh apapun kau berlari, aku akan tetap mengejar mu "
"Jika kau sungguh Seo Jisung seharusnya kau tidak akan keberatan jika kita melakukan sex disini. Karena Seo Jisung, tidak pernah menolak keinginan ku" bisik Jaemin rendah di depan bibir Jisung sebelum kemudian menyeringai.
Deg!
"So-soal itu aku--"
"Aku akan menunggu mu di rumah ku malam ini. Jangan mencoba kabur sayang, karena itu akan sia-sia" Jaemin berbisik di telinga Jisung sebelum kemudian menjilati bibir Jisung dan mengecup nya lembut.
Mendengar itu Jisung mengangguk kaku dan tersenyum paksa. Ia mengalihkan pandangnya ke arah lain untuk tidak bertatapan dengan Jaemin yang tengah menatapnya. Seringai Jaemin terbit setelah melihat wajah Jisung yang berubah pucat setelah mendengar kata-katanya barusan.
"Ini bukan pertama kalinya sayang, tidak perlu gugup begitu" ucap Jaemin sembari membelai halus pipi Jisung.
Jisung tidak bisa berkata-kata. Ia hanya bisa menunduk dan mengangguk kaku. Pikirannya kalut memikirkan apa yang akan terjadi padanya nanti, bisa saja setelah mereka melakukan itu Jaemin akan langsung membunuh nya. Jika tunangannya saja bisa dibunuh apalagi Jisung yang bukan siapa-siapa.
"Kau pucat sayang, apa kau sakit?" raut wajah Jaemin menunjukkan ia sangat khawatir pada Jisung padahal nyatanya itu hanyalah sandiwara semata.
"A-aku tidak apa-apa" jawab Jisung gugup. Jisung mendorong tubuh Jaemin sedikit menjauh darinya untuk memberikan jarak antara mereka, karena demi apapun rasanya nyawa Jisung seperti melayang setiap dirinya berada di dekat Jaemin.
"Itu mungkin karena kita lama tidak melakukannya. Aku tahu lubang hangat mu itu sebenarnya merindukan penis ku" Jaemin menyeringai.
Jisung memejamkan matanya saat mendengar dirty talk Jaemin padanya. Sungguh, Jisung tidak menyukai pembicaraan seperti ini karena itu membuatnya sangat malu saat membayangkan nya.
"Sayang..."
"Ahh Jaem, aku akan pulang dulu. Aku akan menemui mu nanti malam. Aku mencintaimu" potong Jisung yang sudah tidak tahan lagi. Ia mencium bibir Jaemin singkat sebelum kemudian melangkah terburu-buru dan pergi dari situ meninggalkan Jaemin sendiri.
Setelah kepergian Jisung, Jaemin tidak bisa menahan tawanya saat melihat ekspresi ketakutan Jisung padanya yang begitu menggemaskan tadi. Hal itu membuatnya semakin tidak sabar untuk membuat lelaki manis yang dengan berani menyamar sebagai tunangan yang telah ia bunuh itu untuk mendesah kesakitan di ranjang hangatnya sebelum kemudian mengabadikan tubuhnya yang tidak bernyawa menjadi mahakarya yang indah.
"Dia membuat ku horny hanya dengan membayangkan nya telanjang dan berkeringat di ranjang ku" monolog Jaemin dan kemudian menyeringai tipis.
*****
"Wah, dia gila. Dan aku juga akan gila tidak lama lagi" ucap Jisung yang frustasi sendiri di kursi penumpang.
"Awas saja kau, kak Doyoung. Bisa-bisanya dia menggunakan ku sebagai bahan fantasi nya yang mengerikan begini. Hanya dia seorang kakak yang tega membuat adiknya sendiri berurusan dengan seorang psikopat. Huh, kak Doyoung bagaimana sekarang?" Jisung mengacak rambutnya frustasi. Bingung memikirkan bagaimana caranya ia bisa kembali ke tempat asalnya dan keluar dari dunia fiksi yang dibuat kakaknya ini.
Sedari tadi supir pribadi yang dipercayakan untuk mengantar Jisung hanya diam mendengarkan curahan hati Jisung. Jujur saja ia bingung, setahunya tuan muda nya -Seo Jisung- itu selalu bahagia jika sudah bertemu dengan tunangannya itu -Na Jaemin- tapi yang terjadi sekarang malah berbeda. Tuan mudanya itu tampak sangat tidak bersemangat saat tadi ingin menemui Jaemin dan sekembalinya ia dari ruangan Jaemin ia malah terlihat pucat dan sekarang ia malah misuh-misuh sendiri. Sungguh sangat jauh berbeda dengan kebiasaan Seo Jisung.
KAMU SEDANG MEMBACA
119 🔞
FanfictionTidak ada tempat aman untuk nya. Zona bahaya ada dimana-mana. Rasa takut dan penasaran bercampur menjadi satu. Teka-teki yang harus dipecahkan bagaikan sebuah labirin yang tidak memiliki ujung. ∆ BxB ∆ No salpak! ∆ Homophobic? Go away! Start : 12 Se...