'TEMAN'

2 0 0
                                    

Atha menyeka keringat di wajahnya sembari menghela.

Angin panas menerpa tubuhnya dengan kencang. Matahari terlihat sangat besar seakan ia melayang mendekati bumi. Apakah ia akan ikut menghantam bumi juga?

Atha bertanya-tanya di setiap langkahnya, apakah kiamat rasanya seperti ini? Panas, gersang dan sunyi. Hanya ada bangunan hancur, mayat busuk dan batu meteor berbagai ukuran bertebaran. Di sepanjang perjalanannya, ia selalu melihat pohon-pohon yang sudah kering dan berguguran. Mungkin karena cuaca yang berubah dengan drastis adalah penyebabnya, itulah yang Atha pikirkan. Namun, terlalu cepat dan aneh. Segila apapun cuaca yang sekarang tidak mungkin bisa mengering dalam beberapa jam. Seolah energi kehidupan pohon-pohon itu terhisap. Selain pohon yang mengering dalam beberapa jam, tumbuh banyak lumut dimana-mana. Baik di jalanan ataupun reruntuhan rumah, dan paling banyak tumbuh di sekitar kawah yang terbentuk dari hantaman meteor.

Atha menghampiri salah satu batu meteor besar di depannya lalu berjongkok. Ia melihat dengan lekat. Ini benar lumut. Bagaimana bisa tumbuh subur dicuaca gila seperti ini? Pikirnya.

Lalu ia mengetuk batu di depannya. Sangat keras bahkan bisa saja lebih keras dibanding batu apapun yang ada di dunia ini, menurutnya. Permukaan batu itu tidak rata, penuh dengan lubang-lubang. Atha mengendus-endus batu tersebut dan ternyata baunya...

Manis?

Lalu Atha memberanikan diri untuk mencicipi rasa dari batu tersebut sembari berdoa ia tak akan keracunan atau semacamnya. Di jilatlah batu itu dengan ragu dan memang benar rasanya manis.

"Apakah ini bongkahan gula raksasa?" Tanya Atha pada dirinya sendiri.

Entahlah, ia tak tahu pasti. Selain keras serta memiliki aroma dan rasa yang manis, meteor itu berwarna ungu dengan gemerlap kecil seperti glitter. Apakah gemerlap kecil ini adalah cahaya yang selalu dilihatnya saat malam hari? Entahlah.

Lalu Atha melanjutkan perjalanannya.
Tak lama sebuah minimarket terlihat di pertigaan jalan, kemudian ia berjalan cepat dan masuk kedalamnya. Semua kaca di tempat itu pecah dan berserakan di lantai, mengisi kesunyian saat Atha menginjaknya dengan hati-hati. Beberapa camilan berhamburan kemana-mana karena hampir semua rak tumbang dari tempatnya. Berantakan dan sepi. Tidak ada orang di dalamnya. Sama sekali tidak ada karyawan. Mungkin mereka pulang ke rumah mereka masing-masing, pikirnya.

Atha berkeliling mencari yang ia butuhkan, lalu tak sengaja menendang salah satu botol minum yang berhamburan. Ia berjalan ke meja kasir mencari ransel atau semacamnya dan dengan beruntungnya ia menemukan sebuah ransel biru, kemudian Atha mengambil beberapa makanan dan botol air minum. Ia memasukkan semuanya ke dalam ransel lalu menutupnya, memakai ransel tersebut dan keluar dari minimarket.

Kini sudah setengah jam Atha berjalan kaki menuju rumah susan, salah satu keluarganya. Ia lelah sedari tadi berjalan. Lalu ia mendapati sebuah motor yang tak berada jauh darinya, kemudian menghampiri motor itu dan mengecek kondisi motor tersebut. Ah, ia lupa satu hal, seorang Agatha atau yang akrab disapa Atha ini tidak bisa mengendarai kendaraan.

Lagi-lagi Atha menghela nafas. Seharusnya dahulu ia belajar mengendarai motor diam-diam. Pupus sudah harapannya.

Perjalanan masih panjang di tambah beberapa jalan yang terblokir oleh batu meteor membuat Atha harus memutar mencari jalan lain dan membuang-buang waktu karenanya. Jika ia terus  seperti ini apa ia akan sampai sebelum malam tiba? Ia menjadi pesimis.

Karena lelah, Atha memutuskan untuk beristirahat beberapa menit.

Sembari beristirahat dan mengisi cairan di dalam tubuh. Ia merenungkan fenomena-fenomena aneh yang mulai terjadi. Dimulai dari kemunculan bulan yang baru, pohon yang mengering dalam beberapa jam, matahari yang kini terasa menjadi lebih besar, lumut yang tumbuh di berbagai tempat dalam satu malam, dan meteor yang memiliki rasa manis bak gula. Yang terakhir sungguh aneh dibanding yang lainnya, pikirnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sesunyi Langit MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang