Pukul 10:30 waktu Turki, mobil van penjemput rombongan kami berhenti, sampai di sebuah bangunan bertingkat dua yang berada di pinggiran jalan. Keenan memarkirkan mobil di sepetak halaman kecil di depan bangunan itu, mempersilakan kami semua untuk turun dan mengambil barang-barang.
Bangunan yang kumaksud ini adalah tempat tinggal yang diberikan beasiswa. Sebuah rumah bertingkat 2 berukuran cukup luas yang berada tepat di depan sebuah danau kecil.
Kami semua turun dari mobil, mengambil seluruh koper masing-masing di bagasi. Aku menghela napas lega, menghirup udara yang begitu segar. Lokasi tempat tinggal kami berada di wilayah yang terjaga dari keramaian. Terletak di dataran yang lebih tinggi dari kesibukan kota yang bising.
Di depannya ada sebuah taman yang luas, berisi sebuah danau biru yang dipagari pepohonan cemara. Daerah asri yang begitu nyaman.
Tempat tinggal Kahfi :
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ayo, Anak-Anak." Pak Fadli mengajak kami menuju pintu masuk, menaiki 3 anak tangga berwarna putih.
Tok, tok, tok... Pria dewasa itu mengetukkan pintu, mengucapkan salam. Tak lama, pintu perlahan dibuka dari dalam. Muncul sosok pria berusia 29 tahun mengenakan sweter merah disertai istrinya.
"Waalaikumussalam." Pria berusia 29 tahun secepat kilat memeluk tubuh Pak Fadli. Mengalir tawa di antara mereka berdua, kami hanya tersenyum memandangi.
"Anak-Anak, ini Om Armand, pemilik tempat tinggal kalian." Pak Fadli memperkenalkan pria berusia 29 tahun di sebelahnya.
"Eh, Pak Fadli, saya masih muda, Pak. Panggil Bang Armand saja." Pria berusia 29 tahun dengan cepat memotong, membantah perkenalan yang diutarakan Pak Fadli.
"Hahaha... siap, siap, Bang Armand. Jadi, Anak-Anak, Bang Armand ini adalah orang Indonesia yang menetap di sini. Beliau orang Minang. Selama kalian belajar dan kuliah nanti, kalian akan tinggal di rumahnya." Pak Fadli meneruskan.
"Pagi, Adik-Adik, perkenalkan saya Armand. Saya di sini hadir untuk menjadi keluarga kedua bagi kalian atau bisa juga dibilang bapak kos kalian selama tinggal di Turki. Kita akan membangun suasana keluarga baru bersama-sama, juga dengan istri saya. Ayo, Sayang!" Pria berusia 29 tahun memperkenalkan diri. Namanya Armand. Dia berhenti sekejap, memerintah seorang wanita di belakangnya, perempuan berhijab dengan wajah kebarat-baratan.
"Hai! Perkenalkan saya Regina, pasangan dari Abang baru kalian semua, Bang Armand. Saya orang Polandia yang sempat bersekolah sebentar di Indonesia. Kedua orang tua saya adalah mualaf. Mohon maaf kalau kelihatannya saya belum terlalu fasih berbahasa Indonesia seperti kalian. Untuk kalian yang punya kakak perempuan dan terpaksa ditinggal di Indonesia, insyaallah saya bisa menggantikan posisinya selama di sini. Sekaligus menjadi obat rindu kalian terhadap kakak-kakak perempuan kalian." Wanita di belakang Bang Armand tersenyum lebar. Mbak Regina.