Bab 7 = peristirahatan di pos 1

56 6 0
                                    

Beberapa jam kemudian, mereka sampai di pos 1, kemudian mereka bergegas membangun tenda, karena hari sudah mulai petang.

Setelah tenda selesai, mereka langsung pergi ke pemandian untuk membasuh badan mereka yang di penuhi keringat setelah membangun tenda.

Setelah mereka selesai mandi, mereka segera berkumpul di sebuah api unggun yang mereka buat.

Saat mereka sedang berkumpul, tiba-tiba Bayu ingin buang air kecil.

"Duh, sebentar aku mau kencing dulu" ucap Bayu sambil menahannya
"Permisi-permisi kamu yu, jangan kencing sembarangan" teriak Tio
"Iyaa" teriak Bayu sambil berlari karena tak kuasa menahannya

Bayu buang air kecil tepat di bawah pohon yang sangat besar dan rimbang. dia tidak mengikuti kata Tio, dia tidak permisi saat buang air kecil

 dia tidak mengikuti kata Tio, dia tidak permisi saat buang air kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Duh akhirnya, lega juga" ucap Bayu lega

Tiba-tiba dia mendengar suara gamelan dari belakangnya dan diikuti oleh sinden. Saat dia perlahan-lahan menoleh ke belakang dia di rasuki oleh si sinden tersebut.

Saat si Tio kebingungan, karena Bayu belum muncul-muncul, akhirnya dia memutuskan untuk mencari Bayu

"Ca,san kamu tunggu disini dulu ya, aku mau cari Bayu" ucap Tio
"Iya io" saut Ica dan Santi

Saat Tio bertemu dengan Bayu, Tio melihat Bayu bernyanyi seperti sinden di bawah pohon besar tersebut.

"Yu, kamu kenapa yu" ucap Tio panik.
"Sadar yu sadar" ucap Tio

"temanmu wis ngganggu peristirahatan para makhluk halus sing ana ing kene (temanmu telah mengganggu peristirahatan para makhluk halus yang ada disini)" ucap sinden yang merasuki tubuh Bayu

Karena Tio merupakan salah satu keturunan Jawa, jadi dia paham apa yang di maksud sinden tersebut

"Nganggu? Nganggu gimana toh? (Menggangu? Menggangu gimana emang?) Tanya Tio dengan nada bingung
"deweke wis nguyuh sembarangan ing wit iku, wit iku panggonane para roh (dia sudah kencing sembarangan di pohon itu, pohon itu adalah tempat nya para makhluk halus)" jawab sinden itu dengan ketus
"Kancaku di gawa menyang ngendi?!! (Temanku kamu bawa kemana?!!)" Tanya lagi Tio lebih ketus
"Saiki dheweke wis ana ing dimensi liyane, yaiku paukuman sing pantes. amarga, dheweke wis ngganggu panggonan roh (sekarang dia berada di dimensi lain, itu adalah hukuman yang pantas buat dia. karena, dia telah mengganggu tempat nya para makhluk halus)" ucap sinden
"Cepet lunga saka awak kancaku (cepet kamu pergi dari tubuh temanku)" ucap Tio dengan nada tinggi
"apa yen aku ora pengin? (kalau aku tidak mau?) Ucap sinden dengan nada menantang
"Metu secara halus opo di paksa? (Keluar secara halus atau di paksa?)" Ucap tio
"apa yen aku ora pengin? (kalau aku tidak mau?)" ucap sinden tersebut dengan nada sangat tinggi

Kemudian, Tio tidak ada pilihan lain, dia membaca ayat kursi dan perlahan-lahan jin itu mulai kepanasan dan akhirnya pergi dari tubuh Bayu.

Saat jin itu pergi, Bayu tidak sadarkan diri. Kemudian, Tio membawa nya ke tenda.

Kampung Setan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang