1. Satu

90 42 44
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh👋
Absen dulu yuk, kalian dari mana aja nih? Siapa tau kita satu kota xixixi



Jangan lupa follow, komen, dan vote, ya.
Happy reading

***

Tok... tok... tok

Terdengar suara ketukan pintu dari dalam kamar Aisya. Ia yakin bahwa itu adalah ummi nya.

"Masuk aja Mi, pintunya ngga dikunci kok." ucap Aisya sembari merapikan jilbabnya.

"Ais, udah siap?" tanya Umi Anisa.

"Udah Umi, ini Aisya baru mau turun kebawah." ucap Aisya, sembari tersenyum kepada sang Umi.

"Yaudah, kalo gitu Umi tunggu dibawah ya, kita berangkat sekarang." Setelah mengatakan itu, Umi Anisa bergegas keluar dari kamar Aisya. Aisya langsung menyambar tas yang ada diatas meja riasnya, dan bergegas turun kebawah.

Perlu kalian ketahui, bahwa kamar Aisya itu berada di lantai dua. Sebenarnya, kamar itu adalah bekas kamar Abi Sayid dan Umi Fatimah. Tapi, karena Aisya kasihan dengan Abi dan Umi nya yang harus naik turun tangga, jadi Aisya berinisiatif untuk bertukar kamar.

"Umi, ayok berangkat." Setelah mengatakan itu Aisya dan Umi Fatimah berjalan menuju gerbang depan, mereka akan di antar oleh supir pribadi mereka.

"Oh iya Sya, Abi ngga jadi ikut. Katanya ada rapat dadakan sama pengurus pondok, katanya si mau membahas soal pembangunan asrama putri."

"Oh begitu ya Umi. Yaudah gapapa kita berdua aja ya" Umi yang mendengar itu kemudian mengangguk, dan mereka berdua langsung masuk kedalam mobil yang di kendarai oleh pak Husain atau lebih tepatnya sopir pribadi keluarga Aisya.

Kemudian, mobil yang di kendarai oleh Pak Husain melesat, meninggalkan pekarangan pondok pesantren "Al-Amin"
Perlu kalian ketahui, kalau Abi Sayid memiliki pondok yang tidak terlalu besar tapi juga tidak terlalu kecil. Tapi sampai saat ini, sudah 500 lebih santri yang mondok disana.

***

Setelah 30 menit menempuh perjalanan,dengan di antar oleh sopir. Akhirnya, mereka sampai di Masjid Al-Hidayah, dimana pengajian itu di selenggarakan.

Kemudian mereka mencari tempat duduk yang telah disediakan. Setelah itu, mereka duduk sembari mendengarkan tauziah dari "Gus Farhan". Beliau adalah anak tunggal dari pengasuk pondok pesantren "Nurul Iman"
Beliau juga sudah lumayan terkenal, karena ketampananya dan karena beliau juga seorang Gus muda yang sering mengisi tauziah di acara pengajian seperti ini.

"Udah ganteng, soleh, anak kyai lagi. Masyaallah calon mantu idaman banget ya." gumam Umi yang masih bisa di dengar oleh Aisya. Aisya yang mendengar ucapan Umi nya itu hanya bisa tersenyum.

Jauh dilubuk hati Aisya pun mengatakan hal yang sama seperti Umi. Aisya sudah sangat kagum dengan Gus Farhan. Aisya berdoa semoga dirinya bisa mendapatkan jodoh seperti Gus Farhan.

***

Setelah pengajian selesai, Aisya dan Umi nya pun segera beranjak dari tempat duduknya. Mereka berniat untuk langsung pulang.

"Fatimah"
Merasa namanya di panggil. Umi Fatimah pun menoleh kebelakang, dan mendapati seorang wanita yang sedang tersenyum ke arahnya. Lantas, Umi Fatimah dan Aisya mendekat ke arah wanita yang menggunakan gamis berwarna putih dengan jilbab yang senada. Dan mereka mengurungkan niat awalnya untuk langsung pulang ke pondok pesantren.

30 days with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang