-----
"Kau tau oppa. Kau sangat mirip dengan Oppaku."Aku menatap Wajah Taeyong Oppa yang ada disebelahku.
"Oppamu? Leo?." Ia mengangkat sebelah alis matanya.
Aku mengangguk.
"Ne. Kalian sama sama terlihat mengerikan dari luar. Tapi ternyata jika sudah mengenal kalian, aku tau jika kalian sangatlah baik." Jelasku.Ia terkekeh. "Kau ini ada ada saja Jung Chanri."
"Lihat. Bahkan sekarang kau sering tertawa." Aku tersenyum.
"Wae? Kau mulai tertarik padaku eum?." Ucapnya.
"Anniya. Kau pd sekali tuan lee."
"Memang seharusnya begitu."ucapnya lagi.
Sedang asik asik bercanda kami dikejutkan oleh Hara yang memanggilku.
"Chanri-ya!"
Aku menoleh kearahnya. "Wae Hara-ya?"
"Anni. Taeyong oppa bisakah aku meminjam Richan sebentar?" Ucapnya.
Taeyong mengangguk. Dan Harapun menarikku pergi meninggalkan Taeyong.
.
"YA. Kenapa kau memarikku Park Hara."
Iapun berhenti lalu menghadap kearahku.
"Kau sedang apa hah dengan Taeyong? Apa kau mau menduakan Ten Oppa hah?"tanyanya cepat.Heh? Apa maksudnya?
"YA. Aku tak ada hubungan apapun dengan manusia Thailand itu. Kami hanya bersahabat. Dan Taeyong, kami berteman. Kau mengerti?"jelasku.
"Aku tak mempercayaimu. Aku tau kau menyukai Ten Oppa ny. Jung." Katanya.
Kenapa dengan anak ini? Apa kepalanya habis terbentur sesuatu?
"Aku tak menyukai Ten. Kami hanya bersahabat kau tau."ucapku.
"Kata katamu dan hatimu itu berbeda Chanri-ah. Kau mengatakan kau menyukai Yuta Oppa. Tapi tergambar jelas dari raut wajahmu ketika kau bersamanya bahwa kau itu menyukai Ten Oppa bukan Yuta Oppa."
Aku terdiam.
"Kau memang menyukai Yuta. Tapi hanya sebatas mengagumi. Bukan mencintai." Ucap Hara.
"Cepat atau lambat kau akan mengetahui bahwa kau menyukai manusia dari Thailand itu. Tapi aku mengusulkan dirimu agar kau jujur padanya bahwa kau menyukainya. Cepatlah sebelum terlambat." Lanjut Hara lalu pergi meninggalkanku.
Aku masih diam ditempatku. Aku menyukai Ten? Sejak kapan? Kenapa aku harus cepat cepat jujur? Entahlah. Dipikiranku terdapat banyak pertanyaan.
------
Aku melihat Ten Oppa sedang berlatih menyanyi sendirian di ruang Vokal. Kuberanikan diriku masuk dan memanggilnya.
"Ten Oppa."
Ia menghentikan nyanyiannya dan langsung menoleh kearahku.
"Ne Chanri-ah. Wae?" Tanyanya.Aku menggeleng. "Annia. Aku hanya memanggilmu." Ucapku lalu duduk di kursi yang ada disitu.
"Ah Ya. Apa kau tau Richan-ah. Aku terpilih bermain Opera minggu depan."katanya Antusias.
"Dengan siapa?"tanyaku penasaran.
"Lee Yejin."Jawabnya senang.
"Jika kau mau melihat dialognya lihat saja." Lanjutnya lagi sambil menunjuk kertas yang ada di atas meja samping kursi ku.
Aku mengambil kertas itu lalu membacanya.
....
"Lalu Sang Pangeran Mencium Sang Putri dengan penuh perasaan selama 2 menit..."
.....