"Gambar itu "

9 2 4
                                    

Ku berdiri terpaku
Di balkon rumahku
Ku pandangi luasnya angkasa
Tak ku lihat di atas sana
Tak dapat  ku temukan
Banyaknya hamparan
Indahnya gugusan rasi bintang
Hanya langit gelap membentang
Malam ini memang tak berbintang
Cahaya rembulan remang-remang
Pikiran ku menjadi sungsang
Karena malam ini
Tak ada yang menemani
Tak ada satupun mereka
Teman ku yang selalu setia
Menemani ku seperti biasanya
Menghabiskan waktu malam ini Bercumbu dengan Insomnia

Akhirnya ku putuskan
Untuk membuka tumpukan
Banyaknya lembaran
Kertas yang sudah terisi
Dengan rangkaian diksi dan narasi
Yang masih perlu di revisi
Namun aku kehilangan konsentrasi

Seketika tatapan mataku teralihkan
Pada sebuah gambar diri
Seorang laki-laki
Yang begitu rupawan
Begitu dalam ku perhatikan
Gambar diri yang tersimpan
Dalam galeri gawai ku ini

Gambar itu ku dapatkan
Dari seorang teman
Yang baru saja dipertemukan
Dalam sebuah aplikasi permainan
Setelah proses perkenalan
Diantara kami saling berbagi
Nomor ponsel pribadi
Lalu terjadi komunikasi
Hingga diantara kami menyepakati
Untuk saling berkirim gambar diri


Di dalam gambar itu
Kamu tampak bercucuran peluh
Karena kamu sedang berolahraga
Kamu sempatkan waktu
Untuk mendokumentasikan
Kemudian kamu pun kirimkan
Begitu lama ku menatap gambar mu
Semakin dalam aku memfokuskan
Ternyata aku semakin terpesona
Dalam hatiku bergemuruh
Karena konsentrasi ku runtuh
Hingga hadirnya sebuah getaran
Ada rasa yang tak biasa
Aku tetap terus mencoba
Untuk terus menepisnya
Namun tetap saja
Aku terbawa suasana
Dimana rasa mengalahkan logika

Memang sengaja aku pandangi
Gambar mu hingga memakan durasi
Ku biarkan terekam di memori
Dalam isi kepalaku ini
Karena tak lama lagi
Gambar dirimu ini
Harus segera ku hapus lagi
Dari dalam galeri gawai ku ini

Karena tak boleh ada jejak digital
Yang bisa menimbulkan masalah
Kelak bisa membuat kesal
Dari yang memiliki ku secara harfiah

Sungguh tak bisa ku pungkiri
Aku sudah ada yang memiliki
Aku memang sedang bermain api
Tapi aku tak perduli
Selagi aku tak lengah
Dan langkah ku tak gegabah

Namun yang paling pertama
Masih tetap terjaga nya
Hasrat dari objek utama
Masih berkenan membuka diri
Untuk tetap terkoneksi
Hingga kelak diantara kita
Bisa segera terealisasi
Sesuai rencana yang terpolarisasi
Untuk kita bisa berjumpa
Di dunia nyata
Untuk kita mencoba
Saling  mengenal dan mendalami
Apakah memang benar diantara kita
Ada nya persamaan frekuensi
Yang bisa memicu getaran vibrasi
Hingga diantara kita saling berkreasi
Bersama menikmati fantasi

Untuk kamu yang baru saja ku kenal
Di dunia digital
Aktifitas penjajakan kita
Memang hanya Secara virtual
Tapi ku tegaskan bahwa
Rasa itu memang ada
Sungguh sudah kurasa
Terimakasih ku ucapkan
Karena kamu bisa hadirkan
Secercah semangat dan harapan
Ditengah aku punya keadaan
Sebagai pejuang kewarasan
Semoga kamu tetap berkenan
Menjadi seorang teman
Yang ku berikan gelar spesial
Semoga kamu pun merasakan 
Hal yang sama dengan ku
Adanya rasa ketertarikan
Meski bukan untuk saling memiliki
Setidaknya bisa saling mengapresiasi
Saling menjadi suport sistem
Bahkan kelak menjadi tandem
Dalam mengarungi hari sepiku
Dan mengisi kedinamisanmu 

*Yph*








Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 07, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

"Gambar Itu"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang