aku duduk didepan Taman kanak-kanak kecil yang merupakan sekolahku, Bu guru mendatangiku bertanya siapa kali ini yang menjemputku. Aku pun menjawab tidak tahu, jika selama ini datangnya lama kutebak papa ku tapi jika tidak datang juga kutebak pamanku. Aku pernah berjalan kaki dan berbohong pada guru ku bahwa aku akan dijemput dipersimpangan dan aku pernah berjalan sendiri ke rumah nenek. Pamanku datang dengan motor yang baru saja dia cat. Aku memeluk perutnya yg kempes dan bajunya yg sedikit berkeringat kutebak dia baru pulang dari suatu tempat dan papaku menyuruhnya lg utk menjemputku. Dia sering datang hanya utk menghibur yg lain. Anak yg terbaik bagi nenekku. Dia seperti monyet suka memanjat pohon ketika semua orang ingin buah sukun. Suatu hari kejadian mengejutkan itu terjadi. Kami membaca koran dan melihat beberapa orang tewas karena korban lori tabrak lari. Salah satunya pamanku yang sedang berkendara motor dgn istri juga anaknya yg saat itu pulang dari tempat kerjanya. Istrinya lupa ingatan dan patah tulang saat itu kritis, anaknya kepalanya bocor namun Masi bisa bertanya dimana ayah dan ibunya. saat itu juga mendadak mereka harus dibawa ke rumah sakit sedangkan paman ku. Pamanku dia meninggal. Keluarga pamanku tidak mempunyai uang utk biaya rumah sakit bahkan lori yang lari dan dari kejadian hari itu tidak ada yg mengganti rugi dan bantuan tidak kunjung datang.dokter dan pihak rumah sakit tidak menyediakan ruangan jika belum ada yang membayar uang rumah sakitnya. Papa menjemputku saat pulang sekolah. Aku sudah menginjak SD,tiba2 saja arah jalan pulang menjadi berbeda. Aku diantar ke sebuah rumah dimana semua yg ada disana adalah orang yg berkebutuhan,ada yg membutuhkan rumah,ada yg habis bercerai dan membutuhkan hukum yang adil. Lalu aku bertemu dengan om om yang berada dikursi roda ternyata dia pemiliknya dia hanya memiliki satu tangan,namun menjabat tangan ku dgn kuat meski itu satu2 nya tangannya tapi aku menyukainya dia menyuruhku utk terus semangat,dirinya juga pernah menawarkanku satu set komputer dan PC miliknya yg sangat keren menurutku waktu itu oom itu keren. Dia menolong smua orang termasuk keluarga ku. Hari itu hukum terlihat begitu lemah tak ada yg mampu membela beberapa keluarga yg telah menjadi korban tabrak lari. Oom itu menguatkan hukum dan berani pergi ke Jakarta untuk meminta bantuan. Atas kerja keras papa dan oom itu smua biaya rumah sakit terbantu bahkan persiapan untuk meninggalnya paman ku juga. Ketika keranda datang dan memandikannya nenekku menyuruhku dan sepupuku untuk mencari bunga. Aku dan sepupu ku mencari bunga dengan girangnya kami mengambilnya dirumah orang kaya. Orang kaya itu punya banyak Bunga yang berwarna warni,kami mencurinya sebenarnya,kami pun lari dan masuk ke rumah nenek ternyata yang kulihat paman ku sudah disana,hari itu bunga kutaru dalam plastik hitam. Kupilih cantik2 untuk orang meninggal. Aku meneteskan air mata. Semua bunga cantik tapi tidak hari itu. Nenek ku,tanteku membawa bunga itu ke pemakaman. Bunga terlihat cantik untuk orang mati?
Aku sengaja tidak banyak memilih bunga melati,aku membencinya.
Hari hari berjalan kudengar oom itu berjaya
Oom itu keren,tetap keren
Banyak yang dia tolong,kudengar cerita papa waktu itu dia menolong mereka dengan tangan kosong,sempat tak punya uang dan membuat rumah kecil itu,dan sekarang rumah seperti itu sudah bercabang cabang dimana mana, aku ingin jadi oom itu. Kuharap kuman dari tangan oom itu Masi ada ditanganku, setidaknya menular.