lima

9 0 0
                                    

‼️Peringatan‼️

Semua tokoh, tempat, latar, dan waktu dalam cerita ini adalah Fiksi.

💎💎💎



" kembalikan padaku"
Sahya segera menarik pergelangan tangannya, menyembunyikan dibawah meja. Dirinya sengaja menggoda gadis itu, ia sejak awal tidak berniat untuk mengembalikan nya.

" Aku yang menemukan nya setelah kau membuangnya! "
Sahya menggelengkan kepalanya pelan sembari menutup kedua matanya, berlagak menolak dengan gaya imut. Sialnya Trisha malah semakin memelototkan matanya geram kearahnya.

" Aku tidak pernah membuangnya.., Jadi kembalikan padaku sekarang!. Itu sangat penting"

" Sudah kuduga..., Jadi apakah ini gelang caouple dengan pacarmu? "
Demi apapun Trisha sangat geram sekarang, wajahnya merah padam menahan rasa kesal melihat wajah songong itu. Dalam dirinya ia mengumpulkan tekad untuk merebut gelang itu secara paksa dari Sahya. Ia tahu apa konsekuensi dari hal itu, dan baginya yang lebih penting adalah gelang pemberian Ratu kembali ke tangan nya.

Trisha berdiri tangannya bergerak cepat meraih pergelangan tangan Sahya yang sengaja di sembunyikan. Ia menarik paksa tangan Sahya yang terasa kaku karena laki-laki itu melawan. Keduanya terlibat pertengkaran ditengah Cafe dan menjadi tontonan gratis para pelanggan.

Wajah Trisha tampak menahan rasa sakit saat dirinya harus melakukan kontak fisik dengan Sahya. Namun apapun itu, ia harus mendapatkan gelang itu. Pertengkaran mereka berlangsung cukup lama, tangan gadis itu tak jarang sengaja mengacak-acak rambut Sahya.

Bruakkk!!

Keduanya kehilangan keseimbangan dan terjatuh dengan posisi memalukan. Sahya menindih tubuh mungil Trisha, membuat gadis itu memekik kesakitan karena kotak fisik mereka. Bukanya saling melempar tatapan penuh perasaan layaknya pada drama-drama roman picisan, Trisha justru mengolok-olok Sahya untuk segera enyah dari tubuhnya.

Sahya yang berkali-kali mendapatkan pukulan dari Trisha segera menyingkir dari tubuh gadis itu dengan terburu-buru. Trisha masih dalam posisinya, ia terlihat lemas dengan keringat dingin. Orang-orang yang semula asik menonton ikut panik, bahkan Sahya sampai bengong melihat reaksi Trisha.
" Hei..., Kau- "

" Jangan mendekatiku! "
Trisha segera menegur saat melihat laki-laki itu hendak menyentuhnya kembali. Sahya sendiri hanya menuruti ucapan Trisha. Ada semburat khawatir saat melihat gadis itu mencoba berdiri dengan sempoyongan.

" Aku tidak perduli kau mau memberiku kejutan apalagi besok. Aku pergi "
Trisha berucap sembari menunjuk semua paper bag belanja Sahya. Setelah nya ia pergi meninggalkan Cafe, membuat Sahya berdiri mematung menatap punggung nya yang mulai menghilang.

.....

Setelah jalan cukup jauh, Trisha memutuskan untuk duduk di halte bus. Tubuh nya terasa lemas tidak berenergi. Ia membiarkan kepalanya bersandar pada kepala bangku, dan sedikit menutup matanya.

Dirinya ingat jika kejadian tadi benar-benar membuatnya terkejut. Terlebih saat sebuah bayangan seorang Vampir yang tewas di bunuh melintas di pikiran nya. Sesuatu yang seakan menyeretnya ke masa lalu.

" Sudah kubilang untuk tidak mendekati ku! "
Trisha menegur, ia tahu sejak beberapa menit lalu. Lebih tepatnya saat aroma darah Sahya yang khas memasuki indra penciuman nya. Trisha segera membuka matanya, dan menemukan Sahya yang berdiri tepat di depan nya.

" Jangan berfikir yang macam-macam khemm..., Aku hanya bersikap gentleman dengan tidak membiarkan seorang wanita yang sedang sakit pulang sendirian "
Sahya membela diri nya. Ia bahkan mengalihkan pandangannya kearah lain, tidak mau menatap kearah mata Trisha. Gadis itu sendiri hanya berdecih pelan dan memutar bola mata malas.

SAPPHIRE (Book 1) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang